Hari ini adalah hari pertamaku menjalani kuliah. Ya setelah beberapa hari lalu menjalani ospek yang sangat melelahkan. Aku memasuki ruang dimana aku akan memulai mata kuliah tentang filsafat. Mata kuliah yang benar-benar membuatku pusing. Selama pelajaran berlangsung hanya rasa bosan yang kurasa. Tidak ada semangat sama sekali menjalani aktivitas hari ini. detik demi detik berjalan, aku hanya mendengarkan ceramah dari dosen mata kuliah ini, sambil sesekali melirik jam berharap agar cepat selesai. Andai aku mempunyai alat yang bisa mempercepat waktu akan ku gunakan sekarang, khayalku.
Kupandangi jendela kelas ini, jendela yang menghadap ke lorong yang bersebrangan dengan ruangan lain berhayal bisa lepas dari kelas yang membosankan, tentunya. Tapi ada yang lebih mengusik pikiranku selanjutnya.
Keajaiban tuhan turun seketika. Entah ini nyata atau hanya hayalanku, aku melihat bidadari yang jatuh kebumi berjalan diantara lorong kampus. Tepat berada didepan kelasku kau palingkan wajahmu. Kita saling menatap, pintu yang terbuat dari kaca layaknya tabir yang terbuka . Kita saling beradu pandang. Mata itu mata terindah yang pernah ku lihat. Mata yang benar-benar sempurna lengkap dengan terurainya rambut panjangmu. Kau lempar senyum padaku –entah senyum yang kau persembahkan untukku atau ke salah satu anak di ruangan ini, aku tak ambil pusing , kupastikan itu untukku. Aku hanya diam seperti patung. Terbius akan cantiknya dirimu.
Kau berjalan kembali hingga lenyap dari pandanganku. Aku sadar ini bukan khayalan. Dan yang menjadi masalah adalah Kau pergi meninggalkan rasa yang sangat menyebalkan, penasaran.
Hari itu, aku benar-benar gelisah. Bukan karena mata kuliah yang membosankan dan tugas-tugas yang semakin menumpuk, tetapi tentang perempuan itu. Perempuan yang hanya dengan sepersekian detik saja mampu membius kesadaranku. setelah mata kuliah ini berakhir, kuputuskan untuk mencarinya, rasa penasaran ini benar-benar tak bisa kutahan.
Aku mencari mulai dari kantin, ini adalah jam makan siang mungkin dia ada disana, pikirku. Kujelajahi lorong-lorong menuju kantin sambil berharap menemukan perempuan itu. namun, rasa penasaranku ini hanya berbuah kecewa. Tak kudapati dia di seluruh sudut tempat ini. mungkin belum saatnya, kataku menghibur diriku sendiri.
"Hai ian, sini sini." Sambil melambaikan tangan.
"oke, tunggu" aku pun menghampirinya
Perempuan yang memanggilku adalah inayah, inayah lailatuz zahro. Dia adalah perempuan yang kukenal sewaktu di sma. Dia adalah teman sma sejak kelas 11. Sebenarnya dia adalah perempuan yang sangat menarik. Namun dengan wajahnya yang judes seolah-olah dia terlihat cuek. Bahkan banyak laki-laki yang mengejarnya terpaksa menyerah karena sikap cuekanya.
"ngapain si celingak-celinguk kayak maling aja"tanyanya heran
"gak papa ko, lagi iseng aja, gak ada temen. Untung ketemu kamu disini" jawabku berbohong.
Kita pun berbicang mengenai hari pertama masuk kuliah ini. untuk sementara rasa penasaran ini dapat ku tahan. Aku memang termasuk orang yang susah bergaul, bukan karena sombong, tetapi karena aku memang orang yang pemalu dan orang yang mempunyai dunai sendiri. Mungkin bisa disebut orang dengan berkepribadian introvert. Orang yang belum mengenalku mungkin akan menganggapku sombong karena sifat diamku ini. Ketika aku dan inayah sedang asik berbincang tiba-tiba ada suara yang mengagetkan kami. Aku sangat kenal dengan suara itu.
"gitu ya kumpul gak ajak-ajak, ok fine" ucap salah seorang laki-laki dengan rambut plontosnya yang mirip tentara.
"iya nih ngga, kita gak di ajak mentang-mentang kita beda fakultas ngga"sahut laki-laki satunya yang berperawakan tinggi kurus sembari menunjukkan wajah sebalnya.
Mereka adalah angga, angga cahyo dinoto. Dan satunya doni, doni irawan. Sahabatku semenjak sekolah sma dulu yang kemudian sama-sama masuk di universitas yang sama walaupun berbeda jurusan denganku. Sejak sma kita memang bersahabat, tetapi beda jurusan, aku dan inayah di IPA sedangkan doni dan angga di IPS. Semenjak ospek entah kenapa kita berempat selau kena hukuman yang sama dan dikelompokkan menjadi satu, sehingga baik inayah, aku, angga dan doni sudah kenal dan bersahabat sejak lama.
YOU ARE READING
Aksara K.A.T.A Sebuah Perjalanan Tentang Arti Memiliki (Akan Terbit)
Teen Fiction"Untukmu, wahai sang pewarna kanvas hati, yang hadir membuat bahagia, yang pernah memberikan senyum paling indah, pemilik mata sejernih permata"