5 ⏹ Pertemuan Tak Disengaja

2.2K 351 39
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

>>><<<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>>><<<

(Namakamu) menguap berkali-kali demi menemani Lucca bermain papan puzzle. Dirinya baru pulang pukul 4 pagi.

"Mama.."

"Iya sayang"

(Namakamu) tersenyum dengan mata yang memerah karena ngantuk. Hanggini yang sudah harus pergi kerja sebelum jam 7 pagi, mau tak mau dirinya harus bangun demi menemani anaknya yang memang terbiasa bangun pagi.

Lucca menunjuk-nunjuk salah satu bagian dari puzzle yang belum terisi.

"Ma.."

(Namakamu) mengerjap-ngerjap matanya, "kenapa sayang?" Lucca menatap (Namakamu) dengan jari yang tetap menunjuk-nunjuk ke bagian yang kosong.

"Loh? Hilang satu ya nak?" Lucca mengangguk, "mama cari ya nak?" Lucca tersenyum, pandangan (Namakamu) mengedar, mencari bagian puzzle yang hilang.

Namun entah mengapa pikirannya tiba-tiba melayang.

"Mi! Liat! (Namakamu) masa ngilangin puzzlenya aku sih mi!" Adu perempuan berusia 6 tahun pada ibunya ketika melihat (Namakamu) menghilangkan salah satu bagian dari puzzle miliknya.

"Kenapa kak? Nanti kita beli lagi ya sayang? Kasian adekmu tuh." Bujuknya ketika melihat (Namakamu) yang menangis karena dimarahi oleh sang kakak.

"Mami! Aku engga mau! Huh! Daddy kan beliin itu buat aku! Dia juga kan udah punya sendiri! Ko masih mainin punya aku sih mi!" Ia berkacak pinggang menatap sang ibu.

Tari tersenyum, ia mengusap rambut panjang anak pertamanya, "sayang, sama adikmu nggak boleh gitu. Dia suka sama puzzle punya kamu sayang."

"Ish mami! Belain terus aja dia!"

Tari tergelak, ia memeluk anak sulungnya, "mami.." panggil (Namakamu).

"Sini sayang sama mami." Panggilnya, (Namakamu) meletakkan puzzlenya dan berlari ke arah Tari, lalu memeluknya.

ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang