-06-

3.8K 399 7
                                    

BRAK!

Jennie menutup pintu kamarnya dengan bantingan kuat dan mengunci pintu itu. Dia mencurahkan tangisnya disana. Rasa sakit saat melihat orang yang dicintai sedang makan berdua dengan wanita lain itu semakin terasa. Jennie meremas kuat baju di bagian dadanya. Tak mampu dia menahan segala rasa sakit yang semakin terasa itu.

"Eonnie, buka pintunya." Terdengar seruan dari balik pintu kamar Jennie.

Jennie tahu itu Lisa. Tapi, dia benar-benar sedang membutuhkan waktu sendiri. Dia tidak mau jika nanti Lisa yang harus kena imbas kemarahannya.

"Eonnie, buka pintunya!" Lagi, Lisa berusaha membujuk Jennie untuk membuka pintu kamarnya.

Dia tahu kakaknya itu sedang kacau. Dan dia ingin mendengar segala curhatan kakaknya. Selama ini, Lisa selalu menjadi tempat curhat dari kakaknya baik itu senang maupun sedih.

Lisa menghela nafasnya ketika sang kakak lagi-lagi tidak menghiraukannya. Lisa melangkah perlahan menjauhi kamar kakaknya. Tapi, belum saja langkahnya menjauh, Lisa mendengar pintu kamar Jennie dibuka dan dia juga merasakan pelukan Jennie di perutnya.

Lisa tersenyum simpul, dan berbalik membalas pelukan Jennie untuk menenangkan kakaknya. Dia paling tidak suka melihat orang yang paling disayanginya menangis karena sedih. Dia ingin kakaknya menangis saat dia merasa bahagia. Lisa memang lebih kecil dari Jennie, tapi dia mempunyai pemikiran lebih dari orang dewasa.

"Tenanglah, eonnie." Lisa mengusap punggung Jennie yang masih terisak begitu hebatnya.

Jennie mengeratkan pelukannya pada Lisa. Saat ini, hanya Lisalah yang bisa mendengarkan segala keluh kesahnya. Karena biasanya juga Lisa yang selalu mendengar segala keluhan kakaknya.

Jennie melepaskan pelukannya pada Lisa setelah merasa sedikit tenang. Dia mengusap air mata yang masih terjatuh membasahi pipinya. Sesaat kemudian, dia menunjukkan kembali gummy smile miliknya pada Lisa.

"Sudah merasa baikan?" Jennie mengangguk menjawab pertanyaan Lisa.

"Mianhae, Lisa. Kita belum makan malam."

Lisa menggeleng, "Gwenchana, eonnie. Kau hanya lagi dalam keadaan kacau."

Jennie mengangguk lemah. Setelah itu, dia berjalan kembali ke dalam kamarnya. Lisa mendesah pelan dan membiarkan kakaknya kembali menenangkan dirinya. Lisa membuka langkahnya ke bawah setelah Jennie menutup pintu kamarnya. Dia tersenyum tipis pada orang yang mengantarnya pulang tadi.

"Mianhae, Chaeyoung-ah. Aku sudah merepotkan kau." Ucap Lisa setelah menjatuhkan duduknya di samping gadis tersebut.

Rosé menggeleng seraya tersenyum, "Aku mengerti keadaanmu. Semoga nona Jennie bisa cepat ceria kembali ya."

"Ne, gomawo-yo Chaeyoung." Balas Lisa dengan nada lesuh.

"Ya sudah, aku pulang dulu ya. Kamu jangan lupa makan malam." Ucap Rosé seraya berdiri dari sofa.

Lisa hanya mengangguk tanpa melihat wajah Rosé. Pikirannya sekarang hanya tertuju pada kakaknya dan juga--perutnya.

***

Jisoo dan Wendy baru saja menyelesaikan makan malam mereka. Dan sekarang, mereka sedang menuju perjalanan mereka pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan pulang, Wendy dan Jisoo mengobrol apa saja yang menurut mereka pantas untuk diobrolkan. Namun ada kalanya Jisoo diam saat pikirannya tertuju pada Jennie. Jujur, dia bingung dengan Jennie yang menangis hebat tadi. Ingin bertanya, tapi dia hanyalah rekan bisnis. Dan lagi, urusan Jennie bukanlah urusannya.

Fallen into You(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang