Part8

467 86 9
                                    

Sang Ibu memandang kedua anaknya yang kini duduk di depannya. Ia sengaja meminta kedua anaknya untuk berkumpul, ada sesuatu yang perlu beliau bicarakan.

Kemarin adalah hari kelulusan Wonjin. Dan tepat malam nanti beliau akan mengirim Wonjin ke Amerika.

"Jadi Hyungjun, kau sudah tau jika malam nanti Hyung mu akan pergi ke Amerika? " tanya sang ibu.

Hyungjun mengangguk pelan. "Tapi ibu, tak bisakah jika di undur lagi? " ucapnya kemudian.

"Tentu tidak. Paman Yuvin sedang sakit, jadi Hyung mu harus pergi untuk menggantikan Paman Yuvin disana! "

"Ibu, aku baru saja lulus. Aku rasa aku belum bisa memegang alih perusahaan! " kini Wonjin yang angkat bicara.

"Wonjin, sebelumnya kau sudah setuju. Ibu harap kau tak mempermasalahkannya lagi.  Dan untukmu Hyungjun, Ibu tau ini juga berat untukmu, tapi Hyungmu benar-benar harus pergi. Mohon mengertilah! "

Hyungjun berkaca-kaca, ia ingin protes tapi ia tak berhak. Bagaimanapun juga keputusan ibu harus mereka hormati.

"Ibu memberi kalian waktu untuk berbicara. Sekarang ibu pergi dulu! " ucap Ibu, setelahnya ia beranjak meninggalkan kedua anak laki-lakinya.

"Hyungjun! "

Hyungjun masih terdiam.

"Maafkan Hyung tak bisa berbuat apa-apa."

Hyungjun mendongak menatap Wonjin yang juga sudah berkaca-kaca.

"Tak apa Hyung. Keputusan Ibu adalah yang terbaik.!" ucap Hyungjun seraya menggenggam tangan Wonjin.

"Hyung akan segera kembali, tunggulah! " Wonjin balas menggengam tangan Hyungjun erat.

Hyungjun mengangguk. "Aku akan tetap disini, menunggumu Hyung! " ucapnya kemudian.

"Berjanjilah untuk tetap menjaga posisiku dihatimu! "

"Tentu! "

Wonjin membawa Hyungjun dalam dekapannya. Mereka memejamkan mata dan mencoba memahami perasaan masing-masing. Sakit, sedih, marah, bercampur jadi satu.

Cukup lama mereka dalam posisi seperti itu tanpa mengucapkan sepatah katapun. Mereka hanya ingin tetap seperti ini, merasakan betapa hangat dan nyamannya dekapan ini. Dekapan yang mungkin mulai besok tak akan mereka rasakan lagi.

Sang Ibu yang sedari tadi mengamati dari kejauhan mengalihkan pandangan dari kedua anaknya. Air matanya mengalir, hatinya tergores. Ia melakukan semua ini bukan tanpa alasan. Ia melakukan semua ini semata-mata hanya untuk memisahkan kedua putranya. Tidak, dia tidak bermaksud jahat. Ia hanya ingin yang terbaik untuk keduanya.

Selama ini ia merasa janggal dengan kedekatan kedua putranya. Sering kali ia merasa bahwa kasih sayang keduanya itu berada dalam artian yang berbeda. Tatapan mata keduanya membuat ia ngilu. Hatinya teriris mengetahui fakta bahwa ternyata kedua putranya saling mencinta.

Maka satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah memisahkan keduanya. Ia tak bisa membiarkan ini semua berlanjut!

Sorry For Loving You (WonjinxHyungjunxMinkyu) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang