CHAPTER 8

3.1K 66 9
                                    


Saat ingin melangkahkan kaki , tiba-tiba ada seorang yang menempati tempat duduk yang sejak sedari tadi kosong.

•••••••••••••••••••••••

DANIEL POV

Aku telah kembali ke rumah setelah beberapa hari pergi ke New York untuk urusan bisnis . Setelah beberapa menit memarkirkan mobilku ke masuk ke dalam garasi , aku melihat seorang perempuan yang tak lain ialah teman Afa , 'Tamy ya seingatku namannya Tamy. Kulihat dia sedang duduk di bangku panjang tepat dibawah pohon. Aku melihatnya dari kejauhan , tampaknya ia sedang bersedih terlihat dari sini air matanya yang terus mengalir.

Entah kenapa rasanya aku ikut bersedih melihatnya seperti itu , aku pun tersenyum simpul . Entahlah rasanya aku sangat bahagia melihatnya. 'Tapi kenapa ia terus-menerus menangis apakah dia sedang ada masalah' batinku.

Entahlah mendapat keberanian dari mana aku berani melangkahkan kakiku kesana, aku duduk tepat disampingnya. Sepertinya ia sedikit kaget melihatku yang secara tiba-tiba datang.Saat ingin melangkahkan kaki , tiba-tiba ada seorang yang menempati tempat duduk yang sejak sedari tadi kosong.

************

"Ka..kamu !",ucap Tamy terbata-bata karena ia sedikit kaget dan ia segera menghapus air matanya.

Daniel kemudian menatap kepadanya, " kenapa !",ucap Daniel dingin.

"Jadi ternyata tuan ini kakak Afa", Tamy sedikit gugup ia takut salah bicara kepada nya.

"Tuan ?",tanya Daniel tak percaya
Tamy hanya mengangguk-anggukan kepalanya polos seperti anak kecil.

"Jangan pernah panggil saya dengan kata Tuan lagi, kamu cukup panggil saya Daniel", ia kemudian mengulurkan tangannya.

"Tamy, ma..maaf ya kak Daniel ", Tamy berkata sangat pelan, namun Daniel tetap bisa mendengarnya. Tanpa Tamy sadari , ternyata dari tadi Daniel tersenyum kepadannya yang hampir tidak terlihat .

"Kenapa kamu menangis?" , Pertanyaan Daniel lolos begitu saja.

"Ti..ti...dak saya tidak menangis",Tamy segera mengelap pipinya yang masih nampak dari mata nya pun yang masih  sembab , mungkin karena terlalu lama menangis .

"Kamu manis ", gumam Daniel pelan, ia refleks langsung menutup mulutnya ia pun tak sadar kata-kata itu bisa lolos begitu saja dari bibirnya.
'kuharap dia tidak mendengarnya' , batin Daniel.
Namun dugaanya ternyata salah , ketika melihat Tamy yang menunduk malu dan agak salah tingkah.

Tamy yang mendengar itu terlihat malu dan kini pipinya telah merah merona bagaikan kepiting rebus. Daniel yang melihat hal itu kemudian terkekeh geli dan hampir saja tertawa , ia sampai-sampai menahan tawanya agar tidak pecah.

Entah kenapa ada perasaan aneh yang terasa di hati Tamy saat ini , ketika melihat Daniel tertawa ya... Walaupun tidak bisa dibilang tertawa,  sangat berbeda dengan waktu ia bertemu pertama kali.

"Kamu tahu Tamy ,dulu saat aku pernah merasa sedih dan ingin menyendiri aku juga pergi ke sini dan duduk di bawah pohon ini juga.".

Tanpa sadar Daniel menceritakan masa lalunya ,Tamy pun hanya memperhatikan Daniel , sambil tersenyum yang terkesan dipaksakan.

"Dulu saat ibuku pergi , aku sangat sedih dan tidak tahu harus bagaimana ?,aku merasa ini semua tidak adil. Kenapa harus ibuku yang pergi, pergi untuk selamanya",ucap Daniel lirih, kepalannya menunduk kebawah ,  terlihat Air mata di pipinya yang sedikit menetes.

Tamy pun tidak habis pikir bagaimana bisa seseorang yang tampak dingin dan tidak tersentuh itu bisa menangis di hadapannya, bahkan mereka pun baru berkenalan. Tamy yang melihat itu pun merasa iba .

"Ma..maaf seharusnya aku tidak menceritakan ini di hadapanmu !", Ucap Daniel dingin. 'entahlah apa yang aku pikirkan bahkan kami baru berkenalan , tapi kenapa berada di dekatnya membuatku merasa nyaman',batin Daniel.

"Tidak apa-apa jika kau ingin bercerita aku akan menjadi pendengar yang baik ". Tamy pun tersenyum , kali ini benar-benar senyum yang tulus yang ia tunjukkan.

Daniel merasakan hatinya menghangat melihat senyum itu , dan seolah darahnya saat ini berdesir hebat dan dia menyukai perasaan seperti ini.

Daniel pun m enatap mata itu , begitu dalam dan menusuk seperti mengisyaratkan bahwa betapa senang hatinnya saat ini , dan ingin menyalurkan rasa itu kepada perempuan di depannya ini pula.

Tamy yang merasa diperhatikan seperti itu tentu saja menjadi salah tingkah lagi dan pipinya terasa hangat saat ini , ohh... tentu saja saat ini pipinya sedang merona karena diperlakukan seperti itu.

Daniel hanya tersenyum melihat Tamy yang menjadi salah tingkah seperti itu , 'jujur saja berada didekatnya membuat jantungku berdetak lebih Cepat dan sepertinya ini tidak baik untuk kesehatan ku ' , batin Daniel.

**************

Tak jauh dari taman tempat Tamy dan Daniel sekarang berada tepatnya di belakang pohon besar, tampak seorang wanita dengan pakaian yang ketat atau  kurang bahan sedang mengamati mereka berdua. Dia adalah Febrina, karena mendengar kabar bahwa Daniel telah pulang dari New York akhirnya ia putuskan ke rumah Daniel secepat mungkin.

Raut wajahnya menunjukkan raut kebencian , ia pun sampai berdecak kesal. Tatapannya ia terus tunjukkan kepada Tamy.

"Siapa wanita itu',batinnya dalam hati.
'dia sepertinya belum tahu akan berhadapan dengan siapa',sambil menatap sinis kepada perempuan yang berada di sebelah Daniel. Ia terus saja mengumpat saat melihat Tamy. Ia pun tertawa menyeringai. Kemudian ia pergi Menaiki mobil miliknya.

Belum sampai ia ke mobilnya tiba-tiba saja Afa datang mengagetkan Febrina.

"Wow sepertinya ada yang lagi curi-curi pandang nih ", ujar Afa sambil kedua tangannya disilangkan di depan dada.

"Eh ,Af... Afa !", Febrina pun terperanjat kaget.

"Ngapain loe kesini , mau cari perhatian kak Daniel lagi , iya ??" , Afa tampak sangat kesal dan beberapa kali ia telah mengumpat di dalam hatinnya.

"Heh inget ya !!! , loe itu harus jauhin kak Daniel mulai sekarang karena asal loe tahu  dia itu benar-benar sudah muak ngelihat muka loe , dasar cewek  bermuka dua ", Afa tampak tersenyum telah mengatakan kata-kata itu , setelah ia melihat raut wajah marah dari Febrina.

Febrina yang mendengar itu hanya bisa berdecak kesal , karena jika ia melawan maka habislah image-nya di depan Daniel, batinnya.

Mau bagaimanapun Afa i ini adiknya Daniel jadi ia harus bisa menjaga amarahnya walaupun didalam hatinya ia ingin sekali menarik rambut panjang Afa dan menyeretnya ke laut.

"Kok kamu ngomong nya gitu sih Fa, saya kesini hanya ingin bertemu dengan Daniel , itu aja kok nggak lebih.",ujar Febrina yang suarannya dibuat sendu.

"Aduh sudah deh jangan banyak ngomong loe , dasar DRAMA QUEEN ", ucap Afa ketus ia membalikkan badannya dan memutar bola matanya jengah.

END

________________________________________
Vote - nya tolong yaaa hhhaa
×××

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang