35. Kekuatan tersembunyi

29 4 0
                                    

Sarah melihatnya takjub. Para Mox yang ia ciptakan melebihi apa yang diharapkan. Berbaur kebahagian dan duka, cukup untuk mengobati rasa sakit kronis hatinya selama ini. Senyumnya tak hilang, menetap. Sarah memberi aba - aba, mengangkat tangan kirinya, menghentikan auman lirih para Mox. Suasana yang begitu mencekam. Mata merah Sarah makin gelap, ia memusatkan energinya. Semakin lama warna iris matanya berubah hitam. Rambutnya menjadi putih. Sarah merubah visualnya. Steffan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dadanya terasa sesak sekali kali ini, nafasnya pun berat karena panik. Sarah merasakannya, ia mendekatinya.

"Adikmu aman sayang, jangan terlalu." Terang Sarah.
"Aku hanya mengkhawatirkannya." Dengan wajah tampak sayu.
"Kau berlebihan. Dia tidak akan mati meskipun ku ambil setengah darahnya Steffan." Ucap Sarah tegas.
"Kau?" Steffan merasakan tentang obsesi, ambisi Sarah. Ia dibutakan oleh perasaan cintanya yang mendalam kepada makhluk abadi ini.

Steffan mundur, ia berbalik lalu pergi dalam diam meninggalkan Sarah bersama para Mox ciptaannya. Sarah membiarkannya, seperti  kejadian itu adalah hal biasa, ia tidak mengejar Steffan.

Sarah kemudian melayang di atas para Mox. Menunjuk satu Jendral perang, Mox yang lahir dari keluarga manusia abdi klan Falcon. Anak pemimpin kota Roma dari kaum manusia. Jack Smith. Akhir dari kehidupan manusianya berubah menjadi Mox. Ayahnya yang picik tidak melihat keinginannya terwujud. Menjadikan anaknya bloody klan Falcon dan berharap ia menjadi salah satu bagian dari klan Falcon. Mimpi yang sia - sia. Kali ini Jack benar - benar sudah mati. Ia telah kehilangan memorinya tentang Roma. Saat ini yang bisa dirasakan olehnya hanya haus darah, membunuh, memakan apa saja yang ada di hadapannya. Ia bukan Smith lagi. Bukan bloody lagi. Ia pemimpin Mox dari klan Dimitri.

Malam semakin mencekam, dua bulan tampak bersembunyi diantara gumpalan awan hitam. Sinarnya temaram, namun redup sekali. Mata telanjang manusia tidak bisa melihatnya. Desisan para Mox membuat bulu kuduk merinding. Bloody yang tidak sengaja melihat sekumpulan Mox sontak menghindar dan berlari menjauh. Tidak ingin menjadi korban berikutnya. Mox Sarah Collis hanya mematuhi perintahnya. Menanggapi komando Sarah tidak yang lain. Petinggi Dimitri datang dengan cepat. Tuan Marvel menggelengkan kepala vampirnya layaknya manusia. Ia memasang wajah masam melihat hal luar biasa yang Sarah ciptakan.

"Tuan Marvel." Sapa Sarah.
"Vlad akan diam?" Tanyanya.

Sarah hanya tersenyum, kemudian mendekatinya. Mendekatkan bibir cantiknya ke telinga tuan Marvell.

"Dia akan diam kali ini, percayalah." Jelas Sarah
"Apa yang telah kau rencanakan Sarah?" Tanyanya lagi dengan menoleh ke wajah damai Sarah.
"Isabella." Jawab Sarah singkat.
Terhenyak. Tuan Marvell merasakan aliran beku berjalan ke seluruh tubuh vampirnya.
Ia tertunduk lesu.
"Selesaikanlah apa yang kau mulai Sarah. Ini pertarunganmu." Tuan Marvell langsung menghilang.

Sarah tertawa keras, ia merasa telah sukses dengan misinya yang selama ratusan tahun ia perjuangkan. Ia akan mengalahkan klan Falcon, melengserkan kandidat Isabella Red Mouthuis sebagai ratu Roma. Tawanya benar seperti tanpa jiwa.

Tiba - tiba hujan turun, tetesannya tidak terlalu deras. Sayub - sayub tipis namun pasti. Wajah - wajah garang itu basah, bau darah menyengat terbawa aliran air. Sarah masih berdiri tegak, anggun, ia siap menyerang kediaman Isabella.

Shire Underground..

Steffan menemui ayahnya, ia duduk bersimpuh. Tampak kedua tangan tuan Barbossa berkacak pinggang dengan amarah yang meletup - letup.
"Ayah, maafkan aku." Ucap Steffan
"Kau sudah keterlaluan!" Bentaknya.
"Lyra- ku yang malang." Sambungnya lagi.
"Maafkan aku ayah, aku akan mencarinya." Jelas Steffan.

Tuan Barbossa sangat menyayangkan tindakan putranya. Lyra adalah keturunan Barbossa yang spesial. Ia terlahir dengan memakan gumpalan darah hitam milik Bintang Viola. Tidak heran James bingung makhluk apa sebenarnya Lyra. Kehidupannya selama ini ditopang oleh darah jingga yang diproduksinya sendiri. Gumpalan darah hitamnya mengikat darah manusianya. Pemberi kekuatan disaat dia lemah, namun jika bagian dada sebelah kiri Lyra dilukai maka dia akan menjadi sangat rentan karena letak kelemahan Lyra ada di sana. Steffan mengetahui rahasia itu dan menceritakannya ke Sarah. Alhasil rencana Sarah mulus tanpa hambatan. Dengan cuma - cuma ia bisa mendapatkan darah jingga untuk membentuk pasukan Mox.

