13

1.6K 198 30
                                    


[Jungkook's POV]

Sepertinya aku meninggalkan Korea bukan untuk waktu yang lama, hanya seminggu kan? Tapi kenapa rasanya aku melewatkan begitu banyak hal selama seminggu ini. Ada banyak rencana yang sudah kususun dengan apik sekembalinya aku dari urusan pekerjaan ini, namun sayang sepertinya aku masih perlu menunda beberapa hal terlebih dahulu.

Maka disinilah aku saat ini. Saat waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11 malam, aku sekarang malah tengah jalanan komplek perumahan. Menatapi sebuah rumah sederhana, sambil memegangi ponsel yang tengah melakukan panggilan. Harap-harap cemas semoga yang kupanggil mau menjawab.

'tuttttt...tutttt' itu suara panggilan yang tersambung.

Kuharap pemilik ponsel yang tengah kuhubungi segera mengangkatnya. Kulihat dari sini lampu kamarnya masih menyala terang, aku yakin dia belum tidur. Hanya saja mengingat banyak hal yang sudah terjadi, aku agak ragu juga apakah dia akan menjawab panggilanku.

'click'(?)

Eh sepertinya panggilanku sudah diangkat.

"Eum.. Hallo?"

Oh apakah suaraku terdengar gugup? Entahlah toh aslinya aku memang agak gugup kok. Tapi, kenapa pula aku mesti gugup?

"H..hallo juga.."

Wow, apakah aku salah dengar atau memang suara lembut diseberang juga terdengar tak kalah gugupnya? Ah, kami sepertinya memang berjodoh.

"Kau sudah tidur? Apa aku mengganggu?"

Susah payah aku mengusahakan agar suaraku terdengar normal, dan bukannya terdengar seperti bocah SMA yang baru pertama kali menelpon gebetannya. Ayolah Jeon Jungkook, ini bukan pertama kali kau berbicara dengannya, kau bahkan sudah beberapa kali merasakan bibir merekahnya!

Ugh, mengingat bibirnya yang begitu merekah itu kenapa jantungku terasa bertabrakan kuat yah? Ah, aku ingin merasakannya lagi!

"Tidak sih, aku baru selesai mandi."

Eh apa dia bilang barusan? Selesai mandi, jam segini? Astaga aku ingin sekali mengoceh kalau dia bisa saja masuk angin mandi jam segini. Tapi, setelah kupikir-pikir sepertinya agak aneh juga kalau aku mengoceh begitu. Jadi batal saja deh.

"Eung, kalau begitu bisa temui aku sekarang? Aku ada dibawah..."

Kalau kalian pikir aku kurang ajar karena menyuruh seorang gadis untuk keluar hampir tengah malam begini, aku tidak peduli ya! Toh tujuanku kemari memang ingin menemuinya. Kalian yang jomblo mana paham bagaimana rindunya tidak bertemu dengan pujaan hati seminggu penuh, jadi jangan banyak protes okay?

"Eh? Dibawah? Maksudmu?"

Suara kesayanganku terdengar bingung. Ah Jeon Jungkook bodoh, tentu saja dia bingung. Kau pikir orang waras mana yang nongkrong didepan rumah orang lain jam segini? Tapi peduli apa aku?

"Dijalan didepan rumahmu, Jika tidak keberatan kuharap kau mau turun dan menemuiku," aku berhenti sejenak untuk menimbang-nimbang, bilang tidak ya?

"Aku.. rindu.." ah kuharap dia tidak akan mengomel karena alasan konyolku ini.

Aku terus menatapi jendela kamar yang kuperkirakan adalah kamarnya. Dapat kulihat siluetnya dari balik tirai berwarna baby-blue yang menutupi kaca jendela. Sepertinya ia sedang mengecek keberadaanku, ah aku jadi ingin dadah-dadah, norak tidak sih?

"Umm, tunggu sebentar," Suara lembutnya kembali terdengar, "Aku akan turun" lanjutnya kembali.

Dia tidak marah? Kupikir dia akan mengomel. Tapi syukurlah, jujur saja aku sangat perlu bertemu dengannya malam ini juga. Aku juga kurang mengerti kenapa, yang jelas rasanya agak sesak saja jika aku tidak bisa menemuinya malam ini.

De Rode DraadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang