Kalian pasti punya seorang guru yang terkenal paling killer. Yang biasanya baru dengar langkah sepatunya sudah menyulap kelas super gaduh menjadi hening tak bersuara. Sama halnya di SMA Glenmore. Seorang guru bahasa Inggris--sebut saja namanya pak Hard. Dikenal dengan wibawa serta sifat keras, seperti namanya. Merupakan kebahagiaan tersendiri bagi siswa Glenmore jika pak Hard tidak masuk saat jam pelajarannya. Namun sayang, hal itu tidak pernah terjadi sepanjang peradaban Delinda bersekolah disini.
Delinda menyesali perbuatannya semalam. Ia menunda-nunda pr nya, sampai ketiduran dan berakhir tidak mengerjakan. Awalnya ia berencana akan menyalin milik temannya sebelum bel masuk, karena kebetulan ia memang selalu berangkat lebih awal setiap hari. Namun sepertinya dewi keberuntungan tidak berpihak padanya hari ini.
"Sebelum saya mengecek pekerjaan kalian. Apakah ada yang tidak mengumpulkan?" Suara tegas pak Hard memecah lengang.
Delinda tau pak Hard tidak pernah main-main saat memberikan hukuman. Namun percuma saja jika ia tidak mengaku, pak Hard akan memanggilnya karena jelas-jelas bukunya tidak ada dalam tumpukan buku yang ada di meja tersebut.
Delinda berdiri dengan wajah pasrah. Sudah dipastikan kini dirinya menjadi pusat perhatian warga kelas.
Delinda menundukkan kepala saat tiba di depan. Malu, takut, rasanya benar-benar menegangkan. Delinda akui kini dia sangat gugup.
"Bisa kasih saya alasan masuk akal. Selain lupa dan ketinggalan. Kenapa kalian berdiri disini?" Tanya pak Hard dengan nada lebih santai namun penuh penekanan.
Jika pak Hard sudah mengecualikan kata lupa, dan ketinggalan. Lalu Delinda akan menjawab apa? Ketiduran? Delinda benar-benar berpikir keras saat ini. Tapi, tunggu sebentar. Mengapa pak Hard menggunakan kata 'kalian'. Berarti dirinya tidak sendirian berdiri disini. Begitukah?
"Saya tidak punya alasan. Dan saya tidak ingin memberi alasan. Jika mau, silahkan bapak hukum saya."
Delinda membulatkan matanya, kaget. Berani sekali anak ini. Ia pun sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang tidak mengerjakan PR seperti dirinya, guess who? Ternyata anak itu adalah Galaksi.
"Itu bukan jawaban yang saya minta. Kamu?" Kini tatapan tajam pak Hard mengarah ke Delinda.
"Maaf pak. Saya benar-benar ketiduran semalam, dan lupa tidak mengerjakan." Delinda benar-benar ingin mengutuk mulutnya sekarang. Siapapun akan mengatakan bahwa alasannya ini sangat klasik. Namun itulah kenyataannya. Ia hanya ingin mencoba jujur.
"Huh!" pak Hard mendengus, "Rupanya kalian tidak ada yang pandai membuat alasan. Dengar, saya tidak butuh murid pemalas seperti kalian. LARI KELILING LAPANGAN 10× SAMBIL TERIAK 'SAYA TIDAK AKAN MENGULANGI KESALAHAN LAGI!"
Delinda cepat-cepat mengangguk kemudian bergegas keluar sebelum amarah pak Hard semakin menjadi.
Berbeda dengan Galaksi yang hanya berjalan santai di belakangnya.
Beberapa saat kemudian. Mereka berdua sudah sampai di pinggir lapangan. Delinda menghela napas kasar. lapangan sekolahnya ini memiliki luas yang bukan main, pak Hard memang se killer itu.
Delinda lari terlebih dahulu, tanpa mempedulikan cowok yang kini masih berdiri dengan gaya santainya di pinggir lapangan. Dalam benaknya ia tidak ingin mendapat masalah dari pak Hard lagi.
"SAYA TIDAK AKAN MENGULANGI KESALAHAN LAGI!"
"SAYA TIDAK AKAN MENGULANGI KESALAHAN LAGI!"
