Cerah

38 2 0
                                    

3 tahun berlalu

Langit pagi ini sangat cerah. Secerah foto wajahmu yang kau kirim lewat whatsapp. Sebuah simpul garis melengkung yang menambah ayu wajahmu.

Tepat 3 tahun sudah kita menjalani hubungan dan terus berlanjut entah sampai kapan, hanya tuhan yang tahu. Dan tepat dini hari kau mengirimkan ucapan aniversarry bersama fotomu yang ayu dengan rambut tergerai indah menawan. Aku yang sedang di rundung kesuntukan berat karena memikirkan skripsi seakan tercerahkan. Jika boleh jujur, aku sempat lupa akan hari ini.

"foto kamu cantik banget, tapi sayang"

"sayang apa"

"sayang kamu :)"

Dini hari itu kita habiskan video call sampai hari menjelang pagi, saling mengucapkan kata selamat dan rencana untuk bersua. Memang setelah memasuki semester akhir ini waktu kita untuk bertemu sedikit berkurang, karena memang harus berkutat dengan berbagai buku-buku yang mengenyangkan logika dan observasi yang melelahkan untuk memenuhi tugas paling akhir dari kuliah; skripsi.

Aku masih ingat kau menggunakan baju tidur lengkap dengan selimut yang kau kenakan. Warna biru muda. Sesuai dengan wajamu yang ayu, pas dan indah. Kau tersenyum kala beberapa kali aku menggodamu tapi sayang, kau yang tersenyum aku yang tersipu malu. Senyum indahmu itu meruntuhkan logika-logika yang ada, melemahkan tenaga yang tersisa, dihadapmu aku lemah.

"aku pengen ke tempat yang belum pernah aku kunjungi" rengekmu meminta

"kalau aku gak mau gimana"

"ayo doang ian, pliss"

"mmm, gimana ya"

"alah kamu jahat banget hmm, yaudah aku ngambek" balasmu menutup videocall

Percakapan kita berhenti tepat lima menit sebelum adzan subuh berkumandang. Aku tahu kau hanya marah manja, memang sengaja aku menggodamu pada hari ini, hari anniversarry kita.

Kututup laptop yang sedari tadi menjadi saksi percakapanku dengannya. Entah kenapa sudah sangat lelah fikiran ini untuk diperas kembali setelah semalaman berkutat dengan buku dan huruf-huruf pada keybord laptop.

"selamat istirahat chipmunk hehe"

Kurebahkan diri bersama lelah yang sudah menjalar seisi kepala, setelah kupastikan pesan yang ku kirim terbaca olehnya. Selanjutnya kumatikan handphone ku, hehe.

Hari ini tepat tiga hari sudah tak berkabar dengannya, bukan karena marah tetapi memang kusengaja. Rencana untuk membuatnya sedikit khawatir setelah beberapa hari sebelumnya dia mengucap selamat atas tiga tahun hubungan ini. Siang ini dia ada matakuliah, sudah waktunya rencana selanjutnya di jalankan.

"udah selesai belum ?"

"aku tunggu di parkiran motor"

Centang dua berwarna biru sudah terlihat. Kumasukkan handphone kesaku tanpa harus melihat balasan darinya. Aku duduk di atas motor sembari menunggu dia datang. Tak berapa lama suara langkah kaki itu, rambut yang terurai dengan indah, wangi semerbak parfum itu aku kenal, sebentar lagi dia akan sampai.

"ian, kamu. . "

"hust, pakek helm dulu habis gitu ikut aku"

"kemana ?"

"udah duduk aja"

"kamu marah ?"

Aku tak menggubris pertanyaannya, segera kita melaju melesat membelah keramaian surabaya. Sungguh tak tega sebenarnya melihat wajahmu saat ini, mata lebam seperti sehabis menangis beberapa hari, wajah yang pucat seperti kurang tidur. Ah, aku akan membayar semua itu hari ini, batinku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 17, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Aksara K.A.T.A Sebuah Perjalanan Tentang Arti Memiliki (Akan Terbit)Where stories live. Discover now