-04-

4.3K 456 17
                                    

Jisoo keluar dari gedung kantor Jennie dengan perasaan kacau. Entah apa yang dikatakan Jennie pada Jisoo yang membuatnya bisa sekacau ini. Wendy sendiri juga sampai terkejut ketika Jisoo membanting keras pintu mobilnya. Mulutnya tercekat dan tidak berani bertanya saat melihat wajah Jisoo yang begitu merah menahan amarah.

"Kembali ke kantor, segera!" Perintah Jisoo tegas.

Wendy mengangguk dan langsung melajukan mobil Jisoo meninggalkan area parkir dari gedung kantor Jennie.

Sepanjang perjalanan menuju kantor, Wendy selalu mencuri pandang ke arah Jisoo. Sulit bagi Wendy untuk membaca air muka dari Jisoo. Wendy juga bingung harus berbicara apa kepada Jisoo. Alhasil, keheningan meliputi mobil Jisoo. Baik Wendy dan Jisoo sama-sama tidak berbicara satu sama lain.

Tak lama kemudian, mobil Jisoo telah sampai di tempat parkir dari gedung kantor Jisoo. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Wendy, Jisoo langsung berjalan keluar dari mobilnya, meninggalkan Wendy dengan sejuta pertanyaan di kepalanya. Wendy sungguh sangat kebingungan dengan perubahan sikap Jisoo hari ini. Tak biasanya Jisoo ngambek seperti ini. Wendy mendesah pelan, kemudian memutuskan untuk keluar dari mobil Jisoo.

***

Jennie menghela nafasnya seraya duduk di kursinya. Senyum tipis ditunjukkan olehnya saat melihat wajah kemarahan dari Jisoo tadi. Beruntung, Jisoo tidak membatalkan kerja samanya. Entah apa yang merasuki diri Jennie sehingga dia berani mengatakan hal memalukan tersebut. Hal yang bahkan dia sendiri menyesalinya.

Jennie mencintai Jisoo sejak SMA. Dan perasaan itu hilang saat dia mengenal Kai dan berparannya dengannya. Tapi kini, rasa cinta tersebut kembali muncul saat dia melihat Jisoo kembali di pertemuan mereka yang tidak disengaja itu. Jennie menatap pada cincin yang melingkar di jari manisnya. Air matanya tumpah saat dia menyadari bahwa dia juga mengkhianati Kai dalam waktu yang bersamaan.

"Perasaan itu--masih ada Kim Jisoo."

Isakan Jennie semakin menjadi kala ucapannya tersebut kembali terngiang di telinganya. Tapi, yang lebih menyakitkan adalah tatapan marah dari seorang Jisoo dan bagaimana Jisoo langsung melangkah keluar ruangan meeting tanpa berkata apapun padanya. Jennie mengusap air matanya dan meraih ponselnya di meja, kemudian menekan nomor seseorang.

'Yeoboseyo?' Ucap suara dari seberang telpon.

"Oppa, bisa kita bertemu? Ada sesuatu yang mau aku bicarakan sama kamu."

'Kau baik-baik saja, Jennie?'

"Gwenchana. Aku hanya kangen dan ingin bertemu dengan kamu."

'Baiklah. Tunggulah, biar aku jemput.'

Tanpa membalas ucapan Kai, Jennie menutup pembicaraan via telpon tersebut. Setelah itu, dia bersiap untuk menunggu Kai yang akan menjemputnya dari kantor.

***

Jisoo menghempaskan tubuhnya ke sofa ruangannya. Kepalanya tiba-tiba berdenyut. Dia memijat sebentar kepalanya seraya memejamkan matanya. Ucapan Jennie tadi sungguh sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin Jennie yang seorang cewek bisa suka dengan dirinya yang juga seorang cewek?

"Gwenchana-yo, Jisoo-ya?" Jisoo membuka matanya dan menatap pada Wendy yang entah sejak kapan telah berdiri di depannya.

Jisoo menggeleng pelan. Baginya ini adalah masalah pribadi yang rumit dan tidak bisa diceritakan pada siapapun. Ingatannya mendadak berputar pada kenangan masa SMAnya dulu.

***

Jisoo flashback...

"Tzuyu," Jisoo menghampiri salah seorang temannya yang sedang bersenandung tidak jelas.

Fallen into You(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang