Mungkin kamu bukan yang pertama bagiku...
Tapi percayalah kamu yang terakhir bagiku...
================Hari ini kelas ku selesai dengan cepat ,tadi Azlan menelponku dan mengatakan kalau Armel anaknya ingin bertemu dan rindu dengan ku sekarang mereka ada di rumah sakit tempat Azlan bekerja.
Entah mengapa kedekatan ku dengan Armel cepat sekali bahkan dia sekarang terang terangan memanggilku dengan panggil umi. Aku ingat sewaktu di pantai dia memanggilku umi tanpa beban.
Aku membawa bekal yang telah aku persiapkan dari rumah dan akan membawanya ke rumah sakit. Aku berjalan menelusuri lorong rumah sakit untuk menuju ruangan azlan, ada beberapa perawat yang lalu lalang menyapa ku dan tersenyum.
Aku mengetuk pintu ruangan Azlan. Dan membuka pintu itu ." Umi Arsy..." armel berlari dan langsung memelukku.
" apa kabar nak.." aku mencium kepala armel.
" alhamdulillah kakak sehat mi, umi apa kabar , kakak rindu umi"
" alhamdulillah umi juga sehat ow ya ni umi buatin bekal buat kakak sama abi" aku berjalan menuju meja yang ada di sana.
" cuci tangan dulu nak" kata Azlan .
Armel berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangan dan setelah itu di susul Azlan. Mereka senang sekali dengan makanan yang aku bawa.
" makasih ya arsy kamu sudah repot repot masakin buat kami, makanan kamu ini benaran enak lo, liat aja tu armel makan nya lahap banget. "
" iya sama sama aku juga senang kalau kalian makannya lahap begini."
Setelah makanan mereka tandas aku pamit untuk pulang .
"Hmm arsy apa aku bisa minta bantuan kamu buat antar Armel ke tempat mama, karena habis ini aku masih ada praktek pasien ku hari banyak banget."
" oke kebetulan aku juga mau ketemu tante martha, ayo nak umi kita pulang umi antar ke tempat nenek"
Armel mendekati ku dan mengambil ransel nya dia sangat antuasias sekali.
" ya udah aku antar kalian ke depan ya" tawar Azlan.
Sepanjang perjalanan pulang Armel sangat senang bahkan dia membacakan beberapa ayat pendek yang telah di hafal nya. Dan aku menyimak bacaannya sekali sekali aku memperbaiki bacaannya.
Sepertinya di usia yang muda aku yakin banget nie anak bakal menjadi seorang hafiz. Usianya yang baru menginjak empat tahun sudah hafal juz 30. Ah aku sangat iri.
=====
Seperti biasa di hari libur aku melaksanakan kegiatan seperti biasa , aku memasak , menyiapkan bekal dan di hari libur ini aku akan pergi ke butikku untuk bekerja , ya aku memanfaatkan hari libur ku untuk bekerja. Dan mengecek hasil kerja dari karyawan ku, biasanya aku datang di akhir bulan.
Aku tersentak saat tiba tiba pintu di ketok saat aku sedang asik memeriksa hasil laporan keuangan butik.
" ya masuk"
Aku kaget karena yang datang adalah Azlan. Dia menutup pintu kembali dan mematung dengan tatapan yang hangat, ah aku paling suka dengan tatapan itu. Ya Allah jantung ku, selalu saja berdisko di saat kedatangannya, aku tidak bisa mengontrolnya.
Aku membalas tatapannya sambil tersenyum.
" maaf pintu nya di biarkan terbuka aja ya Lan atau apa kita bicara di luar aja"
Azlan langsung duduk di depan ku dan membiarkan pintu terbuka.
" Arsy apa kamu mau ta'aruf denganku dan memberikan aku kesempatan ." Azlan begitu berharap karena aku dapat melihatnya dari sorot matanya. Aku tau selama ini Azlan melakukan pedekate terhadap ku dan aku bukan anak kemaren sore yang ngak tau dengan glagat Azlan selama ini. Dan aku tak tau harus menjawab apa.
" kalau rasanya kamu ragu untuk menjawab nya ngak usah di jawab dulu."
Syukurlah kalau boleh jujur aku sekarang bingung dan terkejut dan ngak tau harus menjawab apa.
" ya udah nanti kabari aku kalau kamu sudah ada jawabannya ya, setidaknya beri saya kesempatan untuk mengenal kamu lebih dekat kali, kalau begitu saya pamit dulu ya mau jemput Armel di tempat neneknya. Assalamualaikum "
Aku meraba dadaku dan selalu begitu di saat bersama dengan Azlan. Sepertinya aku harus curhat kepada pemilik hati malam ini, aku ingin bermunajat kepadanya. Dan berharap aku bisa menemukan jawaban nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brondong ( Falling in love ) End
ChickLitSequel Anugrah Terindah Arsyila Romeesa Farzana Seorang dosen dan bisnis women ini yang pernah kecewa dengan yang namanya cinta, yang merasakan kekerasan dalam sebuah hubungan dan di akhiri dengan penghianatan dia menutup hati dengan yang namanya p...