14.

4.3K 659 136
                                    

Halo guys?

Masih ada yang ingat cerita ini? Maaf karena menghilang terlalu lama. Dan terima kasih atas segala kritik, dan sarannya! Saya akan berusaha lebih baik lagi!

Dan untuk Black Rose, kita mainnya perlahan ya.

Silakan dinikmati, semoga nyambung.

Hehe.

BLACK ROSE

14.

"Negeriku, bukanlah tempat yang indah."

Ia masih setia menatapnya. Gadis itu tidak begitu cantik, namun dia benar-benar menarik. Maniknya sewarna gandum, hidung mungilnya mancung, dengan bibir tebal yang merah merekah. Ada bintik-bintik hitam di sekitar hidung dan pipinya. Gumpalan helai sewarna jerami membingkai wajahnya, menambah ke dan menawan yang amat memikat.

"Aku ingin mengajakmu ke sana... karena ingin memperlihatkan, bahwa hidupmu sesungguhnya lebih indah disini."

Laki-laki itu tersenyum kecil. "Anda pernah jatuh cinta, Perwira?"

"Sejauh ini, kurasa yang kucintai hanya keluargaku," sahutnya ringan. Dia mendelik dengan tatapan jahil. "Kenapa?"

"Jatuh cinta itu awal dari proses mencintai," angin berhembus, membelai surai hitamnya yang diikat ke belakang. "Dan jika seseorang sudah memasuki tahap mencintai, maka yang dicintai bukan hanya individunya saja, tapi juga..." dia menoleh kembali, sengaja mengikis jarak diantara keduanya. "...dunianya."

Ia ingin mengenal seluruh dunianya, dan juga memiliki hatinya. Tapi apakah ia bisa?

Mereka berbeda, terlalu berbeda. Bahkan berada dalam jarak sedekat ini saja, rasanya masih terlalu jauh untuk digapai.

"Aku akan membawamu ke sana setelah misiku selesai," dia tersenyum teduh. "Bersiaplah, Briar."

"Aku siap."

Bahkan jika aku harus mati di tanganmu.

::

byunberrrry

::

Aku. Belum. Siap. Mati.

Baekhyun menggigil. Seperti menjilat ludahnya sendiri, Baekhyun menelan seluruh ucapannya tentang kematian tatkala ia melihat ujung pedang itu mengkilat.

Tidak mengenainya, bahkan menggores kulitnya pun tidak. Namun fakta bahwa pedang itu bisa menembus pintu berbahan oak itu dengan mudah, membuat otaknya dirundung berbagai macam perasaan. Kacau balau tidak bersisa.

Tapi, aku adalah Iblis. Tenangkan dirimu, Briar.

Sayangnya dia tidak bisa. Terutama ketika akar-akar tanaman mulai menembus lantai marmer itu. Tunas bunga mulai tumbuh. Menghiasi lantai gelap disana. Warnanya kontras, dan cukup mengejutkan bagi Baekhyun yang selama ini belum pernah menumbuhkan bunga lain selain mawar hitam.

Pintu digedor keras. Pangeran masih berdiri diluar. Auranya terasa lebih gelap dari biasanya.

"Aku tidak sudi mati di tanganmu, Manusia Bedebah," menjaga nada suara tetap tenang adalah hal yang cukup sulit dilakukan saat ini. "Berhentilah berangan-angan untuk membunuhku!"

Karena yang berhak hanyalah sosok yang kucintai. Tapi apa yang mesti kuharapkan?

Pedang itu ditarik tiba-tiba. Baekhyun melirik kecil pada lubang yang diciptakan oleh ujung pedang, dan mendengar samar-samar langkah kaki yang menjauh.

Black Rose • ChanbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang