Aku dan Wil duduk di rerumputan hijau yang terhembus angin malam, sambil menatap beribu bintang di langit.
Wil menatapku dengan tersenyum, "kau masih memikirkan aku yang akan pergi, Hana?"
Aku tak berani membalas tatapannya, aku terus menatap langit. "Kenapa orang sebaik kau harus pergi, Wil? Kehangatanmu yang seperti bunga matahari, dimana lagi aku harus mencarinya saat kau telah pergi? Kau tahu aku tak punya teman sebaik kau, aku seperti mengucapkan selamat tinggal pada diriku sendiri."
Mataku berlinang, aku alihkan pandanganku membelakangi Wil yang juga sudah berlinang air mata di kedua matanya. "Aku benci ketika seseorang pergi dari hidupku." ucapku.
Wil menarikku ke dalam pelukannya, air mataku tumpah mengalir dengan deras, sangat sesak rasanya. "Mengapa kau menangis? Aku saja belum menangis. Jangan terlalu bersedih dengan kepergianku, saat-saat kita berdua itu adalah saat berharga dalam hidupku. Melihatmu tertawa itulah yang ingin selalu kulihat. Karena itu aku ingin katakan aku bahagia saat berada di sini. Aku berharap kau berjalan dengan baik ke masa depan yang sering kita bicarakan. Aku menyayangimu, Hana. Hiduplah dengan baik tanpa aku."
Aku tak tahu lagi apa yang harus aku katakan, kehangatan tubuh saat Wil memelukku, suaranya yang lembut dengan tersedu-sedu membuat air mata tak berhenti menetes. Wil, ketika kau pergi nanti, aku mohon jangan lupakan aku. Aku menyayangimu juga, Wil.
2:15 wib.
Selasa, 11 Juni 2019.Terinspirasi dari lagu; Himawari No Yakusoku by Motohiro Hata.
Cowokesiangan.