Part10

410 78 8
                                    

Hari berganti minggu, dan minggu berganti bulan. Kini, Hyungjun sudah mulai terbiasa tanpa Wonjin. Ia masih berketergantungan, tetapi pada orang yang berbeda, bukan lagi Wonjin. Melainkan Minkyu. Ya, Minkyulah yang menjadi tempatnya bergantung saat ini. Entah sejak kapan, Hyungjun pun tak tau. Yang jelas akhir-akhir ini mereka menjadi sangat dekat. Setiap hari mereka berangkat dan pulang sekolah bersama, Minkyu sangat akrab dengan ibu Hyungjun, tak jarang juga ia menginap dirumah Hyungjun, begitu pula sebaliknya. Saat tidur, Minkyu selalu memeluk Hyungjun erat. Setiap saat, Minkyu selalu memperhatikan kesehatan Hyungjun. Saat Hyungjun sakit, dialah yang selalu setia menjaga dan merawatnya. Minkyu benar-benar telah menggantikan peran Wonjin.

>>>

Hyungjun tengah berdiri menghadap keluar jendela kamarnya. Sudah lama ia tidak merasa sedih seperti ini. Tapi malam ini, ia kembali termenung seorang diri. Ia sedang dilanda rindu yang membuatnya tak berdaya. Tentu saja pada Wonjin. Hanya Wonjin yang selalu membuatnya merasa sakit menahan rindu sampai nyaris ingin mati.

"Wonjin Hyung! " ia spontan mengucapkan nama itu saat sepasang tangan memeluknya dari belakang.

"Ah, ma-maaf! " ucapnya kemudian saat menyadari bahwa tangan itu bukanlah milik seseorang yang ia harapkan.

"Merindukannya? "

Hyungjun mengangguk pelan.

"Dua hari terakhir ini aku dan dia sama sekali tak berhubungan. "

"Kenapa? "

"Dia sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan aku sibuk untuk ujian minggu depan. "

"Kalian sama-sama sedang memiliki kesibukan masing-masing saat ini. Jadi kalian hanya perlu saling mengerti! "

"Kau benar! "

Kini, hening menyelimuti mereka berdua.

"Kenapa kau masih saja merindukannya? " tanya Minkyu tiba-tiba.

"Huh? " Hyungjun mengernyit tak mengerti.

Minkyu membalik tubuh Hyungjun agar berhadapan dengannya.

"Maksudku, bukankah selama ini aku selalu bersamamu? Kenapa masih merindukan orang lain? Tidakkah aku saja itu sudah cukup? "

Hyungjun menggeleng cepat. Tidak, tidak! Ia bukannya merasa kurang dengan hadirnya Minkyu. Hyungjun jelas-jelas merasa cukup dengan adanya pria itu. Saat bersama Minkyu, ia mampu melepaskan dan melupakan semua penat dalam hatinya. Termasuk sesaknya menahan rindu pada Wonjin. Bersama Minkyu, ia tak pernah merasakannya. Hanya disaat ia sendirilah perasaan itu hadir. Perasaan itu selalu muncul tiba-tiba menggerogoti hatinya.

"Adanya kamu disisiku selama ini, itu sudah lebih dari cukup untukku Kyu! "

"Maka, bisakah kau berjanji untuk menghargai keberadaanku? Aku disini untukmu, jadi aku ingin kau juga ada disini untukku. Bukan hanya ragamu tapi juga hatimu. Jangan biarkan hati ini berada pada orang yang tak disini! Selama ini aku telah berusaha yang terbaik untukmu, jika tidak hatimu setidaknya aku ingin perhatianmu. Aku juga ingin menjadi seseorang yang bisa kau rindukan. Bisakah? Aku mohon!"

"Minkyu, aku rasa pembicaraan ini sudah terlalu serius."

"Mengapa? "

"Tak seharusnya kau memohon seperti ini, aku merasa tak pantas."

"Kenapa begitu? " tanyanya lagi.

"Karena aku bukan siapa-siapa. Aku hanyalah seorang teman."

"Lalu maukah kau meninggalkan status pertemanan kita ini? "

Hyungjun cukup mengerti untuk memahami maksud dari perkataan Minkyu.

Minkyu membawa tangan Hyungjun dalam genggamannya.

"Aku ingin menjadi bagian dari dirimu dan menjadikan kamu bagian dalam diriku."

"Beri aku sedikit waktu untuk mempertimbangkannya! "

"Kenapa? Adakah yang membuatmu ragu? "

Hyungjun tak menjawab.

"Apa Wonjin? "

"Kenapa dia? " ucap Hyungjun balas bertanya.

"Kamu tak bisa menerimaku sekarang karena kamu masih bimbang kan? "

Hyungjun kembali terdiam.

"Kamu bimbang apakah harus memilih aku atau Wonjin bukan? Dan itu terjadi karena kau memendam rasa terhadap Wonjin! "

"MINKYU! " suara Hyungjun meninggi.

"Kenapa? Bukankah aku benar? Kau tak mungkin bimbang ataupun bingung memilih jika kau tak mencintainya."

Hyungjun bungkam untuk yang kesekian kalinya.

"Hyungjun, aku tak menyalahkan perasaan kalian berdua. Tapi tidakkah kau berpikir bahwa ini tak wajar. Kalian adik kakak, sebesar apapun cinta kalian pada akhirnya kalian tetap tak akan bisa bersama."

Perkataan Minkyu membuat hatinya tergores. Tidak! Dia tidak akan membenci Minkyu karena ini. Sekarang ia malah membenci dirinya sendiri. Apakah perkataan Minkyu bahwa dirinya mencintai Wonjin itu sungguhan? Benarkah yang selama ini yang dirasakannya terhadap Wonjin adalah cinta?  Tak mungkin, Hyungjun masih berakal. Ia tak mungkin jatuh cinta pada Hyungnya sendiri.


Sorry For Loving You (WonjinxHyungjunxMinkyu) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang