Chapter 17 • Lee Devoughn

454 47 80
                                    

Selamat datang di chapter 17

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai jika ada typo

Thanks

Happy reading teman-teman

Hope you like it

❤❤❤

______________________________________________

Aku merasa, dentingan alat makan seperti musik, dan perbincangan serta canda tawa kami layaknya nyanyian merdu
—Lee Devoughn
_______________________________________________

Aku merasa, dentingan alat makan seperti musik, dan perbincangan serta canda tawa kami layaknya nyanyian merdu—Lee Devoughn_______________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musim panas
Michigan, 3 Juni
12.20 p.m.

Musim panas sudah menyambut. Saatnya bagiku untuk mengerjakan esay yang akan kugunakan untuk masuk universitas tentang bagaimana rencanaku lima tahun ke depan. Aku menulis semua rencana yang ada dalam otakku dengan lancar dan beruntungnya sudah mengantongi surat rekomendasi dari sekolah untuk keperluanku masuk Harvard.

Kupikir universitas tersebut adalah yang terbaik dan aku sangat bekerja keras untuk bisa menjadi salah satu mahasiswanya. Melalui Harvard, kuharap cita-citaku tercapai.

Dalam lima tahun ke depan, aku ingin mempelajari fisika astronomi di universitas paling bergengsi tersebut agar bisa bekerja di NASA. Kemudian membiayai kehidupanku dan Lea, serta membayar utang budi pada grandma Rose, meski aku yakin beliau akan menolaknya.

Jadwal perkuliahannya akan dimulai sebentar lagi menjelang akhir musim panas ini. Sebelumnya, ada beberapa tes yang harus kujalani dan artinya, aku akan segera lulus, meninggalkan Peart High School. Aku tidak bisa mencegah diriku bertanya-tanya tentang apa yang akan Jasmine lakukan setelah kelulusanku? Apakah ia mampu beradaptasi dengan lingkungan?

Setelah kupikirkan lagi, sepertinya aku tidak perlu terlalu khawatir soal itu sebab Regina dan dua temannya serta Lexter berada di tahun senior, yang artinya juga akan lulus bersamaku tahun ini. Setidaknya itu cukup membuatku tenang. Untuk masalah yang lain, aku yakin ia bisa beradaptasi dengan baik.

Memikirkan berbagai spekulasi tentang kelulusan, otakku lantas mengarah pada acara Prom Night. Sejak merasa hidup dalam mimpi bersama Jasmine, aku pun tidak bisa mencegah diriku sendiri saat sebagian besar hatiku memiliki keinginan untuk mengajak gadis itu ke acara tersebut. Namun, sebagian dari diriku yang berpikir logis serta melihat dari sudut pandang statusnya, sepertinya tidak mungkin.

Sekarang, yang menjadi daftar beban pikiranku adalah pertanyaan ; bagaiamana bentuk hubunganku dengannya nanti setelah kelulusan?

The Billionaire's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang