ㅅㅇㅣ
"Aku ingin pergi ke Myeong-dong."
Sebenarnya aku cukup terkejut mendengar Irene ingin pergi ke sana. Karena Myeong-dong itu daerah tempat aku dan Irene bersekolah dulu. Kalau kami pulang malam setelah belajar keras untuk ujian, kami biasanya jalan-jalan di sepanjang Myeong-dong street. Ramai sekali. Myeong-dong itu terkenal. Jadi di sana kau tidak hanya menemukan orang-orang Korea saja, banyak warga negara asing yang belanja di Myeong-dong yang merupakan salah satu pusat perbelajaan terbesar di Seoul. Dan di sana ramai ketika malam hari karena Myeong-dong tampak indah di malam hari.
Tapi, yang jadi point-ku di sini adalah, bahwa Irene terus mengajakku ke tempat di mana kami biasa pergi ke sana dulu. Aku tidak keberatan. Sama sekali. Namun rasanya tiba-tiba sedih. Entah mengapa.
Tidak. Sebenarnya aku tau kenapa perasaanku jadi sedih, hanya saja aku terlalu egois untuk menyadarinya.
Aku rindu kami.
Aku rindu Irene-ku.
Tapi celakanya, memang aku yang menyebabkan semuanya terasa berubah. Irene tidak pernah berubah, aku yang membuatnya terasa berubah terhadapku. Aku merasa idiot. Tiba-tiba saja semuanya berubah. Dan aku membencinya.
Rasanya, untuk hari ini saja aku mau kembali ke saat-saat sekolah. Di mana hubungan kami tidak serumit ini. Bukan, aku bukannya menyesal sudah sejauh ini dengan Irene. Hanya saja, aku juga tidak tau apa yang terjadi pada diriku. Aku juga frustasi. Entah apa mauku.
Kembali ke permintaannya untuk pergi ke Myeong-dong. Kubilang tidak seru kalau pergi ke Myeong-dong bukan di malam hari. Makanya kami memutuskan untuk berkeliling di sekitar sungai Han. Tadinya Irene bilang ia ingin jalan kaki, tapi aku menolaknya. Aku tidak mau ia kelelahan sebelum hari ini berakhir.
"Kita main truth or dare saja," putusku, waktu akhirnya kuberhentikan mobilku di suatu tempat, masih di sekitar sungai Han. "Sambil pikirkan juga suatu tempat yang mungkin ingin kau kunjungi sebelum kita ke Myeong-dong. Tidak apa-apa kita berdiam di sini dulu? Atau ingin ke luar?"
"Bukan masalah! Aku mau main truth or dare!" Irene memang suka main seperti ini. Dulu kalau kami bermain ini, aku selalu dibuat gelagapan oleh tantangan-tantangan tak terduga yang ia berikan. Kelewat jahil. Kau tidak akan menduga seberapa jauh ide yang Irene pikirkan.
"Tapi dengan satu syarat," kata Irene tiba-tiba. "Tantangannya yang simple saja. Jangan sampai harus keluar dari mobil."
"Call." Aku buru-buru menyetujui syarat menguntungkan itu. Aku mau tau hal konyol macam apa yang akan dilakukannya kalau hanya di dalam mobil.
"Aku mau mulai duluan!"
"Oke," kataku lagi-lagi menyetujui semua keinginannya. Irene tersenyum puas sebelum memulai permainannya dengan bertanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days✔
RomanceKetika Taehyung selingkuh, Irene tidak marah. Ia malah jadi sangat merasa bersalah. Gila? Tidak. Hanya saja menurut Irene, ia percaya bahwa Taehyung bukan tipikal orang yang dengan mudahnya berpaling. Karena mereka sudah terbiasa bersama. Jadi, kala...