Masih bersimpuh, Steffan tak beranjak dari tempatnya. Seluruh tenaganya seolah habis tak bersisa. Keringatnya menetes pelan, diusapnya beberapa kali. Ingin menangis, namun ditahannya. Siksaan yang dilakukan Sarah pasti menyakiti adiknya. Berpikir keras dimana tempat Lyra, pikiran Steffan seperti buntu. Matanya terpejam, mengingat kembali gedung tinggi milik klan Dimitri. Ruangan - ruangan bawah tanah itu menari di ingatannya. Wajah Sarah, petinggi klan Dimitri seperti tertawa mengejeknya.

Tiba - tiba tanda hitam milik Steffan terasa ngilu. Dengan cepat ia menyentuhnya, menutupnya kemudian beranjak dari tempatnya lalu berlari masuk ke dalam kamarnya. Nyaris terlihat oleh pelayan Barbossa. Ayahnya diam mengetahuinya. Seorang Barbossa tidak memperdulikan pilihan anak - anaknya akan menjadi apa mereka. Hidup itu milik mereka. Tanda hitam seorang bloody akan terlihat mengakar jika terasa ngilu. Steffan tidak pernah meminum penawar yang Sarah berikan sesaat setelah ia memberikan darah padanya. Steffan terlalu naif. Ia harus bisa menerima konsekuensi dari apa yang dilakukannya. Jika tanda hitam itu menyebar ke seluruh tubuhnya maka lambat laun dia akan berubah wujud menjadi vampire dari klan Dimitri. Ia sanggup menahan rasa sakit terbakarnya. Masih mampu menguasainya.

Pelayan keluarga Barbossa mengetuk pintu kamarnya.

TOK TOK TOK..

"Tuan muda, putra dari tuan Edith telah menunggu anda." Ucap pelayan itu dari balik pintu.
Mata Steffan terbelalak, ia masih berjuang melawan kesakitannya. Sepuluh menit berlalu, Steffan masih di kamarnya. Ia lemas, nafasnya pun berat dan seluruh tubuhnya terasa benar-benar sakit. Ia mencoba membasuh wajah tampannya, ia melihat ke dalam cermin. Sahabat apa aku ini. Makinya dalam hati.
Wajahnya kacau berantakan, tatapan matanya kosong, ia lelah dengan segala aspek dalam hidupnya. Sarah membuatnya perlahan hilang akal, bahkan melupakan komitmennya sebagai seorang sahabat yang setia. Sarah. Ucapnya dalam hati.

"Tuan, apakah anda baik - baik saja?" Tanya pelayan itu. Ia kembali ke kamar Steffan dan menyapanya dari balik pintu,  lagi.

Steffan membuka pintunya. Senyumnya cerah.
"Dia masih menunggu?" Tanyanya.
Pelayan itu mengangguk, kemudian pergi meninggalkan Steffan yang masih berdiri di tengah pintu kamarnya.

"Hei sobat." Sapa Steffan.
Arthur menoleh, melihatnya menuruni anak tangga. Ia tersenyum membalas senyuman sahabatnya.
"Hei." Balas Arthur.
Steffan mendekati Arthur, duduk di sampingnya. Merebahkan tubuh kekarnya. Memejamkan matanya.
"Ini yang kau suguhkan!Dasar berandal." Maki Arthur sambil meninju pelan lengan atas Steffan.
Ia terkekeh, masih dengan mata terpejam.
"Ya, memang aku berandal." Jawabnya.
"Apa yang kau bicarakan? Bagaimana kabarmu." Tanya Arthur lengkap.
Seketika Steffan membuka kedua matanya, ia lalu melihat sorotan mata lembut sahabatnya.
"Apa yang kau pikirkan tentangku Arthur?" Tanya Steffan tak menjawab pertanyaan Arthur sebelumnya.
Arthur mengangkat kedua pundaknya, sambil menatap wajah lesu Steffan.
"Kau? Menurutku kau akan menceritakan semuanya." Jawab Arthur ringan.
Ekspresi yang tidak Steffan bayangkan sebelumnya. Sahabatnya tidak menekannya sama sekali. Mungkin dia tau tentangnya, Sarah dan lainnya. Namun, masih sama. Sahabatnya yang selama ini ia kenal. Tidak berubah sedikitpun.

Lama mereka terdiam, Steffan membiarkan ruangan itu hening. Tidak memulai pembicaraan lagi. Arthur juga mengerti situasi yang Steffan alami. Pasti sahabatnya kali ini mengalami kesulitan yang sama dengannya.

Kali ini sorot matanya tegas. Ia meminta Arthur tetap tenang dengan pernyataannya. Arthur mematung, ia sudah menduganya, sahabatnya mengetahui perihal yang bergejolak di kota Roma.

"Sarah dibalik semuanya. Isabella."

===nitakurnia===

Queen of Vampire ( Isabella) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang