Menurut sejarahnya, Alamort bukanlah tempat yang baik.
Ada bermacam-macam makhluk aneh disana. Yang buas, yang menggila, yang menyeramkan, bahkan yang lebih mengerikan daripada yang dipikirkan.
Tempat ini juga gelap. Tertutupi kabut tebal, sehingga tak heran apabila penyusup yang sengaja memasuki tempat itu kehilangan arah dan tak pernah kembali lagi. Menurut rumor, para penyusup itu di mangsa oleh makhluk-makhluk buas Alamort. Namun, siapa yang tahu, bahwa bangsa Alamort lebih senang menyantap energi alam daripada memangsa makhluk lain?
Contohnya, Briar. Atau Baekhyun, sang kerabat Pangeran dari bangsa manusia. Energi negatif manusia adalah energi utamanya.
Sayangnya, rumor sudah beredar dan tertanam dalam pikiran rakyat dari bangsa lain, sehingga bangsa Alamort sendiri tidak lagi bisa membantah hal tersebut. Karena memang pada dasarnya, beberapa diantara mereka mungkin tergolong liar.
Dan sebagai pemimpin, Kris juga tidak mau repot-repot melakukan hal tersebut. Biarlah negeri ini dipandang menyeramkan, supaya banyak yang enggan memasuki negeri ini.
"GRRRAAAAAH—"
"Berisik, Syden."
Sepasang manik kemerahan itu melirik murka, lantas mendengus kasar. "Tidak bisakah kau mengembalikannya ke sini? Ini waktunya dia pulang!"
Kris menggeleng kecil. Tidak mengindahkan protesan Syden. Ia hanya melirik ke arah jendela, menatap langit yang masih saja seperti hari sebelumnya. Mendung dan berkabut.
"Kris!"
"Itu hukumannya, Setan Kecil. Dia harus bertanggung jawab—"
Ada suara geraman, yang sekali lagi dilakukan oleh Syden. Laki-laki tampan bersurai keabuan itu memang pada dasarnya susah sekali mengendalikan sifat temperamentalnya.
"Syden—"
"Kris, kalau kau tidak mau melakukan apapun untuk permintaanku, maka aku yang akan melakukannya sendiri."
Kris mendelik. Sepasang iris keabuan itu menyorot tajam, tepat pada iris lainnya disana. Dari kecil, anak ini memang susah sekali diatur. Terutama ketika adik Kris lahir, dan menjadi teman mainnya, Syden benar-benar menempel padanya. Hingga Kris bahkan tidak memiliki waktu yang banyak bersama sang adik.
"Kau berjanji tidak akan mengacaukan apapun."
"Kau juga berjanji bahwa tepat sepuluh tahun, dia akan kembali. Tapi kau berbohong—tidak," dia menyeringai, auranya menjadi lebih gelap. "Kau dibodohi, Kris. Oleh para makhluk jelek itu. Kau dipermainkan."
"Syd—"
Angin tiba-tiba berhembus menyentuh wajah Kris. Laki-laki itu mendelik datar, memerhatikan sepasang sayap hitam besar yang baru saja muncul.
"Jangan coba melarangku, Kris."
Kris tidak menjawab. Hanya memerhatikan bagaimana Syden melesat keluar dari Istananya. Mengepakkan angin sekeras yang ia bisa untuk menumbangkan Kris dan tahtanya. Mengatakan secara non-verbal, bahwa dia marah besar pada lelaki itu.
Kris menghela napas panjang. Lantas memejamkan mata.
"Maafkan aku, Briar."
::
BLACK ROSE
::
"Aku memaafkanmu."
Sepasang manik kecokelatan itu tidak berbalik menatapnya. Melainkan berfokus pada hutan yang terletak dibelakang Istana. Tampak rindang dan menyejukkan jika diamati dari balkon ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Rose • Chanbaek
FanfictionKarena musibah yang tiba-tiba menimpa Kerajaan, Baekhyun menjadi korban tuduhan dari rakyat. Baekhyun bergeming, namun tatapannya menyiratkan kelelahan yang amat sangat. Berpikirlah rasional, wahai orang-orang suci. Dia bahkan tidak selangkah pun me...