Bali Three.

643 36 7
                                    

"Assalamualaikum Bali!"

Ricis menghirup udara menyegarkan Bali di pagi hari. Meregangkan ototnya yang kaku setelah naik pesawat beberapa jam tadi malam.

"Waalaikumsalam nona manis."

Denias yang baru bangun merangkul Ricis dan mengucek matanya.

"Ih,jangan dikucek a'! Nanti merah!"

Ricis menepis tangan Denias dari mata Denias.

"Tuh kan..jadi agak merah. Ih."

Ricis mencubit lama pipi Denias.

"Hm..."

"Cuci muka dulu sana! Ngapain pagi-pagi kekamarku hah?!"

Ricis mengusak rambut Denias gemas dengan muka bantal Denias.

"Kangen..."

Alasan Denias,memeluk dari belakang Ricis.

"Pergi sana mandi! Kamu bau! Aku udah mandi ihhh..."

Ricis mendorong-dorong pundak Denias menjauh dari dirinya.

"Em.."

"Awas pakai sabun ke rambut a'!"

"Iya umi..."

Denias keluar dari kamar. Ricis menghela nafasnya lalu duduk memainkan Hpnya.

Tring!

Denidenias🌱🌸❤️
Online

Cis
Nanti turun,ada sarapan coco crunch,makan yah.
Itu aku yang siapin. Sayang kalau gak dimakan.
Makan yah
08.56

——

"Apasih a'..."

Ricis senyum-senyum sendiri membaca chat Denias. Dia hanya membacanya dan guling-guling di kasur sambil memeluk Hpnya.

"Terimakasih sudah menghadirkan dia di hidupku ya Allah.."

Senyuman Ricis seketika luntur,seketika menjadi sebuah tangisan.

"Jangan membuatnya berpikir untuk meninggalkanku...aku tidak mau...ya Allah..."

Ricis terisak,memeluk Hpnya. Pikiran-pikiran jelek menghinggapi pikirannya. Membuatnya tambah sedih.

"Ba-bagaimana kalau dia pergi..? A-apa aku kuat? Jangan ya Allah...hiks,dia milikku. Hanya milikku...tidak—"

"Tidak boleh diambil orang lain. Dan aku tidak akan berpaling kearah orang lain."

Ricis langsung mengangkat kepalanya,melihat Denias tersenyum sambil berjongkok,menyamakan tingginya dengan Ricis.

"A' a'..?"

"Sst,aku disini cis. Jangan berpikir aku akan pergi..."

Denias memeluk Ricis,menenangkannya.

"Hiks,jangan pergi a'! Jangan pergi..."

Ricis menutup wajahnya,mencoba menghentikan tangisnya,tapi tidak bisa.

"Tidak akan..."

Denias mengusap kepala Ricis.

"A'...hiks.."

"It's okay...i'm here..."

Ricis melepas pelukan Denias,tapi tangan Denias masih mengusap bahu Ricis.

"Udah enakan?"

Ricis mengangguk. Denias kembali mengusap kepala Ricis.

"Yuk?"

Spring.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang