Sandria's
Meskipun lebih sering bertemu di Bali, kencan pertamaku dan Barry terjadi di Jakarta. Tepatnya di salah satu restoran di Kemang. Saat itu aku sedang tidak bertugas dan Barry baru saja kembali dari dinas luar kota selama dua minggu. Tiba-tiba saja aku mendapatkan panggilan dari nomor tak dikenal. Suara Barry terdengar sangat hangat di telepon.
"Hai, Sandria." Barry bahkan tak perlu repot-repot memperkenalkan diri karena aku telah lebih dulu mengenali suara beratnya.
"Oh... hai," jawabku salah tingkah. "Aku baru ingat, aku sempat ngasih nomorku ke kamu, ya?"
"Makan malam terakhir di Bali, bulan lalu."
Sejujurnya aku sedikit kecewa. Setelah acara makan malam di Bali bulan lalu, aku berharap Barry akan segera menghubungiku. Nyatanya, ia baru memutuskan untuk meneleponku sebulan kemudian. Aku bahkan hampir lupa dengan acara makan malam terakhirku bersama Barry yang tak bisa disebut sebagai kencan karena kami memang hanya kebetulan bertemu di restoran yang sama. Entah kalau ternyata sejak awal Barry mengikutiku.
Lagipula, sebelum Barry menelpon, aku tak berpikir kalau hubungan kami akan berlanjut. Saat itu ada seorang lelaki yang juga sedang berusaha mendekatiku. Saingan Barry cukup berat. Dia seorang dokter. Dan dari sikapnya kepadaku selama ini, aku tahu Andra, si Dokter, sangat tergila-gila padaku. Sayangnya, aku tak bisa menerima Andra dengan karakternya yang perhitungan.
Kencan pertamaku dan Barry sangat berkesan. Yang kuingat saat itu, ban mobil Barry mendadak pecah dalam perjalanan menjemputku. Kencan kami nyaris tertunda. Situasinya sudah hamper larut malam. Aku sudah hamper yakin kencan kami batal setelah mengetahui kabar tersebut. Tetapi, dalam kondisi huja lebat, Barry kemudia nmencari taksi menuju rumahku. Dijemputnya aku di sana. Saat itu Barry belum berani bertemu Ibu dan Bapak karena penampilannya yang ia anggap tak layak. Aku pun maklum. Sempat kutawarkan baju ganti dan jaket untuk Barry, namun lelaki itu menolak.
Restorannya sudah hampir tutup saat kami datang. Mungkin kami adalah pengunjung terakhir. Tetapi, menurut penuturan pemilik restoran, Barry adalah pelanggan setia sekaligus sahabat pemilik restoran. Demi kencan kami berdua, restoran tersebut bersedia menambah jam pelayanan lebih lama. Ozan, sang pemilik restoran sempat membocorkan rahasia Barry padaku. Sebelum datang, Barry sempat berpesan agar Ozan mau membantunya menyiapkan kencan pertama yang berkesan karena perempuan yang akan Barry bawa ini teramat spesial.
Aku tak bisa menyembunyikan wajah bersemuku kala Ozan buru-buru pamit undur diri saat Barry kembali dari toilet. Sehingga lelaki itu berkata,
"Ozan bilang apa sampai kamu senyum-senyum sendiri, begitu?"
Dan aku hanya menggeleng. Bagaimanapun, aku sudah janji kepada Ozan tidak akan membocorkan rahasia yang dibocorkan Ozan kepadaku.
Malam ini, tepat 3 tahun semenjak kencan pertama kami. Di restoran yang sama dengan pemilik yang sama. Hanya aku dan Barry.
Semua rencana Barry. Seingatku ini bukan hari spesial, bukan hari ulang tahunku, bukan pula hari ulang tahu Barry, apalagi peringatan hari pernikahan kami yang sudah terlewat tiga bulan lalu.
Tadi pagi Barry tiba-tiba saja memberikanku hadiah, sebuah gaun dan seperangkat perhiasan—kalung dan anting dengan hiasan batu biru safir. Mahal adalah kata yang tak bisa dipisahkan pada setiap hadiah pemberian Barry. Dia sendiri yang memintaku memakai semua pemberiannya malam ini. Ketika kutanya apa yang ia rencanakan, Barry hanya bertindak sok misterius. Seperti Barry yang dulu.
Terpaksa Esa kutitipkan dengan Bapak dan Ibu yang justru sangat mendukung rencana Barry dan sama sekali tak keberatan dengan tugas menjaga Esa. Bapak dan Ibu Justru berencana mengajak Esa menginap ke rumah Bude Hanum sehingga selama akhir pekan ini hanya akan ada aku dan Barry di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Flight to Bali
RomanceDemi menikah dengan Barry, Sandria rela melepas pekerjaannya sebagai pramugari. Bersama Barry, Sandria bermimpi membangun rumah di tepi pantai dan hidup dengan damai, lepas dari hiruk-pikuk ibukota bersama keluarga kecil mereka. Pernikahan yang ber...