Pulang

444 28 38
                                    

"Udah lengkap semuanya?"

"Udah umi."

Sekarang mereka akan pulang,menyusul Denias yang tadi pagi sudah pulang. Namun saat Ricis tiba di Jakarta,Denias akan pulang ke kampung halamannya. Apakah mereka bisa bertemu?

"Yaudah ayo."

Ricis terlihat excited. Mau cepat-cepat pulang katanya. Mau ketemu kesayangan.

"Ett,umi. Kelupaan sesuatu."

Boim menegur,Ricis menoleh kearah Boim.

"Apaan?"

"Tu,oleh-oleh untuk Va—"

"Lu aja yang bawa. Gue gak mau bawa apa-apa."

Ricis menjawab ketus. Tidak berniat sama sekali membawanya.

"Yaudah,Rio,ini bawa makanannya a' den—"

Mendengar nama Denias disebut,Ricis langsung menoleh dan merampas bekal yang ada ditangan Boim.

"Gue aja yang bawa gimana?"

"E astagfirullah....katanya tadi—"

"Untuk calon suami gue,apasih yang nggak?"

Ricis tersenyum,wajahnya berseri-seri bahagia.

"Yeu,giliran a' deni baru seneng."

Ledek Ogund,dan hanya diacuhkan oleh Ricis. Ricis terlalu bahagia sih,bawain makanan untuk calon suami,meski bukan dia yang bikin,wkwk.

Gak usah di ceritain lah yah di pesawat bikin apa,yang jelas Ogund dan Cipuy sampingan,Camor sama Rio sampingan,trus mesra-mesraan,ninggalin Ricis terdiam,rindu sama a' deni-nya,kasian.

"Umii."

"Apa boimmmmm. Gue capekkkk."

Ricis menghentakkan kakinya kesal karena diganggu tidurnya. Memutar badannya membelakangi Boim.

"Umi,bangun. Udah sampe,di liatin banyak org tuh."

Ricis otomatis membuka matanya,melirik kesana-kemari,ya,betul. Semua orang menatapnya,bahkan ada yang tertawa karena melihat wajah bantal miliknya.

"Duh Boim! Kenapa lu kagak bangunan gue awal-awal?!"

Ricis memeluk lengan Boim,langsung berdiri merangkul tasnya.

"Lah? Gue udah seribu kali bangunan kamu umi."

Boim menepuk dahinya,Jae yang melihatnya terdiam sejenak. Seperti sudah tahu apa yang akan terjadi.

"Tapi kenapa lu gak pasang alarm di telinga gue Boim!"

"Nanti kamu marah umi!"

"Tapi kalau gini kan malu!"

"Et udah!"

Rio menarik Boim,memotong perkelahian.

"Lu juga Jae,lu tau kan kalau umi sama Boim kelahi,malah nonton."

Rio bersiap menjewer telinga Jae,tapi sebelum dijewer,Jae sudah lari terbirit-birit,menghindari jeweran seorang Rio Ardhillah.

"Ayo umi,nanti si rumah aja isthirahatnya."

Ricis akhirnya mengalah,berjalan lebih dulu ke depan dibanding Boim dan Rio dan berjalan beriringan dengan Camor dan Cipuy.

——

kgn
Terakhir diliat hari ini pukul 23.07

A'
A' deni
A' ih.
On gak?
A' deniiii
Aku baru tiba nih
Kamu dimana a'?
Masih dirumah kan?
Tunggu aku
Jangan pergi dulu.
Aku bawa makanan nih.
A'. Baca a':(
A' deni
A'...?
23.10

Kgn
Calling to +62XXXXXXXX phone...

Kgn
Sedang berada di panggilan lain.

"A' deni di panggilan lain? Siapa?"

Ricis mengernyitkan dahinya. Saat kembali menelfon Denias,tetap sama. Denias berada dipanggilkan lain,sehingga membuat Ricis khawatir setengah mati.

"A' deni telfonan sama siapa sih ih? Buka ignya aja lah."

Ricis dengan cepat mengetuk akun Denias di Instagram,dan benar saja,ada chat yang mencurigakan disitu. Akun fake yang followersnya nol,kirimannya kosong,dan tidak mengikuti siapapun. Dan saat Ricis membaca chatnya,Ricis harus menahan air mata haru membacanya.

Error123._
Aktif

Lu jangan deketin icis lagi.

Maaf? Masnya siapa?
Kok dengan enaknya bilang saya harus
ngejauhin calon istri saya? Ga mungkin.

Denger yah,gue udah pacaran sama Icis!
Gak usah Lo ganggu lagi!
Karena Icis hanya milik gue!
Dan gue udah ngelamar dia. Jadi pergi lu!

Oh,baiklah.
Kalau anda pacarnya,tapi kalau saya masa depannya.
Buat apa? Dan masnya ada bukti gak kalau pcrn sm icis. Oh,udah lamaran? Kok gak ada media menyorot?
Nikah sama lamaran rahasia-rahasia yah?
Tadi saya tanya kakak-kakaknya icis sama mama papa icis,kata mereka gk ada tuh yang ngelamar icis.
Karena saya udah janji mau ngelamar icis bulan depan. Jadi masnya gak usah ngehalu yah? Hehe.
Wassalam.

——

"Kalau ini udah clear,jadi yang telfonan ama a' deni tadi tuh—"

Kgn
Calling...

Kgn
00.01

"Assalamualaikum—"

"A' DENI NGANGETIN ISH!"

"Jawab salam dulu..."

"Waalaikumsalam."

"Kenapa nelfon?"

"Kok gitu?!"

"Gitu kenapa?"

"Kok gak ada icis-icisnya?!"

"Harus?"

"A' deniii:(."

"Hm."

"A' deni kenapa?..."

"Gapapa. Emang kenapa?"

"Oh,apa gara-gara cewek itu yah?!"

"Siapa?"

"Yang tadi kamu telfon!"

"Siapa?"

"YANG TADI KAU TELFON AAA'!"

Hening,Denias tidak menjawab pertanyaan Ricis. Sedangkan Ricis terdiam. Bibirnya bergetar menahan tangisnya.

"...kalau bener,gimana?"

——

Resmi hiatus. Maafin sy🙏🏻.
Bye. Sampai jumpa 31 Februari 2020👋🏻🙆🏻‍♀️🌱.

Spring.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang