Tubuhku terasa ringan. Aku sudah merasa jika tubuhku tidak terbeban lagi oleh berat, gaya gravitasi, atau juga gesekan angin. Segera, aku membuka mataku dan melihat Kuroe yang masih berada didepanku. Wujudnya sudah muncul. Jika sebelumnya aku hanya bisa melihat dia dalam bentuk bayangan hitam pekat, kali ini aku bisa melihat dia dalam bentuk manusia.
Tubuhnya sama seperti yang aku deskripsikan. Tetapi, aku tak tahan melihat kondisi tubuhnya saat ini. Aku langsung memalingkan pandanganku kesamping kiriku, sehingga aku tak menatap langsung ke Kureo atau Chloe.
Dia tampak seperti anak 12 tahun, dengan tinggi sekitar 13 tahun. Fitur tubuhnya sama seperti anak yang baru memasuki masa pubertas. Dan parahnya lagi, dia sepertinya tak berbusana dalam bentuk astralnya. Aku senang melihatnya, tetapi tetap saja tak etis jika aku melihat anak kecil tak berbusana tepat didepan mataku!
A-apa ini! Aku tidaklah seperti kak Ghaza! Aku masih mempunyai harga diri!
"H-hey! Kau melihat kemana?"
Dia berhenti menggunakan telepatinya dan langsung berbicara dengan ku. Aku berusaha keras untuk hanya tetap melihat matanya tanpa melihat kebagian bawah. Aku bisa mendengar dengan jelas suara cekikikan dari bagian kananku. Sepertinya Chloe sudah sadar dan telah menggunakan Astral Projection juga. Kapan dia melakukannya? Apakah dia melakukannya setelah dia sadar aku telah melaksanakan Astral Projection?
"Eeeh, Hikaru! Kamu jangan ngeliatin dia kayak gitu. Kamu mau dicap peleceh anak kecil?"
Chloe malah ketawa kegirangan ketika dia mendengar percakapan kecil antara aku dan Kureo. Sial, perempuan ini malah bikin situasi makin susah aja. Aku jadi menyesal bersimpati dengannya tadi ketika dia tampak sangat ketakutan karena terkena sleep paralyse barusan.
"Hush, Chloe. Aku baru aja mau mengobrol serius dengan Kureo. Jangan ganggu plis. Aku penasaran sama apa maksudnya 'makhluk dari garis waktu lain' ini. Tapi kalau diliat-liat lagi, dia mirip sama kamu Chloe."
Sejujurnya, dia memang terlihat mirip dengan Chloe. Bahkan, namanya saja hampir sama. Jika dipikir lagi, nama Kureo berasal dari aksen jepang. Kureo bias menjadi Cleo dalam latin. Kalau begitu, maka nama Chloe sendiri bisa menjadi Kuroe jika di jepangnisasi.
"Hm, kau sadar juga ternyata. Ya, aku bisa dibilang dengan semacam doppelgangernya Chloe. Tetapi, aku lebih superior dari dia, dalam bidang supernatural pastinya."
"Superior dalam bidang supernatural? Apa maksudnya? Apakah supernatural memang benar-benar ada di muka bumi ini? Aku pikir sesuatu yang supernatural itu hanyalah khayalan dari seseorang yang suka berdelusi."
"Ya, tetapi dalam garis waktu lain, tentunya. Karena jika ada peristiwa supernatural di garis waktu ini, yang ada malah penyimpangan waktu."
"Tunggu, tunggu. Aku tak mengerti apa yang kau maksud. Garis waktu lain? Jadi kau pikir ada hal seperti time travel? Ini bukanlah sebuah novel sci-fi! Ini adalah dunia asli!"
"Ya, aku adalah penjelajah waktu. Tetapi penjelajah waktu disini bukan dalam maksud time travel, melainkan time divergence. Aku bergerak dalam penyimpangan waktu, dan memperbaikinya."
Oi oi oi, aku sudah tak mengerti lagi apa maksudnya. Bahkan Chloe kembali lagi ke wajah terkejutnya. Chloe saja juga tak bisa mencernanya. Apalagi aku! Dia tampak sangat kebingungan disini. Matanya tertutup lemas dan mulutnya masih menganga.
Dan mengapa juga dia tiba-tiba saja datang ke garis waktu ini? Kalau dia memang bertujuan untuk mencoba mengganti gari waktu, bukannya dia memang sudah mengacaukannya sejak awal dia datang kesini?
"Langsung ke poin saja, apa tujuanmu."
"Apakah kau yakin ingin langsung ke poinnya saja?"
Aku mengangguk, mengiyakan perkataannya.

YOU ARE READING
Animus no Anima
Misterio / SuspensoAnimus dan Anima, dua jiwa yang sama tetapi tak satu. Kisah tentang dua anak Indigo yang merupakan lawan jenis, tetapi saling melengkapi. Thriller psikologikal yang diantarkan oleh seorang laki-laki, Hikaru Clement dan juga seorang perempuan, Chloe...