Chapter 12 • Jasmine Maxwell

465 47 37
                                    

Selamat datang di chapter 12

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai jika ada typo

Thanks

Happy reading everyone

Hope you like it

❤❤❤

______________________________________________

Apa aku salah bila rasa bahagia begitu memenuhi seluruh hatiku karena kesimpulan itu?

Jasmine Maxwell
_____________________________________________

—Jasmine Maxwell_____________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musim semi
Michigan, 27 April
04.30 a.m.

Mungkin Lee tidak tahu kalau ini merupakan ciuman pertamaku. Rasanya seluruh tubuhku memanas dan jiwaku terbakar. Deru napasku berkejaran serta bibirku bergetar kala tangan besar dan hangatnya yang semula melingkari pinggangku sudah berpindah ke leher untuk menyibak rambutku. Sedangkan yang satunya tetap bertahan di antara rambut belakangku. Bibirnya menyecap tanpa ampun. Aku yang notabennya baru dalam hal ini, mencoba mengimbangi Lee, tapi belum bisa.

Jantungku jadi berbedar keras. Iramanya tak tentu, berlatu memukuli dadaku. Darahku rasanya mengalir hangat. Ada sesuatu yang tidak dapat kutafsirkan ketika perutku terasa diaduk. Mungkin itulah yang orang-orang maksud dengan ‘kupu-kupu berterbangan dalam perut.’ Aku juga refleks mengeluh, bermaksud mendesah tapi tidak bisa bersuara sebab hujaman ciuman laki-laki itu tiada henti. Semula lembut, pelan, lambat laun semakin kuat, dan menuntut. Sekali lagi aku mengeluh dan Lee semakin memperdalam ciumannya.

Bagaimana ini? Aku nyaris gila.

Aku tahu ini merupakan ciuman paling tidak romantis di seluruh dunia. Di atas jerami akibat sapi yang mirip banteng akan menyeruduk kami. Masing-masing masih mengenakan katelpak dan boots karet serta masker yang kupelorotkan hingga dagu. Aku memang—baru mengakui—menyukai Lee, tapi tak pernah terlintas dalam benakku akan berciuman dengannya secepat dan sepanas ini. Bisa dikatakan ini merupakan spontanitas.

Aku berpikir, mungkin kami akan melakukannya di waktu dan tempat yang romantis seperti di film-film. Mengawalinya dengan ciuman kecil, mungkin sebuah kecupan ringan. Namun ... siapa yang peduli sekarang?

Tubuh kami sama-sama menginginkannya. Baik aku mau pun Lee sama-sama tidak memaksakan kehendak satu sama lain. Apa aku salah bila mengartikan Lee juga menyukaiku? Apa aku salah bila rasa bahagia begitu memenuhi seluruh hatiku karena kesimpulan itu?

“Lee, Miss Maxwell ... apa kalian tidak apa-apa?” teriak Lea dengan suara melengking. Derap kakinya yang cepat—mungkin sedang berlari—terdengar semakin mendekat.

The Billionaire's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang