Baikan.

521 26 12
                                    

"Ini umi icis sama a' deni ngapa pada diam gini dah."

Benar kata Jae,Denias dan Ricis hanya diam tidak saling ngobrol seperti biasanya. Denias terlihat sedih dan marah. Terbukti dengan wajah yang daritadi tertekuk. Sedangkan Ricis,matanya terlihat bengkak tidak seperti biasanya.

"Umi Icis!"

Panggil Jae,Ricis menoleh kearah Jae dan berusaha tersenyum.

"Iya? Kenapa Jae?"

"Umi kenapa sama a'—"

"Tengkar."

Sebelum Jae menyelesaikan kalimatnya,Denias sudah memotongnya. Dengan nada dingin dan wajah datar seperti tadi malam. Tanpa melihat kearah Jae maupun Ricis.

"Loh? Kok?"

Jae bingung,

'Lah? Perasaan tadi malam masih aman-aman aja dah.'

Batin Jae.

"Em,a'. Temenin gue beli minuman dulu yuk."

Rio akhirnya datang,langsung merangkul Denias. Ricis mau protes tapi dikode dengan batin oleh Rio.

"Lu mau bawa kemana calon gue?"
"Kandang sapi. Jangan nyariin."
"Hah? Kandang sapi mana?"
"Beli minum lah,umi. Tadi kan gue udah bilang."
"Mau ngapain? Jangan aneh-aneh sama calon gue."
"Gausah tau. Pinjam yah?"
"Yaudah."

Ya,kurang lebih begitulah obrolan batin mereka.
Lah,memang ada yah obrolan batin? Emang indihome kali yak:v
Indigo Badrun.
Yaudah jangan protes.

Oke,kembali ke cerita.

Disisi Denias dan Rio,sedang duduk-duduk di Starbuck.

"A'kenapa kamu sama umi?"

Tanya Rio hati-hati,takut membuat Denias marah.

"..."

Denias terdiam,namun merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya. Membuka password-nya lalu memperlihatkan sesuatu pada Rio.

"Apanih?"

Vazoachmad
Online

Umiiiii
Umiiii
P
P
P
P
19.30

Ya?
Jgn spam jo.
Read
19.31

Hehe,maaf umi.
Umi udah makan?
Apa mau aku suruh anak" beliin makan?
19.31

Gk usah
Udh makan tdi sama a' den
Read
19.31

Ohh
Besok Save Flight yah umi.
Aku tunggu di bandara.
19.31

Ya
Read
19.32

❤️🙏🏻
19.32

——

"Aku pegang akun Ricis,yo. Cuman kalau ada yang chat-chat dia kek gini aku gak berani sama sekali buat bales. Pengecut aku memang."

Spring.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang