6

2.7K 245 47
                                    

Jum'at sore, Taehyung baru menyelesaikan kelas terakhirnya hari ini, sekaligus kelas terakhir Minggu ini karena besok sudah kembali akhir pekan. Memilih untuk mendudukkan diri sejenak disebuah cafe didekat kampus, kebetulan cafe ini milik orang tua Hoseok jadi dia sering menumpang untuk menghabiskan waktu tanpa takut akan diusir jika sudah tutup dan tanpa memesan apapun kadang.

"Berniat memesan sesuatu Tae?" Tanya Sebuah suara yang cukup sering ia dengar sepanjang Minggu ini.

Taehyung yang semenjak tadi hanya memandangi orang yang berlalu lalang diluar melalui jendela memilih tak menghiraukan si pemilik suara.

"Tidak menjawab eoh?" Si pemilik suara memilih untuk mendudukkan diri pada kursi yang berhadapan dengan si gadis.

"Kau mengikutiku lagi." Bukan pertanyaan, hanya sebuah pernyataan yang ditujukan pada pria kelinci dihadapannya.

"Aku hanya kebetulan lewat sini, dan kulihat tempat ini cukup menarik." Si pria hanya mengedikkan bahu sambil mengamati interior cafe yang memang didesain cukup unik.
Mengangkat tema alam dengan beragam tanaman sebagai hiasan yang ditata secara apik, membuat cafe ini memberi kesan menyegarkan ditengah pengapnya perkotaan.

"Benarkah?"

"Tentu saja."

"Lalu saat aku memergokimu dikantin kampus padahal kau bukan mahasiswa ataupun dosen di kampusku, berebut buku yang sama di toko buku, membangunkanku yang tertidur dikereta agar tidak melewatkan stasiun tempat turun, juga berkeliaran disekitar area rumahku pagi-pagi buta juga termasuk kebetulan? Huh, yang benar saja Jeon!" Taehyung menatap kesal pada pria kelinci yang kini tengah sibuk membaca buku menu, ia bahkan tak menghiraukan ocehan panjang Taehyung.

"Aku tidak." Menjawab Taehyung seadanya, "pelayan.." dan kemudian malah memanggil pelayan dan memesan makanan.

"Yakkk Jeon!" Taehyung tiba-tiba membentak kepada Jungkook setelah pelayan meninggalkan keduanya.

"Hn?" Jungkook hanya menjawab singkat, bahkan tanpa kata yang jelas.

"Kau gila!" Taehyung membuang muka, dia sungguh kesal dengan pria satu ini.

"Ayolah, saat itu aku hanya sedang menemui temanku yang ada dikampusmu."

"Oh ya? Lalu kenapa kau malah ada dikantin sendiri, dimana temanmu?" Taehyung melirik Jungkook sinis.

"Kupikir siapapun berhak untuk dan ke toko buku dan menaiki kereta." Memilih meninggalkan pembahasan tentang mengapa ia berada di kampus Taehyung, dan menggantinya dengan topik lain.

"Untuk apa orang kaya sepertimu menaiki kereta? Kau bahkan memiliki lebih dari satu mobil! Dan lagi kereta itu sama sekali tak menuju arah apartemenmu, itu berlawanan arah!" Taehyung bahkan hampir menggebrak meja.

"Aku hanya sedang jalan-jalan dengan kereta." Jungkook hanya mengedikkan bahu.

"Lalu kau juga kebetulan berkeliaran dilingkungan rumahku pagi buta?"

"Aku sedang berolahraga waktu itu."

"Jangan bercanda!"

"Aku tidak, lagipula lingkungan rumahmu bagus. Aku bahkan mulai berpikir untuk membeli rumah disana."

"Kau gila!" Taehyung melotot pada lawan bicara.

"Karenamu!" Jungkook mencondongkan badan, hingga wajah keduanya hampir bersentuhan.

Saling menatap untuk beberapa saat, Taehyung masih berusaha keras untuk mempertahankan wajah marahnya. Dalam hati Taehyung sudah meruntuk sejadi-jadinya pada pria Jeon ini, sumpah demi Tuhan jantung Taehyung berdetak tidak normal. Jungkook sendiri masih betah dengan posisinya, menatap balik mata Taehyung yang kini menatapnya galak.

De Rode DraadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang