Part 17. Kantin

58 7 0
                                    

Happy reading😘

^^^
Semua hati pasti bisa luluh. Itu tergantung kita dalam menyikapinya.

^^^

"Lagian lo lebih cocok sama Amora kok," sela Alvito, dan langsung mendapat tatapan tajam dari Alfian.

"Kalo bisa sih, gue juga mau sama Amora," jawab Alfian sambil terkekeh geli. Seketika tawa mereka bertiga meledak, menambah keramaian di kantin.

Tanpa mereka sadari, Amora sudah berdiri di belakang mereka dan menguping pembicaraan mereka sedari tadi.

"Udah selesai, ngomongin gue?"

Amora melipat kedua tangannya di dada. Kaki kirinya ia ketuk-ketuk kan di lantai, sehingga mengeluarkan bunyi.

Merasa pemilik suara itu adalah perempuan yang sedang mereka bicarakan, sontak mereka bertiga langsung menengok ke belakang, dan mendapati Amora yang menatap horor mereka.

"Apa lo liat-liat?" gertak Amora, dengan alis yang dinaikkan satu, dan berhasil membuat ketiga cowok mengesalkan itu menjadi salah tingkah.

"Amora," panggil Aurora yang langsung beranjak mendekati Amora.

Yang dipanggil langsung mengalihkan tatapannya. Kini Amora menatap tajam Aurora yang sudah berdiri di sebelahnya, "Lo ngapain sama para makhluk astral ini?" tanya Amora tanpa memikirkan perasaan ketiga cowok di depannya.

"don't be angry, they're good boys," jelas Aurora, berusaha memberi pengertian pada Amora.

Amora berdecak kesal, tatapannya berpindah lagi ke tiga cowok di depannya. "they're not good guys, they're crazy guys," ujar Amora sambil menajamkan tatapannya, terutama pada Alfian yang tepat berdiri di depannya.

"Please, stop Amora, you don't know," bantah Aurora.

Entah apa yang telah mereka katakan pada Aurora, sampai-sampai gadis itu lebih mempercayai mereka bertiga, dan bukan Amora, saudara sepupunya sendiri.

Mendengar perkataan Aurora yang sangat sok tahu, emosi Amora semakin meledak, dan berbuat nekat pada Alfian.

"Lo bilang apa aja ke Aurora?!"

Amora memajukan kakinya satu langkah, mengurangi jaraknya dengan Alfian. Ia memicingkan matanya lalu menarik kerah baju Alfian dengan kaki agak menjinjit karena Alfian lebih tinggi darinya. Sontak Andra dan Alvito langsung berusaha menghentikan perbuatan gila Amora, namun Alfian langsung melarangnya.

"Nggak seharusnya lo kasar kaya gini ke gue Mor," ujar Alfian lembut. Kedua matanya menatap manik mata hitam milik Amora yang juga menatapnya, sehingga tatapan mereka saling bertemu saat ini.

"Dan lo, nggak seharusnya memperbesar masalah kecil ini," lanjut Alfian.

"Lo tuh kayaknya hobi banget ya, ganggu hidup gue!" jawab Amora. Hatinya menggebu-gebu ingin segera meninju wajah Alfian.

"Lepasin kerah seragam gue."

"Gue nggak peduli. Apa perlu, gue robek baju ini sekalian?"

Alfian menghela napas panjang beberapa detik, sambil memejamkan kedua matanya. Kali ini ia harus menjadi laki-laki ekstra sabar dalam menghadapi sikap Amora yang semakin melonjak.

You and My Hard Heart #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang