Hai guys, aku bawa cerita baru lagi🤗
Aku gak terlalu yakin sih kalau kalian bakalan suka sama cerita ini, tapi enggak enak aja rasanya kalau aku enggak publish cerita ini. Jadi... ini dia. Aku pilih nama OC dari cap cip cup di instagram, tapi cap cip cup pakai hati💞 jadi dari comment2 kalian, aku baca satu-satu dan terpilihlah 2 nama cantik💙Terima kasih untuk comment2 kalian ya💕
Chapter 1
Putri POV
"Hai, sayang, kau sudah pulang?" tanyaku setelah membuka pintu. Jungkook berdiri dengan wajah lelah, jadi aku segera mengambil tas kerja dari tangannya seperti kebiasaan yang setiap harinya kulakukan saat ia pulang kerja.
Wajah Jungkook tak seperti biasa, bahkan saat aku tersenyum padanya ia sama sekali tak berminat untuk melihatku. Aku maklum karena dia pasti lelah dengan pekerjaan di kantornya.
"Kau pasti sangat lelah, ya? Ayo, kita makan. Aku sudah menyiapkan makan malam untuk kita," ucapku.
Jungkook yang baru berjalan tiba-tiba menghentikan langkahnya. Lalu belum sempat aku bertanya dia melanjutkan langkahnya lagi ke dalam.
Aku meletakkan tas Jungkook di atas sofa dan saat itulah kudengar suara jejak kaki menuruni anak tangga. Aku menoleh ke arah tangga dan di sanalah Jisen sedang berlari menuruni anak tangga. Jisen adalah putraku bersama Jungkook yang sebulan lalu baru saja masuk kelas dua SD.
"Ma, apa papa sudah pulang?" tanyanya antusias. Padahal belum sempat aku menjawab, tapi Jisen sudah duluan berlari ke ruang makan.
Aku pun kemudian menyusul lalu menyiapkan sup yang baru saja ku pindahkan ke mangkok. Aku membawa mangkok ke atas meja lalu duduk di sebelah Jungkook.
Kuambil piring, meletakkan nasi di atasnya, mengambil sup dan beberapa jenis makanan lainnya dan kuberikan pada Jungkook. Ia menerimanya tanpa memandangku, tanpa mengucapkan terima kasih seperti yang biasa ia lakukan.
Sepertinya dia mempunyai masalah yang tak biasa di kantornya, tapi aku tidak akan bertanya sekarang. Aku akan bertanya nanti ketika kami sama-sama sudah selesai makan agar tidak menghilangkan selera makannya saat ini.
Selama makan, kami semua diam. Hanya ada suara yang sesekali terdengar dari bunyi dentingan sendok dan garpu di piring. Aku memandang ke arah piring Jungkook dan tak seperempat pun nasinya ia makan.
Jisen baru saja pergi ke kamar setelah ia selesai menghabiskan makannya. Seperti biasa, setelah selesai makan Jisen akan naik ke kamarnya untuk mengerjakan PR.
Sekarang tinggallah aku dan Jungkook yang masih tidak ingin mengatakan apa-apa. Aku tidak ingin bertanya padanya sebelum dia duluan yang ingin bercerita. Jungkook menjatuhkan sendok di piring dengan frustasi. Aku terkejut melihatnya.
Jungkook Meneguk air dengan kasar dan meletakkan gelas sama kasarnya pula.
"Sayang, ada apa?" tanyaku memegang sebelah tangannya di atas meja. Biasanya, ketika ada masalah Jungkook akan menggenggam tanganku balik. Kami sama-sama saling membutuhkan, saling menguatkan seperti yang selalu kami lakukan jika salah satu diantara kami memepunyai masalah.
Tapi kali ini, sepertinya dia pun tak sanggup melakukannya. "Sayang, apa kau ada masalah di kantor?" tanyaku lagi dengan suara tenang. Berusaha dengan ketenangan dalam suaraku akan membuat Jungkook merasa lebih baik.
"Putri." Dia menggeser arah duduknya, agar ia dapat menatap wajahku. Yang mengherankannya, aku merasa sedikit sakit hati karena dia memanggil namaku. "Putri" memang namaku, tapi sudah lama sekali Jungkook tidak memanggil dengan sebutan itu karena biasanya dia akan memanggilku dengan panggilan sayang dan penuh kelembutan. Tapi kali ini berbeda. Suaranya terdengar dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Dirimu ✔️
FanfictionJungkook mengejutkan istrinya malam itu hanya dengan mengucapkan satu permintaan: Jungkook ingin bercerai. Kehidupan rumah tangga Jungkook bersama istrinya selama ini begitu sempurna. Mereka hidup bahagia, mempunyai seorang putra yang menakjubkan be...