Chapter 3 • Lee Devoughn

776 77 85
                                    

Selamat datang di chapter 3 • Lee Devoughn's POV

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai jika ada typo (suka gentiyingin)

Thanks

Happy reading everyone

Hope you like it

❤️❤️❤️

______________________________________________

Jika kau memperlakukan orang semaumu dan semena-mena karena kau merasa memiliki banyak uang, jangan heran kalau orang-orang itu tidak memberi hormat padamu
Kecuali mereka yang memang berniat khusus untuk memanfaatkamu

-Lee Devoughn
______________________________________________

-Lee Devoughn______________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musim semi
Michigan, 24 April
12.10 p.m.

Kami mendiskusikannya di tengah makan malam dan hasilnya grandma Rose mengijinkanku menjadi guru private untuk putri Mr. Alexander Maxwell setiap pulang sekolah minus weekend. Kata beliau, itu justru bagus bisa membagi pengetahuan yang kumiliki dengan orang lain. Maka ilmu tersebut akan bermanfaat. Namun pendapat itu ditentang oleh Helena dengan alasan aku tidak akan betah dengan sifat Jasmine Maxwell yang sombong dan arogan serta apatis. Setidaknya itulah nama yang kudengar darinya. First think first about her name, that't beautiful.

"Lee, aku tidak akan menampik jika-aku yang sebagai perempuan-juga menganggapnya sangat cantik, tapi dia sangat sombong. Kau tidak akan betah semenit saja bersamanya." Lagi-lagi komentar itu yang kudengar dari Helena ketika kami sedang mengantri makanan di kantin.

"Dia tidak suka orang miskin seperti kita. Dia memang sangat, sangat, cantik tapi ...."

Haruskan ia mengulang kata cantik terus-menerus? Memangnya secantik apa?

"Tidak memiliki inner beauty dan dia bad etitude terhadap siapapun," lanjut Helena, kali ini dengan berbisik, kemudian berjalan dan meletakkan nampan stenlis agar petugas kantin memberinya makanan.

Usai giliranku, kami mengambil duduk di meja bagian pojok. Ngomong-ngomong sedari aku pindah ke sekolah ini, meja ini selalu kosong. Kata Helena, memang tidak terlalu suka ada yang duduk di sini. Tidak leluasa melihat sekitar karena pandangannya dibatasi oleh meja petugas kantin. Aku tidak mengerti kenapa harus memandangi sekitar bila sedang makan. Aku malah lebih suka makan dengan hanya memandangi makananku. Namun sesekali mengobrol kupikir juga tidak masalah.

The Billionaire's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang