18. After 30 Days (2)

5.5K 561 69
                                    

Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit agar pulih, Ayah akhirnya bisa kembali ke rumah. Selama itu pun Taehyung tidak pernah melewatkan hari-harinya tanpa menemani Ayah di rumah sakit meskipun dengan wajah tidak mengenakkan yang Irene berikan setiap hari padanya. Tanggapan dingin. Tidak, bahkan Istrinya itu hampir tidak pernah bicara padanya. Kendati demikian, tidak apa-apa, ia bersyukur Irene tidak menyuruhnya pergi.

Mereka pulang dengan mobil Taehyung. Taehyung melihat Irene tidak berhenti tersenyum lembut pada Ayah, enggan melepaskan pandangannya, atau sekedar mengalihkan fokusnya dari Ayah. Taehyung jadi tersenyum karena melihat betapa wanita itu sangat menyayangi Ayahnya.

Sedangkan Ayah menghangat melihat kelakuan Irene. Sedewasa apapun putri semata wayangnya itu tumbuh, ia hanya Irene putri kecilnya. "Kenapa anak Ayah tidak berhenti tersenyum?"

Ayah bertanya ketika mobil Taehyung berjalan membelah jalan raya yang padat akan kendaraan. Irene duduk di belakang bersama Ayah, Jinyoung di samping Taehyung karena Irene ingin dekat Ayahnya.

"Tidak apa-apa. Ayah jangan sakit lagi," kata Irene menyandarkan kepalanya di bahu Ayah. Ayah tertawa kecil, meledek kalau anaknya itu masih manja pada Ayahnya di depan suaminya sendiri. Tapi Irene tidak peduli.

Tiba-tiba terpikir olehnya bagaimana reaksi Ayah jika tau masalahnya dengan Taehyung. Yang paling Irene khawatirkan bagaimana jika Ayah terlalu terkejut dan kembali jatuh sakit. Tapi ia tidak mungkin tidak mengatakannya pada Ayah.

"Ayah juga ingin sehat terus," gumam Ayah menerawang lurus ke depan, Irene memperhatikan setiap kata yang Ayah katakan. "Ayah ingin tetap hidup dan melihat cucu Ayah nanti."

Irene mencelos, begitu juga Taehyung. Perkataan Ayah seperti menyentil tepat di ulu hatinya, membuat ngilu. Cucu? Bagaimana ini. Apa yang harus Irene katakan nanti pada Ayah.

"Tentu saja Ayah akan melihat cucu Ayah. Cucu dariku juga ya, Ayah. Tetaplah sehat."

Terima kasih, Jinyoung. You saved both Irene and Taehyung. Irene jadi paham, Jinyoung sudah tumbuh dewasa, dia mengerti segala hal sekarang. Bahkan mencoba membantu juga. Iya, sayangnya Irene tidak tau apa yang dilakukan adiknya itu untuk membantunya.

***

"Kenapa kamu menyuruh Ayah berbaring di kasur setelah sampai di rumah di saat Ayah telah terbaring di rumah sakit selama berhari-hari. Ayah harap saat pulang Ayah bisa menghirup udara segar dan makan makanan enak." Saat tiba di rumah, Ayah protes tentang segala hal. Padahal Ayah merasa sudah cukup bugar untuk sekedar pergi ke taman di belakang rumah menghirup udara segar. Tapi tetap saja anak perempuannya itu berniat membaringkannya di kamar. Memberi selimut sampai dada.

"Tidak, Ayah harus banyak istirahat." Irene memegangi lengan Ayah menaiki tangga rumah.

"Bukankah Ayah tidak akan sehat kalau hanya diam di kamar? Ayah harus jalan dan berolahraga." Tanpa mempedulikan peringatan Irene, Ayahnya malah berjalan ke kamar di mana Irene menempatinya dari dulu. Ayah terkejut karena pintunya terbuka.

"Apa ini?" Terlihat ada sebuah koper berdiri di sebelah kasur yang rapi. Gawat, bagaimana cara menjelaskannya, dia khawatir jika Ayah terlalu terkejut.

"Ayah, Ayah sedang apa ayo kembali ke kamar." Ayah masih tidak peduli, tangannya membuka lemari besar menemukan tumpukan baju rapih yang tatanannya tidak seperti yang seperti dilihatnya terakhir kali.

"Kenapa semua bajumu ada di sini?" Tanya Ayah menatap anaknya yang alih-alih menjawab ia hanya diam dengan kepala tertunduk, Ayah tau dia gelisah dari cara jari-jarinya yang bertautan.

"Untuk apa membawanya ke sini sedangkan kamu bermalam di rumah sakit setiap hari? Dan koper itu-" Irene tidak kunjung bicara.

"Kenapa, Nak?" Desak Ayah mencoba melembut agar Irene mau menjawabnya, tapi tidak. Dia hanya diam. Kebiasaannya ketika Ayah memarahinya, dia pasti diam. Ayah bingung, padahal dia hanya bertanya.

30 Days✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang