8

6K 642 25
                                    

"Menikahlah dengan Chaeyoung." Jisoo menatap Chanyeol penuh harap.

"Kau mau aku punya 2 istri?" tanya Chanyeol dengan nada jenaka walau sebenarnya ia tahu apa maksud istrinya.

"Oppa aku serius."

"Aku juga serius Chagiya. Sudah berapa kali aku bilang bahwa tidak akan ada wanita lain dihidupku selain kau."

Jisoo mengerutkan keningnya ketika rasa sakit itu datang lagi. Bahkan kali ini jauh lebih sakit dari sebelumnya.

"Jisoo-ya! Dokter!"

Wanita itu segera menggenggam tangan Chanyeol sebelum Chanyeol beranjak keluar untuk memanggil dokter. Bibir pucatnya bergetar akibat menahan sakit.

"I-ini perminta-an terakhirku," ucap Jisoo terbata.

Chanyeol menggeleng tegas. Tapi, setelahnya genggaman tangan Jisoo padanya semakin erat. Seakan rasa sakit yang ia rasakan semakin menyiksanya.

"K-ku-mohon," ucap Jisoo terbata sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya.

Suara nyaring dari layar monitor di sampingnya membuat Chanyeol panik.

"DOKTER!"

Seorang dokter datang bersama beberapa perawat. Mereka langsung menangani Jisoo yang mulai kehilangan kesadaran. Chanyeol melangkah mundur untuk memberi ruang pada mereka.

Nafas Chanyeol semakin sesak saat dokter mencoba memacu detak jantung Jisoo dengan alat pacu jantung. Untuk kedua kalinya Chanyeol melihat sendiri bagaimana Jisoo berada pada titik dimana wanita itu bisa meninggalkan dirinya saat itu juga. Pertama saat Jisoo dioperasi ketika melahirkan putra mereka dan sekarang ia kembali menyaksikan itu, namun dalam situasi yang berbeda.

Tubuh Chanyeol hampir ambruk, namun ia segera bertumpu pada dinding didekatnya. Bunyi nyaring dari layar monitor yang hanya menunjukkan sebuah garis membuat keseimbangannya seketika menghilang. Salah seorang suster terlihat menulis sesuatu dimap yang ia bawa.

"Tuan Park maaf kami gagal menyelamatkan Nyonya Kim Jisoo," ucap dokter itu dengan sangat menyesal.

"Tinggalkan kami sendiri," ucap Chanyeol datar. Tatapannya hanya tertuju pada tubuh Jisoo yang sudah tak bernyawa.

Setelah dokter dan para suster pergi Chanyeol mulai melangkah mendekat keranjang yang ditempati Jisoo.

***

Semua orang yang ada di depan ruang IGD langsung berdiri saat Dokter Jang dan para suster keluar dari ruangan itu.

"Dokter apa Jisoo Eonnie baik-baik saja?" tanya Lisa to the point.

"Bagaimana Keadaan Jisoo Eonnie?" tanya Chaeyoung kemudian.

"Maaf kami gagal menyelamatkan Nyonya Kim Jisoo," ucap Dokter Jang penuh penyesalan.

"I-ini tidak mungkin." Jennie hampir kehilangan keseimbangan jika Jongin tidak segera menahan tubuhnya.

"Anda pasti berbohong," ucap Jennie yang masih tidak percaya air mata mulai mengalir membasahi pipinya sama seperti Chaeyoung dan Lisa.

"Jisoo Eonnie tidak mungkin meninggalkan kami," ucap Lisa tak percaya. Sehun segera memeluk Lisa untuk menguatkannya.

Dokter Jang hanya bisa menunduk menyesal tidak bisa menyelamatkan pasien yang sudah 5 tahun ini ia tangani.

Tangis histeris Lisa dan Jennie yang ada dipelukan suami mereka pun pecah begitu saja. Jinyeol cukup peka untuk menyadari kenyataan bahwa Eomma-nya telah tiada, ia ikut menangis sejadi-jadinya.

Chaeyoung segera membawa Jinyeol ke dalam pelukannya. Rasa tidak percaya masih ia rasakan. Apakah Jisoo Eonnie sudah menyerah pada hidup yabg selama ini ia perjuangkan? Mengabaikan rasa sakit demi membesarkan Jinyeol dan kini ia menyerah pada penyakit yang dideritanya.

Junmyeon hanya terdiam ditempat. Ia tidak tahu harus berbuat apa yang jelas ia juga ikut bersedih atas meninggalnya Jisoo, istri dari sahabatnya sekaligus cinta pertamanya dulu. Namun, yang menjadi pikirannya saat ini adalah bagaimana keadaan Chanyeol dan Jinyeol setelah ini?

***

"Kenapa kau melakukan ini Jisoo?"

"Kenapa kau pergi meninggalkanku?"

"Kenapa?"

Hening.

Hanya itu yang Chanyeol rasakan. Rasa dingin begitu terasa saat ia menggenggam, tangan istrinya. Tubuh yang selama ini terasa hangat setiap kali ia menyentuhnya kini berubah menjadi dingin.

Chanyeol menatap wajah pucat Jisoo. Kini ia tidak bisa lagi melihat senyum di bibir itu. Kini ia tidak bisa lagi melihat rona merah di pipi itu ketika ia menggodanya. Kini ia tidak bisa lagi mendengar ocehan-ocehan wanita itu. Hidupnya pasti akan terasa hampa mulai sekarang.

"Aku tidak pernah ingin kau meninggalkanku. Kau sudah berjanji untuk selalu ada di sisiku. Tapi, kenapa sekarang kau pergi meninggalkan aku dan Jinyeol?"

Tidak ada air mata yang keluar dari mata Chanyeol. Hanya sorot hampa dan kesedihan yang tergambar jelas di matanya.

"Apa kau tidak kasihan pada putra kita? Dia masih sangat kecil dan masih membutuhkan semua kasih sayang darimu." Chanyeol menggertakkan giginya.

"Apa ini alasanmu menyuruhku menikahi Chaeyoung? Agar ada orang yang bisa menggantikan peranmu?"

"Apa ini alasanmu menyerah untuk bertahan, karena kau sudah mendapatkan pengganti dirimu?"

Chanyeol menghembuskan napasnya kasar. Dipandangnya lekat wajah Jisoo untuk yang terakhir kalinya.

"Baiklah jika itu yang kau inginkan," Chanyeol berdiri dari duduknya. Ia melepas genggamannya.

"Aku akan menikahinya demi dirimu. Tapi, jangan harap aku akan memberikan hatiku padanya."

***

Tbc.

24 Juni 2019

PROMISE (ChanRosé)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang