"kau sedang apa?" tanya tante centil itu sambil membawakanku sarapan kemudian meletakkan nampan itu di nakas di sampingku"membaca.." kataku sambil menunjukkan buku kuno dengan sampul berwarna biru itu kepada auntie anna
Tiba-tiba dia langsung merebut buku itu dari tanganku "darimana kau temukan buku ini?" tanya tante centil itu dengan nada marah
"di... di.. perpustakaan di rumah daddy" jawabku terbata bata karena melihat ekspresi tante centil itu yang seperti mau menerkamku kapan saja.
"kau sudah membacanya?"
"a... Aku... Sss... Sudah selesai membacanya"
"oh Tuhan...... " tante centil itu kemudian memeluk buku kuno itu, dari sudut matanya mulai mengeluarkan air mata yang kemudian menetes mengalir di kedua pipinya "aku mencari buku ini.... "
"itu buku milik siapa?" tanyaku penasaran, sesungguhnya baru kali ini aku melihat ekspresi sedih yang muncul di wajah tante centil yang selalu ceria ini. Dia bahkan terus memeluk buku itu dengan erat.
"apa singto tahu kau mengambil buku ini?"
Aku menggelengkan kepalaku
"kau tahu siapa pemilik buku ini?"
"yang aku tahu di setiap akhir tulisan akan ada nama seua disitu, siapa seua?"
"dia... dia... adiknya Singto" tangisan tante centil itu semakin keras kemudian ku peluk tubuhnya erat untuk menenangkannya.
Seua? Bukankah tunangan tante centil ini adalah adiknya daddy? Dan seua adalah namanya? Siapa seua sebenarnya? Dan kenapa aku tidak pernah melihatnya di rumah daddy? Dimana dia?
Seua.... Seua..... Seua...
Ini aneh nama itu sepertinya nama yang tidak asing...
Tante centil itu kemudian melepaskan pelukan kami dan menghapus airmatanya dengan tangannya
"apakah bibi baik baik saja sekarang?" tanyaku khawatir
"sudahlah.... Cepat makan sarapanmu"
Tante centil itu meletakkan buku itu di nakas kemudian mempersiapkan sebuah meja kecil di hadapanku dan meletakkan sarapanku di meja kecil itu.
Sudah beberapa hari ini aku tidak kuat berjalan jauh, perutku semakin membesar membuat kakiku tidak kuat menopang berat badanku lagi. Tapi aku masih bisa berjalan ke kamar mandi atau ke balkon tetapi untuk turun tangga rasanya sangat sakit. Karena selain faktor perutku yang semakin membesar, faktor lain yang membuatku kesulitan berjalan karena ibuku mencambuk kakiku tempo hari hanya karena aku menolak uang pemberian kakekku dan memecahkan guci kesayangannya. Aku menggunakan guci itu sebagai pegangan karena saat itu kepalaku sakit sekali....
"ceritakan tentang seua!"
"hah?" teriak bibi centil itu kaget
"iya... Seua! Apakah aku harus memanggilnya phi seua?" tanyaku sambil menyendokkan sup ke dalam mulutku
"dia berusia 5 tahun lebih muda dari singto, dia adalah lelaki yang luar biasa"
"apa lebih luar biasa daripada daddy?"
Bibi centil itu kemudian mengobrak abrik rambutku "lihatlah rambutmu sudah panjang"
"bibi... Lanjutkan ceritanya" kataku sambil memanyunkan bibirku.
"hahaha... Iya iya big baby tapi kau harus memakan sarapanmu sampai habis tanpa tersisa.... "
"baik bos!" jawabku sambil memamerkan senyuman terbaikku
YOU ARE READING
My Own World (Indo Sub X Eng Sub) Complete!
Romance🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞 Indo : dia menculikku dan dia terobsesi padaku... tapi entah kenapa aku nyaman dengan semua perlakuannya... Eng : he kidnapped me and he was obsssed with me ... but somehow I'm comfortable with all his treatment Ps : ❤ Taken from...