Ch. 10

356 41 3
                                    

Takano mengerjapkan matanya, kepalanya terasa sangat pusing dan tubuhnya terasa berat.

"Uggh, apa yang terjadi" Ujarnya bangun dari lantai sambil mengusap kepalanya yang sakit.

"Kenapa aku bisa tertidur ya? Hmmm...,aku tidak ingat. Hal terakhir yang aku ingat..."

#Flashback

"Takano-kun, aku baru ingat kalau handphone ku tertinggal di ruang tamu, bagaimana ini?" Ujar Yuki gelisah.

"Ya sudah tidak apa-apa." Ujar Takano menenangkan kekasihnya.

"Tapi... bagaimana kalau ibuku menelpon? Atau ada sesuatu yang penting?" Ujar Yuki makin gelisah.

"Yu..Yuki, tenanglah" Ujar Takano.

"Tidak bisa. Aku harus mengambilnya, Takano-kun bisa tunggu disini saja. Lagipula aku juga tidak lama" Ujar Yuki sambil tersenyum manis.

'Blush'
"Ba.. baiklah..." Ujar Takano, pipinya memerah karena melihat senyum manis Yuki.

"Baiklah, aku pergi dulu Takano-kun" Ujar Yuki lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Takano.
~Cup

"E..eehh?" Takano semakin semerah tomat.
Yuki tertawa kecil lalu cepat-cepat menutup pintu kamar dan meninggalkan Takano sendiri.

"Dasar..., seenaknya saja.." Ujar Takano sambil memegangi bibirnya bekas ciuman Yuki.

Takano duduk di ranjangnya.
Sudah 15 menit setelah Yuki pergi, dan Takano mulai gelisah.

'Kemana Yuki pergi?' tanya Takano dalam hati.

~Ssshhh...sshhhh....

Takano mencium bau obat yang asing dan kuat.
Takano mulai menutup mata...
Lalu semuanya menjadi gelap.

#Flashback off

"Aku hanya ingat sampai situ..." Ujar Takano ragu-ragu.
Takano melihat sekeliling dan terkejut.

"Ini bukan kamarku!?" Ujar Takano terkejut.
"Ini dimana?" Ujar Takano.

Takano sekarang berada di ruangan yang gelap dan pengap.
Hanya ada satu lampu yang tidak begitu terang menggantung di atas.
'Sepertinya ini ruang bawah tanah!?' Takano berujar dalam hati.

~Tap, tap, tap, tap...

Takano mendengar langkah kaki menuruni tangga.
Dia mulai gugup dan merasa takut.

"Si..siapa disana?" Tanya Takano kepada langkah kaki disana.

"Ta..ka...no....!" Ujar seseorang disana dengan suara lirih dan menakutkan.

Di kegelapan Takano melihat seorang wanita berambut putih tersenyum kepadanya.

"Ka..kamu? Siapa kamu?" Ujar Takano takut.

"Ta...ka...noo...? Apa kamu lupa?" Ujar wanita itu lirih.

"Kamu..,kamu siapa sih!?" Ujar Takano semakin takut.

Wanita itu berjalan perlahan kearah Takano.
~Tap, tap, tap, tap...

Wanita itu tersenyum dihadapan Takano.
Takano merangkak perlahan kebelakang.

"Kamu..takut padaku?" Tanya wanita itu.

Wanita itu mengeluarkan pisau yang diselipkannya di gaun hitamnya,
Terdapat darah yang menetes di pisau itu.

"Jangan khawatir, aku sudah membunuh semua penghalang hubungan kita. Kiba, Shun, mari, Saori, dan saudariku... Mitsuki." Ujarnya sambil tersenyum miring.

"A..apa? Ka..kau mem.. membunuh teman-temanku!? Yu..Yuki? Dimana dia? Ka..katakan? Apa kamu membunuhnya juga?" Ujar Takano takut sampai terbata-bata.

"Biar ku ceritakan kamu sebuah cerita. Tentang sebuah keluarga yang memiliki 3 orang putri. Mereka semua bahagia.. kecuali satu orang putri, yang memiliki rambut berwarna putih.
Tapi, dia yang paling ceria, paling pintar, dan cerdas. Walaupun dia sendiri dijauhi orang-orang, bahkan keluarganya sendiri." Wanita itu menghela nafas.
"Saudaranya melihat itu dan merasa kasihan dengannya. Dia mencoba berteman dengannya. Tapi dia menolak dan bersikap dingin kepada adiknya itu. Itu membuat dia selalu dipukuli oleh ayahnya.
Hingga suatu hari...
Rumahnya kebakaran, dan saudaranya meninggal di kebakaran itu. Dia merasa sangat sedih dan menyalakan dirinya sendiri.
Dia tidak lagi ceria, wajah cantiknya sia-sia tertutup oleh rambut putihnya yang panjang."
"Hingga dia tumbuh dewasa. Dia melihat seorang lelaki yang menjadi pujaan hatinya. Tanpa dia sadari...
Lelaki itu tidak menyukainya.
Dia sakit hati, lalu bunuh diri.
Tamat" Ujar wanita itu mengakhiri ceritanya.

"Tapi bukan itu kisah sebenarnya.
Adiknya tidak meninggal di kebakaran itu, dia berhasil keluar dan akhirnya ditolong oleh panti asuhan. Dia akhirnya diadopsi oleh keluarga kaya yang tidak bisa mempunyai anak.
Dia disayangi. Dia dimanja. Dan dia menyukainya.
Dia tumbuh dewasa, dan menyukai seorang lelaki. Lelaki itu sangat tampan dan banyak gadis menyukainya.
Lalu suatu hari dia bertemu lagi dengan saudaranya yang berambut putih, tetapi dia tidak mengenalinya.
Mereka menyukai lelaki yang sama.
Suatu hari, dia datang ke kelas kakaknya dan menggantung kakaknya di atap kelasnya.
Tamat." Ujar wanita itu mengakhiri ceritanya lagi.

"Bagaimana menurutmu? Bukankah ceritaku ini..sedikit familiar?" Tanya wanita itu kepada Takano.
"Bukankah kamu seharusnya mencintai aku? Takano-kun?" Ujar wanita itu.

Wanita itu lalu menarik rambutnya.
Itu rambut palsu.

"Ti...tidak mungkin..., Kamu...." Ujar Takano terbata-bata karena terkejut.

.
.
.
Hai guys 😆
Akhirnya update nih...

Menurut kalian, siapakah sebenarnya wanita berambut palsu ini? Share di coment.
Kalau jawaban kalian benar, nanti jawaban kalian akan aku post di chapter selanjutnya. Oke😉

Chapter selanjutnya akan di update setelah 10 vote ya...!!!
10 VOTE!!!
.
.
.
Tbc...

Ding-Dong [Tamat] ✓✓™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang