×××
×××
Ting nung
Ting nung
Ting nung
Hanggini memejamkan matanya lalu memandang (Namakamu) sinis. "Gue lagi makan, tolong."
"Gue juga lagi makan Je." Balas (Namakamu) santai sembari memutar bola matanya malas.
"Siapa sih? Ganggu amat!"
"Gue nggak pernah minjem duit sama rentenir kok Je, tenang." celetuk (Namakamu).
Ting nung
Ting nung
Hanggini berdecak kesal ketika terus mendengar bel yang berbunyi, "iya-iya bentar!" Teriaknya dan membuka pintu.
Hanggini tersenyum canggung, "eh, idola."
Yaps, yang berdiri dihadapannya adalah Iqbaal, seorang laki-laki yang selalu diidolakan olehnya.
"Gue boleh masuk?" Tanya Iqbaal.
"Oh, eh boleh-boleh, silakan." Hanggini membuka lebar pintu dan melihat Iqbaal yang melangkah masuk.
Iqbaal tersenyum dan meletakkan paperbag yang dibawanya.
"Calon istri saya lagi makan apa?" Ucap Iqbaal memperhatikan (Namakamu) yang sedang menyantap makanan.
Hanggini memutar bola matanya, kesal. Bisa-bisanya Iqbaal bilang lo-gue padanya, sedangkan pada sahabatnya saya-kamu. Hft, dasar!
Sesekali (Namakamu) menyuapi Lucca yang duduk di booster seat yang tepat berada di sebelahnya.
"Mamamama.." gumam Lucca, dengan telaten (Namakamu) membantu membersihkan remah-remah di sekitar mulutnya.
Tubuh Iqbaal menegang ketika mendengar apa yang diucapkan oleh anak laki-laki itu pada (Namakamu).
Iqbaal menghilangkan pikiran yang tidak-tidak lalu mensejajarkan tubuhnya dengan anak laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice
ChickLit"Bunda." Panggil Iqbaal pada seorang perempuan di depannya. Rike. "Kenapa Le?" "Bund, aku selama ini disuruh nikah kan sama bunda. Sekarang aku udah bawa calonnya bunda." Rike tersenyum, saat mendengar penuturan anak laki-lakinya. "Sama shasa kan na...