Jisoo berjalan menuju lantai satu sambil menggandeng tangan putra kecilnya sedangkan tangan yang satunya menenteng jas dan tas kerja milik Chanyeol. Suaminya itu selalu saja lupa untuk membawa kedua barang itu saat turun kebawah.
Sesampainya di ruang makan Chanyeol segera membantu Jinyeol untuk duduk di kursi karena tinggi badan anak itu ia jadi kesulitan untuk duduk di kursi tanpa bantuan orang dewasa.
"Kau pasti senang mendapat oleh-oleh dari Jongin Samchon kemarin kan?" tanya Chanyeol pada putranya. Jinyeol memgangguk antusias.
"Iya, kapan-kapan kita main sama-sama ya Appa?" ajak Jinyeol antusias membuat Chanyeol gemas.
"Jika Appa ada waktu luang kita main sama-sama, oke?"
"Oke," sahut Jinyeol.
Kini pandangan Chanyeol beralih pada istrinya yang masih berdiri disamping kursinya. Wajah pucat Jisoo bahkan tak menyurutkan aura kecantikannya.
"Kau melupakan ini lagi," ucap Jisoo sambil menyodorkan tas kerja sekaligus jas kerja Chanyeol.
"Terima kasih," ucap Chanyeol lalu mengambilnya dari tangan istrinya. Tak lupa ia mengecup pipi Jisoo saat putra mereka sedang tidak melihat.
"Eomma aku lapar," rengek Jinyeol.
"Iya sebentar."
Jisoo dengan sigap menaruh nasi dan lauk pauk yang sudah tersedia dipiring Jinyeol tak lupa ia juga menyiapkan sarapan dipiring Chanyeol.
"Kau juga harus sarapan," ucap Chanyeol saat Jisoo hendak pergi ke dapur.
Chanyeol hafal betul jika Istrinya itu sulit sekali disuru sarapan dan ia sebagai suami harus extra perhatian agar kesehatan Jisoo tetap terjaga.
Wanita itu menurut lalu duduk di samping Chaeyeol. Sebenarnya Jisoo tidak nafsu makan sama sekali, tapi melihat tatapan tajam Chanyeol yang dilayangkan padanya terpaksa ia ikut sarapan.
Setelah selesai sarapan bersama Chanyeol segera pamit ke kantor.
"Jinyeol-ah Appa berangkat kerja dulu kau jangan nakal dan jaga Eomma baik-baik, kau mengerti?"
"Aye aye captain," sahut Jinyeol.
"Chagiya jangan lupa makan dan minum obatmu. Ingat aku selalu mengawasimu," ucap Chanyeol sambil melirik putra kecil mereka.
"Iya Yeobo," balas Jisoo malas.
Keduanya mengantar Chanyeol sampai di teras. Sebuah mobil berwarna hitam sudah terparkir di depan rumah dengan seorang sopir pribadi yang sudah membukakan pintu mobil bagian belakang untuk tuannya.
"Hati-hati," ucap Jisoo dan Jinyeol bersamaan sambil melambai pada Chanyeol.
Pria itu balas melambai sambil tersenyum sebelum akhirnya masuk kedalam mobil.
***
Jisoo sedang menemani Jinyeol bermain di halaman belakang. Terkadang ia merasa kasihan dengan putranya yang tidak nemiliki teman bermain. Di kompleks perumahannya hanya dia dan Irene yang sudah memiliki anak karena sisanya kebanyakan pengantin baru termasuk Jennie dan Lisa yang baru pindah kemari dan beberapa bujangan yang kebetulan juga sahabat dari Chanyeol.
Dulu Chanyeol bersikeras mengajak Jisoo menikah saat usia keduanya masih muda. Saat itu usia Chanyeol sekitar 25 tahun dan Jisoo baru 22 tahun, ia baru lulus kuliah saat itu. Alasan pria itu cukup tidak masuk akal memang karena ia cemburu melihat banyak pria yang mendekati Jisoo dan ia ingin hidup Jisoo lebih baik daripada tinggal di asrama. Wanita itu tidak punya pilihan lain karena Chanyeol memaksanya dan dia merasa memiliki banyak hutang budi pada pria itu.
Satu tahun kemudian Jinyeol lahir. Kehadirannya disambut dengan suka cita walau saat masa-masa kehamilan Jisoo harus bolak-balik kerumah sakit karena kesehatannya semakin menurun. Awalnya Chanyeol sempat berniat menyuruh Jisoo menggugurkan kandungannya karena itu terlalu beresiko dan mengancam nyawa Jisoo. Tapi, wanita itu bersikeras untuk tetap mempertahankam kehamilannya.
Dan kini putra mereka telah tumbuh menjadi anak laki-laki yang tampan seperti ayahnya walau fisiknya tidak ada yang mirip dengan Jisoo, tapi kehadirannya memberi kebahagiaan tersendiri bagi Jisoo. Ia bersyukur putranya tidak mewarisi penyakit yang ia derita.
Namun ada satu hal yang Jisoo sembunyikan sejak kelahiran Jinyeol dan tidak ia beritahukan kepada siapapun termasuk suaminya sendiri. Ia menyembunyikan fakta mengenai penyakitnya yang semakin parah setelah melahirkan. Ia tidak ingin Chanyeol semakin khawatir dan merasa bersalah.
Lamunan Jisoo buyar takala mobil remote control Jinyeol tanpa sengaja menabrak kakinya. Ia menatap putranya yang sedang berjalan kearahnya sambil tersenyum memperlihatkan deretan giginya dan tanpa sadar ia juga ikut tersenyum.
"Jinyeol-ah kau sengaja ya?" tanya Jisoo sambil mencubit pipi Jinyeol gemas.
"Habis Eomma sejak tadi melamun terus sih."
Tiba-tiba senyum Jisoo berubah menjadi sendu. Ia berjongkok didepan putranya lalu memeluknya erat.
"Eomma kenapa?" tanya Jinyeol bingung saat Jisoo tiba-tiba memeluknya
Jisoo menghapus air mata yang sudah membasahi pipinya. Kenapa ia tiba-tiba merasa sedih?
"Eomma tidak apa-apa. Eomma hanya ingin memeluk Jinyeol-ah," jawab Jisoo tanpa melepaskan pelukannya.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE (ChanRosé)
FanfictionPark Chaeyoung tidak pernah menyangka bahwa ia akan menikah dengan pria yang selama ini ia cintai dalam diam. Namun bukan pernikahan berdasarkan cinta yang harus Chaeyoung lakukan karena ia menikah berdasarkan janji yang ia buat dengan Kim Jisoo, sa...