second: sunflower

198 18 0
                                    

Life is a balance of
holding on and letting go.

***

K A N A

Inaranti Kanaya Paradista.

Buat mereka yang cuma sekadar tahu nama gue aja mungkin gue ini adalah sosok cewek kalem yang lemah lembut dan sangat mendedikasikan diri pada penampilan yang terkesan feminim. Gak heran sih, nama gue memang kebagusan kayaknya buat gue. Tapi gak apa-apa, gue sangat berterimakasih sama nyokap dan bokap yang udah memberi gue nama ini. At least, gue masih punya hal yang bisa gue banggakan.

Lagipula Mama pernah bilang kalau Mama memutuskan untuk memberi nama ini ke gue karena Mama suka banget sama bunga matahari, yang mana itu sesuai sama arti nama gue, yaitu 'Inaranti'. Mama bilang Mama cuma nyumbang nama itu aja, sisanya Papa yang pikirin. Dan waktu gue tanya ke bokap artinya apa, bokap bilang kalau dulu dia pengen banget punya anak yang namanya 'Naya', tapi karena sekarang nama 'Naya' tuh udah pasaran, makanya bokap nambahin satu suku kata di depannya dan jadilah kata 'Kanaya'. Sementara Paradista sendiri ternyata adalah hasil kocokan dari pilihan bokap dan nyokap. Jadi bokap dan nyokap waktu itu memutuskan buat bikin nama anak-anak mereka jadi panjang, gak kayak nama mereka yang cuma satu kata aja. Nah karena waktu itu nama gue baru Inaranti sama Kanaya doang, makanya bokap sama nyokap ngumpulin beberapa nama yang memang sama-sama mereka sukai, buat kemudian ditulis ke kertas ukuran sedang yang digulung dan dimasukkin ke dalam gelas yang di atasnya ditutup pakai plastik kiloan yang dikaretin. Mirip banget sama kocokan arisan emak-emak komplek.

Setelah dikocok, akhirnya terpilih lah nama 'Paradista' yang sekarang jadi nama belakang gue. Gue gak akan menjelaskan arti secara keseluruhan karena itu bakal makan waktu dan tempat, capek coy ngetiknya. Sebenarnya Mama dan Papa berharap kalau tabiat gue bakal sebagus nama gue. Malangnya seiring gue tumbuh besar, gue malah tambah gesrek. Saking gesreknya, Mama sampai capek dan pernah bilang kalau kayaknya waktu proses pembuatan gue bokap kebanyakan makan ganja.

Jadi, maksudnya sperma bokap terkontaminasi ganja gitu?

Oke, lupakan.

Kalau urusan nama panggilan sih beda lagi. Jadi waktu awal-awal, Mama sama Papa memutuskan untuk memanggil gue 'Kanaya' karena memang nama tengah gue yang paling gampang dijadiin panggilan. Cuma makin lama, Mama rasa nama panggilan 'Kanaya' tuh kepanjangan, jadi akhirnya disingkat jadi 'Kana'. Perselisihan gue dengan nama gak hanya sampai di situ doang. Setelah akhirnya gue masuk SD, ternyata gue harus dapat teman sekelas kampret yang kerjaannya main plesetin nama orang. Jadi waktu itu, ada anak yang manggil main plesetin nama depan gue jadi 'Inaranting'. Jelas gue gak terima, masa iya nama bagus gitu disamain sama ranting? Akhirnya gue balas dorong aja itu bocah sampai dia nyeblos ke selokan depan kelas. Eh anaknya nangis, terus besoknya nyokap gue dipanggil ke sekolah gara-gara ibu dari bocah kampret itu ngotot mau gue sama nyokap gue minta maaf.

HELLAW, ANDA PUNYA KACA? HEI NYONYA, ITU ANAK ANDA DULUAN YANG CARI GARA-GARA!

Selama minta maaf, gue benar-benar pasang muka paling asem, merasa gak terima karena gue gak merasa bersalah sudah membela diri. Sampai di rumah pun gue ngambek, kesal karena Mama mau aja disuruh minta maaf.

"Lagian kamu ngapain anak orang di-smack down?" Begitu kata Mama waktu gue melayangkan protes.

Sontak gue melotot. "AKU BELA DIRI, TAHU!" kata gue sambil memasang raut cemberut bercampur kesal.

"Bela diri dari apaan? Dari diledekin?" Mama bertanya sambil mengerling jahil.

Gue makin cemberut. "Aku gak suka diledekin!"

tacenda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang