Saat ini Kiba, Shun, Mari dan Saori sedang bersembunyi di kamar lantai atas.
Dari luar kamar, terdengar suara perabotan rumah yang bergerak sendiri.'hah, hah, hah' Mereka tak henti-hentinya bernafas berat menahan ketakutan.
Suara pisau yang mencakar dinding terdengar seperti suara cakar predator yang mengincar mangsanya.
Mari tak bisa tenang dan terus melangkah kesana kemari.
Suara nyanyian merdu bak burung bulbul terdengar dari luar, membuat siapa saja tergugah untuk keluar dan mendengarkan langsung dari dekat. Itu juga mengirimkan suasana horor dan mencekam.
"Kudengar langkahmu...
kudengar desah nafas mu..."Tapi tak bisa, pikiran mereka lebih pintar daripada godaan setan, mereka tahu yang menunggu diluar bukanlah sesuatu yang indah tetapi kematian.
Tiba-tiba semuanya berhenti.
Tak terdengar lagi suara nyanyian, Mari tak lagi melangkah."A-apa yang terjadi? Apakah dia sudah pergi?" -Mari.
"Aku tidak tahu" -Kiba.
"Hiks, aku masih belum ingin mati" -Saori.
"Tak apa kita tidak akan kenpa-nap....." -Shun.'Brak!!!' suara pintu yang hancur membuyarkan suasana yang tenang sebelumnya.
Semuanya bangkit dan bersembunyi.
Mari dan Kiba bersembunyi di bawah tempat tidur.
Shun bersembunyi dibawah meja.
Dan Saori bersembunyi di lemari."Tok tok..., Didalam kamarmu, kucari kamu, akan kutemukan dirimu...
Di bawah kasurmu!"
Suara teriakan di bawah kasur membuat siapa saja akan merasa merinding.
Cipratan darah mengalir hingga menghias seluruh lantai kamar dengan warna merahnya yang kental."Dibawah mejamu....
Dimana dirimu?"
Teriakan terdengar lagi, suara tusukan menggema keseluruh kamar.
Suara memotong terdengar, kini terdengar suara menggelinding.Saori yang ada didalam lemari sepenuhnya ketakutan, mengintip di sela-sela lemari dan melihat kepala kekasihnya yang menggelinding hingga lemari dan menimbulkan bunyi 'bruk'.
"Ooh, dimana dirimu?
Mungkin didalam lemari!?"Saori tercekat, berusaha bersembunyi sebaik mungkin diantara baju-baju panjang.
Pintu lemari terbuka dan menampakkan siluet yang menawan.
Benar-benar membuyarkan pikiran, siluet yang terlihat ramah itu tersenyum kepadanya.
Tangan kanannya mengulur untuk membantu, tangan kirinya memegang pisau yang meneteskan darah di selanya."Aku yang menang" Ujarnya dengan bangga.
Waktu terasa berhenti.
Jantung berhenti berdetak.
Tubuh tak bisa digerakkan.Permainan berakhir bagi mereka...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ding-Dong [Tamat] ✓✓™
Terror~Dind-Dong.. Ku datang padamu, Bukalah pintu... Tak mungkin sembunyi dariku... . . Itu adalah salah satu lirik dari lagu Ding-Dong... Well..kudengar lagu ini banyak menghantui banyak orang karena liriknya yang cukup menyeramkan. Akan ku ceritakan su...