34

8K 748 77
                                    

Tanpa mengetuk pintu Chanyeol masuk ke dalam kamar Chaeyoung yang tidak dikunci. Kamar Chaeyoung nampak rapi dan sepi. Pria itu berjalan menuju pintu kamar mandi dan mengetuknya. Karena tidak ada sahutan dari dalam ia memutuskan untuk membukanya, namun tidak ada siapa-siapa didalam sana.

Tiba-tiba rasa panik menyerangnya. Apa mungkin Chaeyoung pergi? Ia segera berjalan menuju lemari pakaian Chaeyoung dan membukanya.

Kosong.

Tangan Chanyeol menggantung disisi tubuhnya dengan lemas. Chaeyoung benar-benar pergi. Wanita itu benar-benar pergi meninggalkannya.

Chanyeol menatap ke sekeliling kamar yang selama ini Chaeyoung tempati. Matanya tertuju pada selembar kertas yang ada di atas meja rias. Ponsel Chaeyoung juga ada di sana. Mungkin Chaeyoung sengaja meninggalkannya agar Chanyeol tidak bisa menghubunginya. Pria itu segera mengambilnya dan membaca isinya.

Chanyeol Oppa, mianhae aku tidak bisa bertahan di sisimu lebih lama lagi. Kesalahanmu kemarin sudah tidak bisa ditolerir lagi. Aku tahu aku salah, tapi kau tidak seharusnya melakukan hal itu. Kau tidak hanya menyakiti tubuhku, tapi juga hatiku.

Semalaman aku berpikir apakah aku masih bisa mempertahankan semua ini atau tidak dan jawaban yang aku dapat adalah tidak.

Aku merasa bodoh karena masih mencintaimu setelah apa yang kau lakukan padaku. Berkali-kali aku mencoba melupakanmu, tapi itu tidak pernah berhasil.

Mianhae aku harus pergi Oppa. Terima kasih untuk semua kenangan indah yang kau berikan padaku.

Saranghaeyo.

Park Chaeyoung.

Chanyeol merasa kehilangan tumpuan setelah membaca surat itu. Ia mencengkram ujung meja rias. Rasanya sangat sesak saat ia mencoba untuk bernapas.

Dan untuk yang kedua kalinya Chanyeol kehilangan wanita yang ia cintai.

***

Jaehyun membuka pintu apartemennya lalu masuk diikuti Chaeyoung di belakangnya. Wanita itu sudah menceritakan kejadian yang ia alami termasuk kontrak pernikahan yang Chanyeol buat dulu. Awalnya Jaehyun sangat marah mengetahui semua itu dan berniat menghajar Chanyeol setelah ini. Ia tidak terima wanita yang ia cintai diperlakukan dengan tidak manusiawi seperti itu, namun Chaeyoung berhasil menenangkannya sehingga ia tidak jadi mendatangi pria brengsek itu.

Jaehyun meletakkan koper milik Chaeyoung di dalam kamarnya lalu kembali menghampiri wanita itu yang sudah duduk di sofa sambil menatap ke sekeliling apartemennya.

"Aku sudah meletakkan kopermu di dalam kamarku. Kau bisa tinggal di sini selama yang kau mau," ucap Jaehyun setelah duduk disamping Chaeyoung.

"Terima kasih. Aku tidak tahu lagi bagaimana jadinya jika kau tidak ada," balas Chaeyoung dengan mata berkaca-kaca. Andai saja dulu ia bisa menerima Jaehyun mungkin ia akan menjadi wanita paling beruntung karena memiliki kekasih seperti Jaehyun.

"Hei kenapa kau menangis?" tanya Jaehyun panik saat Chaeyoung kembali menangis. Ia mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata yang membasahi pipi Chaeyoung.

"Kau sangat baik. Maaf aku dulu pernah menyakitimu."

"Tidak apa-apa jangan diingat lagi. Lihat aku baik-baik saja kan sekarang?"

Chaeyoung menatap Jaehyun lalu tersenyum. Kemudian ia teringat sesuatu. "Jika aku tinggal disini, kau tinggal dimana?" tanya Chaeyoung.

"Di rumah Eommaku. Kau tenang saja aku tidak akan tidur di kolong jembatan," canda Jaehyun.

Pria itu melirik arlojinya lalu kembali menatap Chaeyoung. "Aku harus pulang dulu, Eommaku pasti khawatir karena aku pagi-pagi buta sudah menghilang. Jika ada apa-apa kau telfon saja aku."

"Apa di sini ada telfon rumah?"

"Ada memangnya kenapa? Kau kan punya ponsel."

Chaeyoung menghela napas. "Aku meninggalkan ponselku di rumah Chanyeol Oppa."

Jaehyun melotot kaget. "Kau benar-benar tidak ingin dia menghubungimu ya? Kalau begitu aku akan membelikanmu ponsel baru."

Chaeyoung segera menggeleng. Ia sudah menumpang di apartemen Jaehyun dan pria itu malah mau membelikannya ponsel baru. Chaeyoung tidak ingin dicap sebagai wanita tidak tahu diri karena memerima barang-barang yang dibelikan oleh pria yang pernah ia tolak.

"Aku punya tabungan! Setelah ini aku akan membeli ponsel sendiri."

"Baiklah. Kalau begitu aku pulang dulu," pamit Jaehyun.

Chaeyoung mengangguk. "Hati-hati di jalan."

Setelah Jaehyun benar-benar pergi Chaeyoung segera pergi ke kamar untuk merapikan pakaiannya. Sebenarnya Chaeyoung ingin kembali ke rumah lamanya, tapi Chanyeol pasti mengetahui keberadaannya jika ia tinggal disana. Untung saja Jaehyun menawarkannya untuk tinggal di apartemen pria itu.

***

Plak!

Plak!

Dua kali Chanyeol mendapat tamparan dari dua wanita yang juga isteri sahabat-sahabatnya. Ia tidak merasa sakit karena rasa sakit ditinggalkan orang yang ia cintailah yang paling mendominasi dirinya saat ini.

"Aku salah karena mendukung Chaeyoung untuk menikah denganmu. Aku salah membantu Jisoo Eonnie membujuk Chaeyoung dulu. Kau pria paling jahat yang pernah aku kenal!" Maki Lisa tepat di depan Chanyeol. Pria itu hanya diam karena ia tahu dirinya salah. Semuanya terjadi karena kesalahannya.

"Kenapa kau hanya diam saja! Cepat cari Chaeyoung dan bawa dia kehadapan kami!" Jennie menarik krah kemeja Chanyeol dengan berlinangan air mata. Bagaiman ia tidak sedih jika salah satu adiknya kabur apalagi setelah mendengar penjelasan Chanyeol tadi.

Jongin dan Sehun hanya bisa diam. Ia tidak bisa membela Chanyeol karena disini pria itu memang bersalah. Keduanya juga tidak menyangka Chanyeol bisa berbuat seperti itu pada Chaeyoung.

Plak!

Satu tamparan lagi mendarat dipipi Chanyeol. Pria itu menatap Yoora dengan padangan sayu sementara Yoora menatapnya dengan sorot mata kecewa.

"Sudah berapa kali kau menyakiti Chaeyoung?" tanya Yoora.

"SUDAH BERAPA KALI KAU MENYAKITINYA PARK CHANYEOL!"

"aku tidak tahu," balas Chanyeol lirih.

"Apa kau berpikir bagaimana reaksi Jinyeol nanti? Dia sudah terlanjur menyayangi Chaeyoung dan mungkin dia bisa membencimu nanti karena kau penyebab Chaeyoung pergi."

Yoora membuang muka. Ia muak menatap adiknya itu. Sebagai seorang wanita Yoora tahu bagaimana perasaan Chaeyoung saat ini. Ia tidak menyalahkan Chaeyoung yang memilih pergi karena memang Chanyeol sudah keterlaluan.

"Brengsek! Kenapa kau hanya diam!" Jennie mendorong Chanyeol hingga pria itu mundur beberapa langkah.

"CEPAT CARI DIA DAN CERAIKAN JIKA KAU TIDAK BISA MEMBUATNYA BAHAGIA!"

"Chagiya tenangkan dirimu." Jongin memeluk Jennie. Suasana hati Jennie sedang buruk dan ia takut itu berdampak pada calon bayi mereka nanti.

"Oppa!" Jennie tak kuasa menahan tangis. Jongin langsung mendekap isterinya.

Sehun menepuk pundak Chanyeol. "Hyung kami akan membantumu mencari Chaeyoung."

"Terima kasih," balas Chanyeol singkat.

***

TBC.

30 Agustus 2019.

PROMISE (ChanRosé)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang