Lalak-Budi Spesial Lebaran

144K 9.9K 552
                                    

Bukan update pasangan Gemay (Gemi-Ayas) tapi kali ini cerita singkat Lalak sama Budi.

Selamat menunaikan ibadah puasaa ❤

*

Wajah gadis itu memerah, terlihat ia sedang berusaha keras menahan amarah. Pasalnya disaat hari H-1 lebaran ia harus menabrak sebuah sepeda motor yang dikendarai ibu-ibu. Bukannya meminta maaf, ibu-ibu tersebut justru memaki-maki gadis itu.

Keyla Arundaya, atau yang sering dipanggil Lalak, menggenggam tali tasnya dengan erat. Sangking eratnya buku-buku jemarinya berubah warna menjadi putih.

"Mbaknya ganti rugi atau kita selesaikan ini di meja hijau."

"Meja hijau matamu," dengkus Lalak sembari mengangkat kembali motornya yang terjatuh.

Ia sangat membenci hari ini. Jalanan Jakarta memang sepi tapi bukannya menikmati jalanan yang sepi tersebut dengan berkendara santai tapi makhluk semacam ibu-ibu gembrot itu menggunakan jalan raya yang lengang ini untuk track balapan liar.

Sialnya bagi Lalak yang terkecoh dengan sein motor ibu-ibu yang ke kiri tapi beloknya ke kanan. Alhasil tabrakan tak terhindarkan.

Lalak kembali menjalankan motornya tapi ibu-ibu tersebut segera berdiri dan merentangkan tangannya di depan motor. Meskipun masih pukul satu siang tapi jalanan sangatlah sepi sehingga tidak ada yang melerai keduanya. Dengan sengaja ia mengegas membuat ibu tersebut terkejut dan loncat meminggir.

"Minggir," ujar Lalak dengan mata tajam dan nada yang dingin membuat ibu tersebut merinding.

Ketika tersadar gadis yang menabraknya melarikan diri segera ibu-ibu tersebut berteriak.

"Woi ganti rugi woi!!!!"

Lalak tak memperdulikannya dan tetap menjalankan motornya dengan acuh. Ia tak sadar jika beberapa kilometer di depan cobaan lain di bulan puasa sedang menunggu.

Dengan santainya gadis itu berhenti ketika para polisi melakukan operasi ketertiban (operasi ketupat) yang dilakukan setiap menjelang lebaran. Ia memakirkan motornya dan membuka tas untuk mengambil dompet.

Jantungnya mulai terpacu ketika ia mendapati tasnya tak tertutup rapat dan sama sekali tak merasakan keberadaan dompet di dalam tasnya.

"SIM dan STNKnya?"

"Sebentar."

Ia kembali meraba tapi nihil. Lalak kembali mencoba mengingat lagi dimana dompetnya berada. Ia sangat yakin bahwa dompetnya pasti berada di dalam tas tapi mengapa tiba-tiba hilang? Apakah jatuh ketika ia menabrak ibu-ibu tadi?

Ia menoleh ke belakang dengan wajah sejuta amarahnya.

"SIM dan STNKnya?"

"Sebentar dulu kek pak. Ini saya lagi nyari dompet saya."

"Kalo nggak ada tinggal bilang aja nggak ada."

"Bentar ih."

Pak polisi tersebut hanya mendengkus dan berkacak pinggang.

"Nggak ada," Jawabnya dengan ketus.

"Bilang kek dari tadi. Yasudah mbaknya saya tilang."

"Kan SIM dan STNK apanya yang bakal ditahan?"

"Ya motornya lah."

"Nggak! Nggak bisa! Saya harus jemput Eyang saya. Sudah ditunggu."

Ketika Lalak kembali memutar kunci untuk menyalakan mesin, Pak Polisi dengan gesit merampas kunci motor milik Lalak.

Bagaimana, Pak? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang