1. Bae Jinyoung

7.8K 657 74
                                    

ㅅㅇㅣ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅅㅇㅣ

Hal yang paling kubenci di dunia ini:

1. Pengkhianatan
2. Perpisahan

Masih banyak lagi tapi kedua hal itu benar-benar kubenci. Kurasa aku selalu berusaha menghindari hal-hal itu terjadi. Tapi apa daya, kehendak Tuhan. Takdir Tuhan. Aku tidak pantas bertanya pada Tuhan apa salahku sampai aku dihadapi situasi seperti ini. Salahku banyak. Dan justru mungkin masalah ini salahku. Bukan mungkin, memang salahku. Apa ini karma?

Kedua orang tuaku juga berpisah karena ibu berkhianat. Semenjak itu aku membencinya. Benar-benar membencinya. Ayah orang yang baik. Ayah sayang kami. Ayah tidak pernah membantah kata-kata Ibu, atau mengabaikan permintaan Ibu. Ibu bilang Ibu menyesal. Namun penyesalan Ibu tak lantas membuat Ibu kembali pada kami. Dia menikah lagi, dan akhirnya aku punya saudara tiri.

Bae Jinyoung. Kalian tau seberapa aku membencinya dulu? Semenjak dia lahir, aku selalu muak menatap wajahnya. Sampai-sampai saat dia bisa bicara, aku tidak sudi mendengarnya memanggilku noona. Namun, ketika Ibu tutup usia, aku menyesal. Karena tidak sempat bilang bahwa seberapa besarpun kesalahan yang Ibu buat, aku tetap menyayanginya. Ibu tetaplah Ibuku. Ayah bilang, untuk menebus semua rasa bersalahku, aku harus memperlakukan Jinyoung sebagaimana Ibu memperlakukanku. Ibu dan Ayah tiriku meninggal dalam sebuah kecelakaan. Jadi, hanya aku yang Jinyoung  punya di dunia ini. Aku merawatnya sejak dia kecil bersama Ayah. Ayah kandungku yang berati Ayah tiri Jinyoung. Meskipun Jinyoung hasil perselingkuhan Ibu, Ayah tidak pernah memperlakukan Jinyoung dengan kasar. Bahkan membolehkan Jinyoung memakai marga kami.

Sama seperti Ayah, meski awalnya aku berlaku baik pada adikku karena terbayang-bayang rasa salah pada Ibu, aku sadar, Jinyoung saudaraku. Jinyoung lahir dari rahim yang sama denganku. Maka kubilang, ialah laki-laki terbaik setelah Ayah. Aku menyesal memperlakukannya dengan kasar saat ia kecil. Padahal ia hanya anak manis yang tidak berdosa. Tidak ada alasan bagiku untuk membencinya.

Aku masih dengan pendirianku, bahwa seorang Kim Taehyung adalah laki-laki terbaik setelah Jinyoung. Meskipun ia telah mengkhianatiku, tetap saja. Sebelum itu semua terjadi, Taehyung sempurna di mataku.

Dulu, kan? Sekarang, rasanya menatap wajahnya membuatku sakit. Awalnya aku tidak tau apakah aku mampu mempertahankan Taehyung, sekarang aku tau jawabannya.

Kami tidak bisa bersama lagi.

Aku tau, bukan hanya aku yang tidak sanggup, pasti Taehyung juga tidak ingin bersamaku lagi. Ia bilang ia bosan. Aku ingat sekali. Seperti kau mencoba mempertahankan istana yang kau bangun sekuat hati, namun saat kau lengah, kau tidak tau badai mulai menghancurkannya.

"Aku bosan. Sungguh, sejujurnya rasanya hampa sekali. Seperti kau tidak pernah ada lagi di sisiku."

Kalau boleh jujur juga, aku sakit hati sekali mendengarnya, Tae. Tapi kau tau? Aku minta maaf padamu. Karena memang hanya itu yang bisa kuucapkan. Rasanya hatiku mati rasa. Saking marahnya, aku tidak tau apa yang harus kuperbuat padamu. Menangis pun rasanya sulit. Kau benar-benar ya, Tae. Dari dulu kau paling pintar memporak-porandakan perasaanku. Mau senang, bahkan marah.

30 Days✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang