Khawatir

820 39 14
                                    

"A',ih.."

"Kenapa cis..? Sampai vc gini."

Denias yang baru bangun dari tidurnya bahkan masih mengusap matanya menjawab dengan lemah.

"KANGENNNN!! Ngerti dikit kek ih."

Ricis menampilkan wajah sayu-nya.

"Aku baru bangun sayang...ih. Calon istriku ini lucu banget sih."

Denias tertawa,masih dengan muka bantal.

"A'...kamu masih ngantuk? Tidur aja....maaf aku—"

"Gak,kamu gak ganggu. Jangan dimatiin."

Denias tersenyum lembut diseberang telfon,mencoba menenangkan Ricis yang sepertinya ingin menangis.

"Kamu kenapa cis...?"

"A'...hiks—katanya hiks—kamu lagi deket sama seseorang yah??...kalau gak salah—"

Ricis mulai meneteskan satu persatu airmatanya yang membuat Denias disana panik,namun mencoba sebisa mungkin terlihat tenang.

"Gak. Jangan kemakan omongan netizen cis. Siapa? Kalau Gita mantan aku yang sudah punya suami,Teh Sazkia Gotik tetehku,sama dengan teh Krisdayanti."

Denias menjelaskan,sambil mengusap layar Hpnya,bertanda ingin mengusap kepala Ricis tapi terhalang oleh jarak.

"Yang seksi-seksi katanya a'...hiks..."

Ricis tambah keras tangisnya.

"Kalau kamu pikir aku dekat dengan dia,maaf cis. Aku gak maksud,itu aku yang dulu di masa lalu. Maaf cis...."

Denias meminta maaf dengan wajah bersalah,perasaan paniknya tak dapat dia tutupi lagi saat Ricis sudah terlihat tidak bertenaga.

"Hiks...."

"Maaf sayang...."

Ricis tidak menjawab,masih terisak.

"Maaf..."

Denias kembali mengusap layar Hpnya,sekarang tepat di pipi Ricis,menenangkan Ricis.

"Nona manis gak boleh nangis,Hm? Kalau nangis jadi tambah lucu,Abang disini gak kuat neng. Nahan rindu."

Denias tertawa,membuat Ricis tenang. Siapapun yang mendengar tawa laki-laki ini pasti akan tenang mendengar suara tawa yang adem jika didengar.

"Jangan nangis lagi yah?"

"Iyaa a'..."

"Senyum dulu..."

Ricis tersenyum,dan Denias meng-screenshotnya begitupun dengan Ricis.

"A'..."

"Iya mba?"

"Ih,a' kok panggil mba sih."

Protes Ricis,

"Kan Mba Ricis."

Jawab Denias,

"Jadi ceritanya a' deni suka sama Ricis atau mba Ricis?"

Tanya Ricis dengan senyum yang ditahan,

"Becir aja deh,becir lucu."

"Becir lucu yah?"

"Chu banget. Pengen cium becir."

"Mba Ricis gak mau dicium?"

"Becir,Mba Ricis,Ria Ricis,Ria Yunita apa aja,yang penting calon masa depanku."

Denias mengeluarkan lidahnya mengejek wajah memerah Ricis,

"Idih,udah sering digodain kok masih tetap malu-malu meong sih."

Spring.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang