Back To You

7.9K 59 0
                                    

Sara menyelesaikan sarapannya di atas sofa sambil mendengarkan lagu lagu bossanova yang berputar kencang memenuhi ruangan.

Pagi itu, keadaan baik-baik saja. Sara tersenyum menyantap serealnya, mengambil potongan buah, berjalan kesana kemari dan sesekali melayangkan nada dari musik yang sedang di putar.

Hmm, pukul delapan, gumam Sara setelah ia menengok sebentar ke smartwatchnya.

Sara merogoh ponsel dari dalam handbagnya kemudian mencari sebuah pesan disana.

"Yes!" wajahnya terlihat gembira setelah menemukan nama yang ia tunggu.

Sean mengirimkan pesan ucapan selamat pagi untuknya. Sara tersenyum, melonjak kegirangan, sesaat kemudian kembali memasang wajah datar sambil menyentuh tombol reply.

G o o d m o r n i n g , S e a n.

Sara terlihat yakin dan mantap dengan fakta bahwa ia hanya membalas singkat pesan yang ia nanti nanti. Hatinya berdebar debar tapi ia berteguh pada pendiriannya untuk tidak terbawa perasaan dengan teman tidurnya itu.

"Control Sara, take control of yourself" Ia menasehati dirinya lagi.

Di belahan bumi lain, Sean tersenyum di balik kemudinya sambil menatap layar ponselnya begitu ia mendapati Sara membalas pesan singkatnya.

Sesampainya di kantor, kedua pasangan tidur tersebut sama sama membawa sebuah tumblr kosong dan berjalan ke arah yang sama ke kedai kopi di loby. Sara melihat dari kejauhan dan mencoba membiarkan Sean masuk terlebih dahulu. Sialnya, Sean melihat Sara berdiri dari kejauhan dan ia malah mendekati Sara.

'Damn you, Sean' ia mengumpat.

"Morning.." sapa Sean. Ia terlihat cakap di balik kemeja putih berlengan panjang, celana bahan berwarna hitam, dan kacamata abu abu yang menggantung di telinganya.

Sara menelan ludahnya sendiri.

'Wah gila laki-laki ini. Tapi bagaimana dong, shit. He is too cute'

"Jauh jauh deh kamu" ucap Sara, tujuh puluh persen bercanda, tiga puluh persen bersungguh sungguh.

Sean berhenti dan sedikit memiringkan kepalanya, "Relax, no one will know Sar. Kamu yang seharusnya ber-acting biasa saja. Nggak usah kaku begitu di kantor" kemudian disusul dengan tawa.

"Iya sih, but HI SEAN...... People already know kalau kamu punya pasangan. Kalau ada sesuatu antara kalian, aku nggak mau di jadikan bahan gosip. Lebih baik kita jaga jarak deh" ucap Sara sedikit ketus tetapi tetap terlihat cantik di mata Sean.

"Jadi, kamu mau kopi? Aku yang traktir" tawar Sara.

"Sepuluh detik lalu itu, is that the same Sara?" Sean meledek.

Sara tersenyum. "Come on" sambil mengajak teman tidurnya itu masuk.

"Sar" ucap seseorang dari belakang sambil menepuk pundak Sara ketika ia berada di antrian.

Sara memutar kepalanya, mendapati Jason disana membawa setumpuk berkas.

"Kamu ada acara minggu ini?" tanya atasan yang sedikit cerewet tapi santai itu. Jason melanjutkan kalimatnya sebelum Sara berhasil mengingat ingat jadwalnya sendiri.

"Kamu dinas luar ya, nggak jauh. Cuma Bandung. And its just two days. Kamu harus wawancara sama salah satu vendor, tapi aku harap ada orang utusan Jefri juga yang bisa ikut dengan kamu kesana"ia menambahkan.

"Saya, misalnya?" Sean menyela. Jason mengintip ke balik tubuh Sara.

"Oh kamu bawahan Jefri ya?"

"Siapa namamu?"

"Sean, kebetulan saya kosong minggu ini. Sorry, tadi nggak sengaja menguping, lagi jenuh juga sama kerjaan di kantor. Kalau boleh dinas luar pasti akan bagus buat pengalaman saya kan" ucap Sean, melempar senyuman dan tatapan nakal ke arah Sara.

"Saya bicarakan sama Jefri, nanti siang saya kabari kamu. Ekstension berapa?" Jason nampak mempercayai Sean sedangkan Sara di hadapannya menatap kaku.

"Jadi, oke ya Sara?" sambung Jason lagi.

"Aku sih oke, " ucap wanita itu sambil menggigit bibir bawahnya.


SARA POV

Damn! kenapa harus satu tugas bersama laki-laki ini sih. Membuka kesempatan lain agar aku bisa mendapatkan seks lain dengannya. Shit. Tapi aku menyukainya, bagaimana ini.

Malam ini aku memutar lagi lagu lagu bossanova kesukaanku, dengan lampu kamar remang remang dan memandang ke arah langit utara. Ada tiga bintang bersinar terang disana. Sungguh indah. Tapi hatiku kacau.

Aku takut jika semua ini ku teruskan, aku akan semakin ketergantungan dengan kehadiran Sean sedangkan aku tahu,

dia tak akan pernah bisa menjadi milikku, bukan?

Ah aku berfikir apa ingin memiliki dia, egois sekali bukan? Aku punya Bennedict dan Sean punya tunangan. Kami kan hanya teman tidur.

Sadar Sara. Jangan sampai merusak relasi dengan teman tidurmu dan jangan sampai kehilangan kekasihmu, aku memaki diriku sendiri karena ketagihan dengan tubuh indahnya. Aku mengutuki diriku sendiri karena 'mencicipi' pria itu. Sekarang aku terjebak di zona ------ apa namanya?

Teman?

Saling memberi kesenangan?

Friends with, BENEFITS?

Friends With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang