Ben's dark side

3.9K 44 0
                                    

Sara tersenyum menyambut lengan kokoh Ben yang menghampiri pergelangan mungilnya. Ia mengikuti ke arah Ben yang menuntunnya ke sebelah pintu bmw milik Ben. Ben melepas sebentar Sara, membuka pintu mobilnya kemudian mempersilahkan gadis itu masuk dengan semangat. Ben gugup. Nafasnya menderu ketika ia sampai di kursinya sendiri dan duduk bersebelahan dengan Sara.

Mereka diam selama beberapa saat. Deru jalanan ibu kota yang lekat dengan suara klakson bising memekikkan telinga membuat mereka tersenyum saat menatap satu sama lain. Tak ada yang berani membuka percakapan sampai mereka melewati patung pancoran.

"Eh, emang harusnya kita lewat sini ya?" tanya Sara. Ia menyadari sesuatu ketika melewati jalanan itu.

Ben tertawa, "Duh, kamu sadar ya? My little girls you always being smart."

"Aku sedikit mau jalan jalan sama kamu, ini jalanan yang sering kita lewatin kan kalo lagi gabut di apart" lanjutnya.

Sara mengangguk perlahan. "

"Do you miss me, Sara?"

"Ya Ben, kalau nggak kangen mana mau aku nemuin kamu kan" jawabnya.

Ben tersenyum sambil masih berfokus pada jalanan. Ia tampak puas dengan pemandangan jalan kota Jakarta pada golden hour yang indah dan wanita cantik disampingnya.

"Sara, apa yang kamu lakukan akhir-akhir ini?" sambung Ben kemudian.

"I'm just.. i don't know Ben i spend my time on bed" ujar Sara.

"Maksud kamu?"

"Ya malas-malasan aja di kamar sih", "You know me Ben. Sometimes aku hangout sama teman teman ke pantai, aquarium, bar" sambung Sara.

"Ke bar agak jarang sih karena banyak yg hemat akhir-akhir ini, tapi pernah sesekali".

"Kamu sendiri bagaimana?"

"Aku baik Sar, tapi akan lebih baik duniaku saat bersama kamu ternyata. You're home. Tempat aku selalu nyaman, berpulang kepada kamu" ucap Ben.

"I really love you, by the way. I just realize" sambungnya.

"Kenapa tiba tiba kamu hubungi aku? Udah puas ngilangnya?" tanya Sara dengan nada bercanda.
Ben tersenyum getir. Menyadari kesalahannya, dan bingung dengan sarkas yang gadis itu lontarkan.

"I've told you. I just realize that i love you this much".
Sarah meninju lengan Ben.
"Ah bisa aja".

Ben tersenyum hangat.

Tak lama setelahnya, mereka sampai di tempat yang di tuju. Petugas valet menyambut Ben dengan ramah dan buru-buru memerintahkan waiter untuk mengantarkan pasangan ini ke meja mereka sedangkan pria tinggi kurus itu memarkirkan bmw milik Ben.

Petugas di tempat itu memang sangat ramah dan mengenal Ben dan Sara dengan baik sebagai customer karena mereka sangat loyal terhadap waiter dan petugas valet disana.

Ben dan Sara tiba di sudut ruangan yang dekat dengan pemusik dan duduk dengan santai sambil menunggu makanan mereka tiba.

"Kamu nggak nanya aku mau pesan apa?" tanya Sara tiba tiba.
"Aku pesan makanan favourite kamu disini. Aku masih mengingatnya dengan baik Sara..." jawab Ben.

Hahaha, Sara tertawa dalam hati. Lucu sekali. Ternyata masih ada pria di dunia ini yang mau mengingat apa makanan kesukaan wanitanya. Bahkan berbaik hati memesankannya.
Bahkan setelah ia lama menghilang.

Setelah makanan datang, mereka mulai melahap makan malam dengan mengobrol ringan soal pekerjaan mereka masing masing dan bercanda.

Usai menghabiskan main course, Ben memanggil waiter dan memesankan dessert fruit salad untuk mereka berdua. Fruit salad di tempat ini terbaik. Seperti surga. Dan Sara sangat menyukai salad buah.

Friends With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang