Chapter 4: Arthachandra

13 3 0
                                    


15 menit telah berlalu. Seperti perkiraanku, kita sudah sampai disekolah tepat pada pukul 6:40. Cuaca masih hujan deras disini. Dan sepertinya sudah terdengar gemuruh petir disana dan disini. Tanpa basa basi, kami langsung turun dan berterima kasih kepada bus antar jemput ini.

Setelah turun, ternyata Chloe sudah bersiap-siap dan mengembangkan payungnya duluan. Dia memang sangat sigap, berbeda denganku. Aku juga tentunya langsung mengembangkan payungku sesaat setelah menginjak tanah. Aku tak peduli jika agak telat. Lagipula, almameterku juga sudah aku lipat dan aku taruh didalam tasku supaya tak kebasahan.

Suasana disekolah sepi, seperti yang sudah diduga. Tapi ini bukan berarti tak ada orang sama sekali. Kami melangkah maju, memasuki gerbang sekolah. Suara sayup-sayup merdu sudah dapat terdengar ketika kami sudah mendekati pintu masuk kedalam gedung. Sepertinya ekskul paduan suara sekolahku sudah berlatih sejak jam setengah tujuh yang lalu. Mereka benar-benar strict ya... tapi aku dengar dari rumor tetaplah Paskibra ekskul yang paling ganas disekolahan.

Aku masih beruntung memasuki ekskul sastra yang merupakan salah satu dari tiga ekskul santai sekolahan. Daftar ekskul paling santai disekolah kami diranking dari yang tersantai adalah Klub debat, yang berkontradiksi dari namanya sebenarnya adalah ekskul yang tak ada kerjaan. Kemudian ada ekskul TIK, yang 75% mereka lakukan hanyalah bermain game. Karena E-sport termasuk teknologi, bukan? Yang terakhir adalah Ekskul Sastra dan budaya. Ada 4 jenis ekskul sastra di sekolahan kami. Sastra Indonesia, Inggris, Jepang, dan Prancis.

Jika kedua ekskul paling santai tadi sebenarnya memang murni tak ada niat, ekskul sastra masih memiliki keseriusan tetapi dibawa santai saja. Aku bersyukur memasuki ekskul sastra jepang ini. Karena mereka juga sekumpulan orang-orang yang memiliki hobi sama sepertiku. Ya, meskipun ada 3 atau 4 orang yang maniak sih.

Aku sudah masuk, tetapi aku tak tahu apakah mereka sebenarnya sudah berkumpul atau belum. Daripada menunggu lama, lebih baik aku menyuruh Chloe untuk mencoba chat di grup untuk mengkonfirmasi anggota lainnya.

...

Chloe?

...

Oh, dia ternyata sudah menelpon teman-temanku. Sasuga¸Chloe Demitri! Aku tahu bahwa aku tak perlu menyuruhmu karena kau juga punya kesadaran yang tinggi. Tapi, jika dipikir lagi... bukannya aku tadi hanya ingin memanfaatkan Chloe? Untung saja aku tak jadi menyuruhnya.

Aku mencari tempat duduk terdekat, dan menyuruh Chloe duduk. Sepertinya ada bangku kosong di bagian front office nih. Aku masih capek ini. Sejujurnya semalem aku hanya bergadang karena ingin marathon Anime yang sudah aku download selagi aku disekolahan. Dan aku hanya dapat waktu tidur selama 20 menit, sebelum Chloe akhirnya membangunkanku (dengan paksa) didepan rumah.

Sepuluh menit telah berlalu. Tampaknya hujan deras ini bisa membuat semangat hidup orang-orang berkurang drastis. Aku ingin memejamkan mataku... tetapi aku melihat seorang pria tiba-tiba melambaikan tangannya kepadaku.

Hm? Oh, kalau tidak salah dia kan Gino. Salah satu anggota klub Sastra Jepang kami. Tampaknya dia sudah sampai ya kesekolah. Dengan jelas aku bisa melihat rambutnya yang tersisir kebelakang, dan juga giginya yang bertaring. Wajahnya terlihat jelas dari sini. Wajah khas Protomelayunya ini sangat mudah dikenali karena orang-orang batak memanglah unik dalam tingkah laku, logat, dan juga wajahnya.

"Oi! Hikki! Dimana yang lain? Udah pada sampe belom? Aing baru ketemu lu doang. Dimana sih yang lainnya? Katanya jam tujuh pas udah pada ngumpul. Aku udah dateng pagi-pagi ini tapi cuman lu doang yang keliatan.

Emang sekarang sudah jam 7 pas? Perasaan sekarang masih 6:50 deh. Ku mencoba cek kembali jam dihandphoneku, memang benar sekarang jam 6:50. Sepertinya jam dia doang yang kecepatan.

"Mana ada, tunggu 10 menit lagi pasti pada dateng. Lagian pasti mereka ngaret semua juga. Hari ujan deras gini mana niat mereka. Ketua aja entah gimana sekarang. Oiya, plis stop panggil Hikki kek... daripada gw bilang lu wibu, gimana?"

"Eits, kan pas banget sama lu Hik, jadi enak aja aing manggilnya. Kalo lu mau manggil wibu, panggil aja si Renat yang wibu. Kan dia yang paling freak diantara kita.

Hah, kalian berdua sama aja. Yang satu pinter banget ngomong, trus yang satu lagi bener2 pengen keliatan jejepangan banget. Dua diantara empat orang yang maniak sudah disebutkan oleh Gino juga. Reynard orang yang paling wibu yang pernah ku liat, sementara Gino adalah orang yang paling pinter bercanda di ekskul ini.

"Betewe, Hik. Gimana ketua? Katanya dia sama Bella udah berangkat duluan ke UInya. Jadi kita disini cuman buat nunggu Renat sama kak Ghaza doang. Kalo kak Ghaza katanya dikit lagi nyampe, sementara Renat juga lagi ada di persimpangan ke sekolahan ini."

Apa?? Ketua udah jalan aja ke UI? Sialan, ketua! Kalo aku ketemu dia, bakalan aku tampol langsung. Bodo amat kalo dia kakak kelas atau bukan. Lagian juga aku sama ketua juga deket kok. Dia gak bakalan ngamuk juga. Kalau kak Ghaza, dia ngikut kita juga?

Tunggu, Bella juga? Ah sial, kayaknya cuman aku doang deh yang dijebak disuruh kesekolahan dulu.

"Eeh, kak Ghaza ngikutan? Beneran Gin? Yeey, aku bisa main lagi sama dia!"

Chloe seneng sama kak Ghaza? Padahal aku liat-liat dia orangnya creepy banget. Masa dia suka sama adik aku yang umurnya masih 12 tahun? Begini nih kalau lolicon dibebaskan ke dunia nyata. Meskipun aku juga sering banget nuker koleksi ama kak Ghaza juga sih, hehe.

"Iya Klo, dia kan nanti ikutan lomba desain. Mayan bagus juga lho gambarannya kak Ghaza. Moe-moe semua lagi." Gino mengatakannya dengan logat batak dia yang kental.

"Heh, moe. Ternyata tastenya kak Ghaza rendahan ya."

Oho, moe hanyalah untuk orang lemah. Meskipun aku juga suka yang imut, tetapi sesuatu yang dipaksakan imutnya sama dengan sampah.

"Halah, mau foto apapun itu, kalo bagus juga bakalan elu save hik."

Kami tertawa terbahak-bahak. Semua anggota klub ini memang sudah kenal betul sifat-sifat semua anggotanya.

Kami bertiga hanyalah bercanda sampai dua orang lainnya datang dua puluh lima menit kemudian. Sudah kuduga pasti bakalan ngaret kayak gini. Karena hujannya udah kayak gini, sih.

[Phenomenon: Rain - Heavy Rain - Storm]

Aktif: menurunkan butiran air hasil evaporasi yang berada dalam intensitas tinggi, tergantung pada levelnya.

Pasif: Merubah stats manusia yang terkena dampaknya sebagai berikut:

Morale: -20

Spirit: -10

Stamina: -40

Intellect: +30


Animus no AnimaWhere stories live. Discover now