"Woy. Berdiri aja, mau kena semprot lagi?" Ujar Delinda di sela-sela teriakannya.
"Gak," ucap Galaksi dengan wajah datar. Dia mulai berlari santai, tetapi tetap saja dengan kaki panjangnya, dia akan dengan mudah menyusul Delinda.
Berbeda dengan Delinda yang terus meneriakkan kalimat 'saya tidak akan mengulangi kesalahan lagi' seperti yang diperintahkan pak Hard. Galaksi justru hanya diam seolah dia memang sedang pemanasan atau olahraga, dan bukan menjalani hukuman.
"Gak capek teriak-teriak? panas. Ntar pinsan loh," gumamnya saat melewati Delinda.
"Ishh!"
***
"Minum dulu. Dah gue pesenin noh!" ujar Fajar sambil menunjuk gelas es dengan dagunya.
Namun sebelum Delinda mengambilnya, gelas tersebut sudah disahut oleh seseorang, kemudian menyeruput isinya sampai habis tanpa aba-aba. Delinda menatap cowok itu kesal.
"Ishh lo kok ga ada sopan-sopannya sih. Itu minuman gue tau!" Tegur Delinda.
"Yah udah ketelan. Sori!" ujar Galaksi santai. Dia kemudian duduk di sebelah Fajar.
"Yaudah ini minum punya gue!" Fajar kemudian menyodorkan gelas esnya yang baru diminum sedikit.
"Enggak. Kan punya lo."
Tiba-tiba Galaksi meletakkan sebotol minuman dingin di meja. Dia menoleh ke arah Delinda sekilas, lalu berdiri "minum. Ribet banget jadi orang," ujarnya kemudian melenggang pergi.
Delinda menatap punggung Galaksi dengan tatapan heran. Sementara Fajar senyum-senyum saja.
"Mau ngasih minum aja ribet tuh anak," gumam Fajar sengat pelan, membuat Delinda yang samar-samar mendengarnya menoleh.
"Lo ngomong apa tadi?" Tanya gadis itu sambil membuka botol minum di tangannya.
"Enggak. Buruan minum abis ini ada gurunya loh!"
"Emang sekarang lagi gak ada guru?"
"Ada sih, cuman keluar tadi."
Delinda menyibakkan matanya ke penjuru kantin. Sepi. Hanya ada mereka berdua sekarang
"Siapa?"
"G tau. Kan belum kenalan."
"Astaga!" Delinda menepuk dahinya pelan.
"Eh Del. Lo tau nggak Galaksi itu orangnya emang dingin atau gimana?" Tanya Fajar sambil memperhatikan wajah gadis yang ada didepannya ini.
"Yagitu. Batu banget. Gak ada ramah-ramahnya. Gue aja yang sekelas jarang ngomong sama dia. Eh tapi kadang-kadang ngeselin juga sih anaknya," jawab Delinda asal.
"Masa sih? Gue kira kalian akrab gitu. Tadi aja dia bela-belain dihukum bareng lo padahal udah ngerjain. Terus tadi itu kayaknya dia sengaja beliin lo minum deh. Cuman gengsi aja ngasihnya."
"Uhuk uhuk uhuk" Delinda menepuk-nepuk dadanya karena tersedak saat minum, demi mendengar kalimat cowok dihadapannya itu.
"Hahaha. Ngaco ya lo. Udah ah balik kelas yuk!"
Fajar mengikuti gadis yang berjalan lebih dulu darinya. Padahal ia berkata jujur. Ia sengaja membuka tas Galaksi dan mencari buku bahasa Inggrisnya tadi untuk menyalin catatan kemarin-kemarin. Sehingga dia bisa tahu kalau Galaksi memang sengaja membiarkan dirinya dihukum bersama Delinda.
🌞
Next lagi
Sepertinya cerita ini bakal slow update
Ada yang nunggu? Enggak ya?
Oke
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My Sunshine
Teen FictionUpdate setiap Senin dan Selasa setelah senja. -Jika kebanyakan orang menyukai sunrise sesudah fajar, atau sunset yang menciptakan senja, maka aku lebih suka sunshine, yaitu kamu- *** Mengisahkan seorang gadis kecil penyuka matahari namun tidak untuk...