Now playing; Sia - Salted Wound.
Tubuh tegapnya berdiri di hadapanku, seperti menantang kemampuanku dalam menolak permintaannya kali ini.
Pahatan rahang yang sempurna itu mengeras, menahan amarah padaku yang selalu membangkang perintahnya.
Ah, bukan, permintaannya maksudku. Dia lebih suka aku menyebutnya seperti itu. Karena baginya aku ini adalah seorang kekasih, bukan seperti para wanita pesuruh nafsu di masa lalunya. Dan posisi itu akan selalu menjadi milikku.
Kini mata arogan itu sedang menatapku tajam, seolah sedang menelanjangiku perlahan. Oh, lihatlah mata itu, siapa yang bisa menolaknya?
Mungkin memang hanya aku yang berani menolaknya. Namun persetan! Setiap kali menolak, aku harus bertarung setengah mati pada jiwaku yang seolah dikendalikan olehnya.
Kedua tangan berada di saku celananya, seperti mengepal menahan kesal. Ah ya, bahkan hanya dengan jari-jarinya, dia bisa membuatku merasa melayang di langit malam.
Sekarang waktu seolah berhenti, ku tatapi sosoknya. Oh, dia pria yang sangat buruk, dia adalah seorang iblis yang datang padaku membawa surga yang bukan lagi tempatnya.
Setiap kali kita bercinta, dirinya tak pernah membiarkanku merasa kurang. Seperti sudah terlatih, dia mengutamakan kenikmatanku dibanding kenikmatannya sendiri.
Pria normal mana yang bisa menahan nafsu dengan begitu sabarnya?
Lihatlah dia, what a gentleman!Dia pemilik fantasi liar, tak pernah sedikit pun aku merasa bosan bercinta dengannya. Imajinasinya yang begitu liar, dengan cepat membuat birahiku naik. Sialan!
Dia memang sangat buruk, tapi dia melakukannya dengan sangat baik.
Mungkin kalian berpikir aku mudah, tapi semua ini hanya karena dirinya, hanya untuknya.
Namun, dia tak akan membiarkanku merasa rendah, dia memperlakukanku seperti dewi. Melihat tubuh tegapnya yang arogan di hadapanku, oh aku tidak akan protes karena itu. Matanya tak akan pernah berbohong, sangat terbaca betapa mendamba dirinya pada diriku.
Pria pemaksaku, aku bahkan tak bisa membayangkan tubuh itu bercumbu dengan wanita lain.
Kau tak perlu takut aku pergi dari pelukanmu, kau tau pasti, hanya kau tempatku kembali. Hanya kau yang mampu mengeluarkan sisi terliar pada diriku. Hanya denganmu, aku menjadi diriku sendiri. Lagi-lagi hanya karenamu aku kembali pada orang yang sama.
Ya, aku dan kau selalu tau, kita menginginkannya. Maka jangan menyangkal persaan kita kali ini, untuk yang terakhir dan seterusnya.
Aku kembali padamu, Wil.
3:42 wib
Minggu, 19 Januari 2020
ㅡAn, n0thng