Bijak dalam membaca ya guys... Ini khusus untuk 17++++ pliss.... Yang masih di bawah umur skip aja ya ... Makasih..
=======
Setelah mendengar ucapan ku, aku bisa melihat keterkejutan di mata Azlan, ya aku yakin karena Azlan pikir aku dulu pernah menikah pasti aku ngak perawan lagi. Dan Azlan pergi meninggalkan ku sendiri di kamar, apa mungkin Azlan kecewa begitu banyak pertanyaan yang bersiliwer si benakku.
Pintu tiba-tiba terbuka lalu tertutup lagi, mebuyarkan lamunanku. Aku mendongak, dia di sana terpaku menatapku, tubuhnya yang jangkung bersandar ke pintu.
“Kamu ...kamu cantik sekali.” benarkah tadi suaranya? rasanya suaranya seserak itu.
Aku berdiri, jantungku berdetak lebih cepat dan selalu begitu setiap kali aku bersama pria di hadapanku ini, pria yang baru aku kenal dan sekarang telah menjadi teman hidupku.“Ada apa bang?” Aku terkejut mendapati suaraku tak kalah serak.
Azlan menghampiriku, sekarang kami berhadapan, Jarak kami sangat dekat. Aku hanya setinggi dagunya dan itu membuatku mendongak jika aku ingin menatap matanya.
“Aku hanya…” suaranya tercekat, matanya berkaca-kaca. sebelum aku menyadarinya tangan Azlan telah berada di pipiku. Dadaku mulai sesak. Kami bertatapan.
“Aku tidak menyangka kalau sampai sekarang kamu masih perawan berarti aku menikahi seorang janda tapi memiliki rasa perawan.” bisiknya menggoda jahil, ternyata dia mesum juga.
Aku terperanjat ketika kurasakan sesuatu melingkar di pingggangku, tangan Azlan. Ya, tangan Azlan telah melingkar di pinggangku, menarikku lebih merapat ke tubuhnya.“Biarkan aku melakukan ini, sekali saja.” bibirku bergerak, ingin berbicara tapi tak ada suara yang keluar ketika bibir Azlan telah mendarat di keningku.
Aku memejamkan mata, mencoba memahami semuanya, semua yang tak pernah kami bicarakan tapi aku dan Azlan tahu sesuatu itu ada, sesuatu yang selama ini aku dan Azlan hindari namun tak pernah pergi malah semakin tumbuh, berdenyut dalam dada kami. Tanganku tetap terkulai di sisi tubuhku, aku gemetar, bibirku mulai bergetar.
Selama beberapa waktu kami tetap seperti itu, tangan Azlan di pipiku, tangannnya yang lain di pinggangku dan bibirnya di keningku. Andai jarum jam lupa cara bergerak dan waktu membeku di detik ini, waktu berhenti saat ini, aku tak akan pernah menyesal.Azlan melepaskan aku. Begitu aku membuka mata Azlan telah berada dalam jarak satu langkah driku, dan kulihat senyuman nya yang sangat menawan, dan aku melangkah mendekati Azlan dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya terlebih dahulu.
“Maafkan aku.” Suaraku bergetar merasa bersalah.
“Hapus air matamu dek, Semoga kita bahagia.” jawab nya singkat dan menuntunku untuk ke ranjang kami dan membaca doa.
"Bang maaf". Ucapku memeluk Azlan dari belakang, lalu menopang daguku diatas bahu suamiku.
"Maaf ya". Lirihku dengan wajah memelasnya, membuat Azlan ingin menerkamku.
" aku takut " jawabku
.
"Iya aku maafin ngak usah takut dek ". Jawab Azlan tersenyum. Ide jail terlintas dibenakku, dengan sengaja ia mengelus ngelus lembut dada polos suamiku. Dan tentu saja membuat Azlan bergairah.
.
"Humm, stop dek Ahh". Desah Azlan penuh gairah. Namun, aku mengabaikannya! Aku tau Azlan ngak kuat, aku tau Azlan merasa tersiksa dengan permainanku.
Secara tiba tiba Azlan membalikkan tubuhku menjadi dibawahnya, Azlan menopang tubuhku dengan kedua tangannya."Kamu mancing aku yahh ?? Siap siap aja tidak berdaya". Ujar Azlan dengan seringai tajamnya! Nyaliku pun seketika menciut melihat Azlan yang sepertinya akan memangsaku habis malam ini! Oh ya Rabb bingung harus apa. Aku salah telah membangunkan singa yang kelaparan.
"Siap sayang, kalau gak siap kita tunda dulu". Tanya Azlan menatap mata hazel milikku, aku pun mengangguk ragu.
Azlan langsung melumat bibirku lembut, ia sengaja memulainya dengan perlahan. Dengan satu alasan supaya aku merasakan sensasi yang luar biasa. Aku hanya diam, aku tak membalas ciuman yang Azlan berikan. Dengan sengaja Azlan menggigit bibir bawahku agar aku membalas ciumannya.
"Aghh, sa--kit". Lenguhku ketika merasakan Azlan menggigit bibir bawahku. Azlan pun melepas lumatannya.
.
"Bales kek dek". Ujar Azlan
.
"Males ah". Jawabku berpura pura acuh, raut wajah Azlan yang tadinya berbinar seketika berubah menjadi kecewa.
.
"Hehe, bercanda bang. Jangan ngambek yaa". Ucapku yang seakan mengerti perubahan raut wajah suamiku.
.
"Lepasin dulu deh, aku mau kasih surprise buat kamu". Ucapku lagi, lalu melepaskan posisi tidur menjadi duduk.
.
"Surprise apa". Jawab Azlan datar.
.
"Tenang, pasti kamu puas deh". Ujarku tersenyum jail.
.
"Kamu tetap tidur yah". Ujarku lagi, tanpa Azlan duga aku mengelus ngelus adik kecilnya dari luar dengan penuh kasih sayang. Gila ini sungguh gila, Azlan tak tahan dengan semua ini aku yakin itu Ia lelah disiksa dengan permainanku ini, sungguh lelah.
.
"Ohh uhh, apa yang kamu lakukan dek . Stop sayang, jangan membuat aku tersiksa dengan permainan mu. Ohh ahhh sakitt sekali rasanya". Desah Azlan yang benar benar tak tahan dengan permainan ini. Azlan pun segera mengambil tanganku yang berada didaerah kejantanannya lalu langsung menidurkan ku dengan perlahan! Ia pun mengelus ngelus area kewanitaanku dari luar dengan penuh kelembutan. Oh damn it! Sepertinya habislah riwayatku.
.
"Ahh bang...ku mohon hentikanlah perbuatan mu ini". Ujarku mendesah hebat, tak sampai disini. Azlan pun membuka pakaian dalam milikku dan secara langsung Azlan melihat V milikku.
.
"Sungguh indah pemandangan ini". Ujar Azlan tersenyum gembira, akupun tersipu malu. Azlan menekan nekan miss V ku, agar aku kembali menikmati sensasi yg luar biasa!
.
"Sepertinya kamu basah dek, udah gak sabar yah". Goda Azlan tetap pada posisinya.
.
"Bang...ku mohon". Mohonku dengan puppy eyes . Azlan pun membuka boxernya kini yang tersisa hanyal pakain dalan milik Azlan erwarna hitam. Ia pun dengan segera membukannya. Kini kami berdua hanya bertelanjang dada tanpa berpakaian sedikit pun!"Apa kamu mengizinkan aku mengambil mahkota berharga mu". Tanya Azlan mendekatkan kejantannya dengan kewanitaan miliku, aku pun mengangguk.
Dengan perlahan Azlan memasukan kejantannya ke lubang V milikku. Lalu ia pun menggenjotnya dengan perlahan. Air mataku lolos begitu saja, aku hanya bisa memegang kuat spray tempat tidur. Perih! Sungguh ini perih.
"Enghhh". Lenguhku.
.
"Maafin aku sayang"-Azlan pun mencepatkan tempo gerakan memaju mundurkan kenjatannya dimilik V ku. dengan otomatis payudara ku ikut bergoyang, Azlan memasukkannya lebih dalam. Sedari tadi ia kesulitan untuk mencampai titik terakhir mahkotaku terletak. Sungguh ini sangat sempit.
"Ahh sa--ya--ng i--ni sa--ng--at sem--pit, ma--af kal--au aku menek--annya ke--ras"-
.
"Ah ba...ng..sa--kit". Lirihku menggeleng gelengkan kepala kekanan dan kekiri. Payudaraku sedari tadi ikut bergoyang keatas dan kebawah! Aku tak pernah merasakan sensasi yang luar biasa seperti ini..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brondong ( Falling in love ) End
Literatura FemininaSequel Anugrah Terindah Arsyila Romeesa Farzana Seorang dosen dan bisnis women ini yang pernah kecewa dengan yang namanya cinta, yang merasakan kekerasan dalam sebuah hubungan dan di akhiri dengan penghianatan dia menutup hati dengan yang namanya p...