11. Peminat hati hitam

122 5 0
                                    

Isabella Red Mouthuis berlumuran darah, darah birunya keluar begitu dahsyat. Tusukan pedang sang Hellrox menembus perut Bella di bagian kiri. Bella merintih kesakitan, mata abunya menatapnya tajam. Bella menarik pedang Hellrox yang menancap di perut rampingnya menggunakan tangan kanan dan menusukkannya dengan gerakan cepat ke jantung Hellrox.

"AARRGH..." Teriak Hellrox.

"Aku akan melenyapkanmu." Suara merdu Bella tanpa belas kasih.

Hellrox kejang, mencoba menghentikan tusukan pedangnya sendiri yang dihunuskan oleh Bella.

Malam merayap, semua vampire yang melintas menjauh karena kegaduhan antara Bella dan Hellrox. Sorot mata mereka ketakutan melihat putri Mouthuis begitu menggila. Keanggunan, kecantikan, kesadisannya melebur menciptakan kekuatan. Bella masih menyimpan energinya, dia masih bertahan untuk bisa membunuh Hellrox. Dia siap jika akan kehilangan energi beratus - ratus tahunnya.

"Siapa yang mengirimmu?" Tanya Bella.

Hellrox tidak menjawabnya. Mulutnya seperti diberi mantra. Terkunci. Mereka bagai gagak yang menari. Hellrox tidak mati begitu saja. Kuku jari yang menyeramkannya mencabik leher Bella, spontan darah biru Bella bersinar melayang ke udara di bawah sinar dua bulan. Tangan Isabella mematahkan cengkramannya dan membuangnya. Kuku runcing Hellrox patah berkeping keping. Mata merahnya seakan akan meledak. Bella semakin gesit dan membalik gerakannya. Tangan mungil Isabella merobek dada kiri Hellrox, ditariknya pedang Mouthuis dan dengan tangannya dia mengambil jantung Hellrox.Peristiwa yang sangat cepat terjadi. Hellrox menjadi abu.

"Akan ku cari sendiri jawabannya." Ucap Bella.

Bella turun ke bawah dengan penuh luka dan membawa jantung hitam di tangan kanannya. Arthur segera mendekat, mencoba menyentuhnya pelan. Bella masih mematung dengan luka menganga. Wajah ayunya tanpa ekspresi. Datar. Perasaan bercampur aduk dirasakan Arthur. Dia memikirkan tindakan Bella yang begitu berani. Diluar batas, Bella yang dimatanya anggun, cantik, bermartabat dengan cepat berubah jadi mesin pembunuh yang sangat keji.
Akankah dia baik - baik saja? Haruskah aku menyentuhnya?

"Kau akan diam saja melihatku seperti ini?" Tanyanya penuh dengan penekanan.

Kemudian Bella menutup matanya pelan, tubuhnya jatuh lurus terlentang melayang di atas permukaan tanah.
Arthur segera menyentuh tubuh Bella, dingin sekali lebih dingin dari sebelumnya. Rasa ngilu menusuk kedua tangan Arthur. Ditahannya. Tubuh Bella membeku. Dia banyak sekali mengeluarkan darah. Arthur berlutut dan menekan darah biru Isabella yang masih keluar dengan tangan kirinya. Dia sedikit tegang. Arthur menarik nafas panjang, nafasnya agak cepat. Dia ingin memeluk tubuh Isabella, memberinya kehangatan meskipun tidak membantu.

Bella tak sadarkan diri. Arthur segera mengambil jantung Hellrox di tangannya, menyimpannya dalam kotak peraknya. Dia mengetahui Bella sangat menginginkannya. Arthur masih membayangkan pertarungan sengit tadi. Dia tertegun, begitu sadisnya bangsa vampire ini. Dia tidak goyah, dia mengasihani Bella. Vampire cantik ini begitu mematikan.

"Bella!" Arthur mencoba membangunkannya.

Mata Bella terpejam. Dia tidak bergerak. Arthur masih memikirkan apa yang harus dilakukannya. Dia teringat akan benda magic yang diberi oleh vampire glamorious. Dia mencoba merogoh saku celananya. Mengambilnya, benda bercahaya dari vampire glamorious. Dengan belati emas Arthur mengiris telapak tangan bagian dalamnya, meneteskan darah manusianya ke atas benda berbentuk bulat berpermukaan bergerigi yang diselubungi cahaya jingga bercampur putih. Arthur pernah melihatnya saat vampire glamorious mencontohkan kepadanya.

Tak berapa lama, pemimpin vampire glamorious telah datang. Mereka terkejut dengan kondisi yang terjadi kepada Bella. Mereka membawa Arthur dan Bella pergi dari lembah kematian. Raut wajahnya tegang.

"James, apa yang kau sembunyikan tentang Isabella?" Tanya tuan Lorry.

James mencerna maksud pertanyaan tuan Lorry Mouthuis.

"Kau adalah klan Falcon yang mampu melakukan hal itu. Bisakah kau tunjukkan padaku?" Pinta dan tanyanya lagi.

James mundur selangkah, kemudian dia duduk seolah berlutut.

"Maksud Sir Lorry, saya belum memahaminya dengan baik."

"Kau terlalu naif!"

James mundur dengan cepat saat tuan Lorry mencoba menyakiti dengan magicnya. Dia mencoba menembus pertahanan James.

"Ada pesta yang kulewatkan?"

Suara nyonya Roberta menghentikan pertarungan diam - diam antara sir Lorry dan James Falcon. Tuan Lorry menarik kekuatannya untuk menyakiti James.

"Sayang, kau terlalu keras padanya. Maafkan kami James."

Nyonya Roberta segera menarik tangan suaminya dengan anggun, kaku dan mereka sudah duduk. Sir Lorry mulai tenang. Tangan kanan nyonya Roberta mempersilahkan James duduk berhadapan dengan mereka. Senyum picik nyonya Roberta terlihat jelas di kedua mata James.

Rahasiakanlah James.

Suara hati nyonya Mouthuis berbicara kepada James. Dia melihatnya, meresponnya dengan satu kedipan mata. Nyonya Mouthuis tertawa keras. Mencairkan ketegangan yang terjadi. Sir Lorry terdiam, dia merasakan gundukan peluru perak menghancurkan jantung vampirenya.

James pamit dari kediaman Mouthuis, dia mundur beberapa langkah kemudian berbalik. Ada rasa yang pedih di jiwa vampirenya. Beberapa hari ini, dia merasakan kesulitan bertemu dengan Isabella. Dia menggunakan magicnya untuk mengetahui keberadaan Bella. Dia masuk ke dunianya, mencari keberadaan Isabella. Langkah kaki James terhenti, dia merasa panas hati. Dia melihat Isabella terluka parah, wajah Arthur berkelabat diantaranya. James segera terbang melesat ke taman tertutup Roma.

Arthur berniat meninggalkan Bella di tempat vampir glamorious. Matanya masih menatapnya. Isabella yang begitu anggun sedang terluka. Kulit putihnya makin membeku. Pucat sekali, sangat mirip dengan mayat. Arthur menelan ludah pahit, matanya berbinar. Arthur menyentuh lembut wajah Bella. Mengusap pipinya, menepikan beberapa helai rambutnya ke samping dan memakaikan selimut magic vampire glamorious supaya luka Bella segera tertutup. Dalam hitungan 10 luka Bella tak berbekas. Namun, Bella belum bergerak atau bangun dari tidurnya. Vampir glamorious menyaksikannya. Tiba - tiba tanpa rasa sungkan Arthur mengecup kening Bella. Mereka terkejut, belum ada manusia yang berani menyentuh Mouthuis selain James Falcon.

"Cepatlah membaik." Ucap Arthur.

Bella mendengarnya namun malas membuka mata. Dia ingin rasanya membunuh Arthur karena telah berani mencium keningnya. Namun, diam - diam dia menyukainya.

Bella kehilangan banyak darah. Dia membutuhkan darah manusianya. Vampir glamorious mengetahui keinginan Bella. Mereka mencoba menyampaikannya kepada Arthur. Namun, Arthur tidak memahami bahasa mereka. Arthur tidak mengerti, tidak mengetahuinya. Arthur sibuk memikirkan Hellrox yang menyerang Bella. Makhluk pembunuh dari klan Falcon.

"Bella membutuhkan darah, darah manusia."

James telah berdiri di samping Isabella. Dia menatapnya sedih. Wanitanya. Dengan tatapan layu dia menggenggam tangan Bella.

"Bella bisa merasakan, mendengar semua yang kita bicarakan. Namun, tubuhnya tidak bisa bergerak. Dia haus, aku sangat mengetahuinya. Dia menjerit kehausan." Jelas James

Secepat kilat James telah mencekik Arthur. Mengangkatnya ke udara, kedua taringnya keluar dan matanya memerah. James mulai hilang kendali dirinya karena melihat Bella terkapar.

"Akh..!!" Kedua tangan Arthur memegang tangan James.

===nitakurnia===

Queen of Vampire ( Isabella) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang