Part 6. Misteri Buket Bunga

68 10 0
                                    

Happy reading 😘

^^^

"Aku bukan orang yang suka bertele-tele, jadi jika kau ingin mengungkapkan sesuatu, langsung saja ke pointnya. Jangan dengan cara yang harus membuatku penasaran."

-Amora Arkania

^^^

"Huh..."

Amora meniup kaca jendela kamarnya yang terhiasi oleh butiran air hujan yang turun semalam, sehingga uap keluar dari bibir mungilnya.

Gadis berparas itu memejamkan kedua matanya lalu menutupnya dengan kedua telapak tangannya, beberapa saat, kemudian membuka matanya kembali.

Dilihatnya kaca yang dipenuhi oleh butiran air bening itu, tangan mungil Amora beberapa kali mengusap kaca itu.

"Kamu masih inget permainan itu?" Ujar seseorang lembut yang berasal dari belakangnya.

Sontak Amora langsung mengalihkan pandangannya pada orang yang tengah bersandar di ambang pintu kamarnya.

"Abang?"

Orang yang bersandar pada ambang pintu kamar Amora yang tidak lain dari Arkana langsung menyunggingkan senyuman hangat.

"Mama papa belom pulang?"

Amora hanya menggeleng pelan. Pandangannya tak sedikitpun berpindah dari Arkana.

"Udah selesai ngambeknya?" Tanya Arkana sambil terkekeh geli.

Gadis berparas cantik itu langsung mengerucutkan bibirnya dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Ngeselin," gerutunya pelan.

"Tapi ngangenin kan?"

Kini Arkana berjalan menghampiri adiknya yang masih ngambek padanya.

"Maafin abang ya, kalo abang udah buat Amor kesel," ujar Arkana lembut sembari merogoh sesuatu di saku celananya.

Amora mengalihkan tatapannya pada dua kucingnya yang tengah tidur nyenyak di atas bantal Amora.

"Jadi masih ngambek? Kalo gitu cokelatnya nggak jadi dikasiin deh," lanjut Arkana dengan dua bungkus cokelat kesukaan Amora di tangan kanannya.

"Ehh, buat Amor aja sini," jawab Amora tak mau kalah. Gadis berparas cantik itu langsung merebut cokelat dari tangan Arkana dengan mata berbinar.

"Nggak jadi ngambek kan?" Ulang Arkana optimis.

"Amor tetep ngambek kalo abang masih deket-deket sama Athena," ketus Amora sambil membuka bungkus cokelatnya.

Arkana mengangguk pelan, "oke, abang janji," ucapnya yakin sambil mengacak puncak kepala adik tersayangnya.

"Janji?" Ujar Amora kemudian menunjukkan jari kelingkingnya.

"Janji," balas Arkana dan menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Amora.

"Oh iya bang," lanjut Amora. Ia beranjak lalu mengambil buket bunga di atas nakas sebelah ranjangnya, yang belum lama dikirimkan oleh seseorang.

"Abang tau, siapa yang kirim ini buat Amor?" Tanya Amora sambil memberikan buket itu ke Arkana.

Dahi Arkana mengernyit, membentuk lipatan-lipatan kecil, ia menaikkan satu alisnya sembari membolak-balik buket itu.

"Nggak ada note nya?"

You and My Hard Heart #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang