Setelah perang Hogwarts terjadi, dunia sihir akhirnya kembali damai, banyak peraturan yang di ubah di sana. Seperti, status darah sudah tidak di permasalahkan, selain untuk mempertahankan populasi penyihir, hal itu juga untuk mencegah penghinaan lain nya. Lalu, Para pelahap maut yang masih hidup berhasil di tangkap dan mendekap di Azkaban.
Walau mereka kabur, mereka tetap di hukum karena mendukung si pesek botak itu, Voldemort. Tapi beberapa pelahap maut, ada yang di bebaskan dari Azkaban karena bantuan Harry, karena kesaksian dari The boy who lived, the choosen one.
Misal nya adalah Narcissca Malfoy dan Draco Malfoy, mereka di bebaskan oleh Harry. Karena Narcissca menolong nya, dan Draco pun menyelamatkan nya dari Bellatrix di manor. Tapi setelah di bebaskan, tak ada yang tau pergi kemana kedua Malfoy itu, seolah olah di telan hidup hidup oleh Salazar Slytherin karena berkhianat.
Lucius? Bagaimana dengan nya? Lucius tidak bisa mendapatkan kesaksian dari Harry, bagaimana juga dia seperti Bellatrix. Pengikut setia Voldemort sejak awal, jadi ia mendekam di Azkaban.
Setelah perang Hogwarts itu, banyak penyihir yang masih ketakutan, beberapa masih mengurung diri, bahkan murid Hogwarts pun sedikit berkurang. Tapi beberapa bulan kemudian, mendengar kabar bahwa Hermione Granger salah satu pahlawan perang melanjutkan sekolah nya di Hogwarts yang sempat tertunda, akhirnya murid Hogwarts kembali bertambah, dengan Harry dan Ron yang menjadi Auror. Semua penyihir pun kembali seperti semula, mereka yakin akan aman.
Dan untuk mengingat hal itu, kementrian sihir membuatkan monumen indah di tengah kantor kementrian. Selain untuk mengenang masa suram itu, kementrian juga ingin mengingatkan bahwa semua orang bisa berubah, jika sudah memiliki ambisi yang besar.
▪️▫️▪️▫️
Sydney,Australia
Seorang wanita berambut panjang dengan model wave, menatap buku buku di hadapan nya. Lalu menatap sebuah foto yang di bingkai indah, di dalam foto itu terdapat tiga orang anak kecil yang baru menyelesaikan tahun pertama nya di sekolah. Bisa di lihat usia mereka saat itu 11 tahun, wanita itu tersenyum tipis."Mione.." panggil seseorang dari belakang nya. Hermione. Ia menengok dan menatap gadis kecil berusia satu setengah tahun "ya, Eve?" Tanya Hermione sambil menggendong gadis itu "Mom, bilang Eve halus menjemput Helmione untuk makan malam" ujar Eve dengan nada cadel nya. Yap, Evelyn adik dari Hermione yang lahir ketika Hermione sedang berjuang melawan si pesek Voldemort dan para pelahap maut. Hermione berhasil menemukan orang tua nya di Australia.
Hermione pun menggendong adik nya dan membawa nya keluar kamar nya menuju ruang makan. Di sana sudah terdapat kedua orang tua nya, beserta makanan makanan kesukaan nya. "Mione, kamu beneran mau kembali ke London? Gak mau tinggal disini aja?" Tanya Fiona Granger "iya Mom" jawab Hermione "Mione, nak. Father mau bicara" ujar Mr.Granger. Seketika Hermione menatap ayah nya serius.
Mungkin itulah fungsi lain dari ruang makan, selain untuk makan juga untuk menjadi tempat sidang. Hermione hanya mengangguk saja tapi tetap fokus memakan makanan nya, "kapan kau akan menikah 'Mione? Bukankah Harry sudah melakukan pertunangan dengan kekasih nya? Apakah kekasih mu tidak akan melamar mu?" Tanya Mr. Granger "father, Ron sedang sibuk dengan pekerjaan nya di Amerika. Dan aku juga belum siap menikah" jawab Hermione "aku masih mau menikmati masa senggang ku" lanjutnya "baiklah terserah kau, tapi jika kekasih mu tidak berniat menikahi mu. Maka carilah yang lain" ujar Mr. Granger.
Hermione hanya mengangguk saja, ia tahu ayah nya sudah mengharapkan seorang cucu. Tapi ia juga tahu, Ron belum siap menikah. Hermione pun juga belum yakin ia sudah siap menikah. "Kapan keberangkatan mu, Dear?" Tanya Fiona "besok pagi, Mom" Fiona hanya mengangguk mendengar jawaban Hermione, "Mione, apa kau akan pelgi?" Tanya Evelyn "ya, Eve. Tapi aku berjanji, aku akan kembali" jawab Hermione. Mereka pun melanjutkan makan malam nya tanpa suara, hanya ada suara dentingan sendok.
▪️▫️▪️▫️
Berlin, Jerman
"Selamat siang dokter, saya ingin memberi tahu bahwa anda akan di pindah tugaskan ke London. Tidak sendirian, tapi bersama ke dua dokter lain nya dan keberangkatan anda itu besok pagi" ujar seorang di telfon."ada urusan apa disana? Mengapa mendadak?"
"maaf dokter Draco, tapi ini terjadi setiap dua tahun sekali. Pertukaran posisi dokter" ujarnya.
"Baiklah, terima kasih" telfon pun di matikan secara sepihak.
Draco. Si penyihir darah murni, mantan pelahap maut. Kini berada di dunia muggle, dan menjadi seorang dokter. Bila di dunia sihir, di sebut dengan healer. Sejak perang Hogwarts berakhir dan Lucius di tangkap, Draco dan Narcissca melarikan diri dengan pergi ke Jerman. Dan Draco dengan mudah menjadi seorang dokter di sana, entah apa yang ia lakukan tapi ia melakukan nya tidak menggunakan sihir. "Bagaimana pun juga caranya aku pasti akan kembali ke sana" Draco langsung berdiri dan langsung meninggalkan kamar nya menuju ruang tengah.
Draco terus melangkah sambil mengumpat, sekarang ia tau alasan mengapa ia di liburkan hari ini. Sesungguh nya Draco tak ingin kembali ke London, karena banyak penyihir yang berkeliaran di London. Draco langsung menjatuhkan bokong nya di sofa, ruang tengah rumah nya. "Ada apa Drake? Mom mendengar kau mengumpat umpat sejak tadi" ujar Narcissca yang berada di samping Draco "Mom, sejauh apapun kita pergi, memang pada akhirnya kita akan kembali bukan?" Ujar Draco "apa maksudmu?" Tanya Narcissca.
"Mom, aku....di pindah tugaskan ke London" jawab Draco penuh ragu, Narcissca terkejut tapi langsung tersenyum "tak apa Draco, kita memang tidak bisa menghindar terus menerus. Ayo, kita makan siang setelah itu kita bereskan barang barang ya, kapan kita berangkat Draco?" Ucap Narcissca "besok pagi Mom, aku akan menyiapkan tiket pesawat untuk mu juga" Narcissca hanya mengangguk lalu menggandeng lengan Draco menuju ruang makan.
"Drake, apa kita akan tinggal di kawasan muggle? Atau kita akan kembali ke manor?" Tanya Narcissca, Draco langsung terdiam "tidak mungkin kita ke manor, Mom. Kita akan tinggal di kawasan muggle saja" jawab Draco sambil melanjutkan makan nya "dimana? Apa kau sudah membeli rumah di sana?" Tanya Narcissca lagi "belum. Tapi aku akan meminta bantuan Lia" mendengar jawaban Draco, Narcissca langsung menatap Draco "apa Lia akan masih menganggap kau teman nya, Drak? Bagaimana pun keluarga nya adalah penyihir darah murni yang menolak bergabung dengan pelahap maut" ujar Narcissca.
Lagi lagi Draco diam, "Lia tidak mungkin seperti itu Mom. Sudahlah Mom, jangan pikirkan apapun, biar aku saja yang memikirkan nya" jawab Draco mengakhiri. Dan mereka pun melanjutkan makan siang nya tanpa ada suara lagi.
▪️▫️▪️▫️Hai...
Ini fanfiction pertama ku,
Aku harap kalian suka,
Salam,
-Kira
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted [FF Dramione]
FanficSiapa sangka dua orang yang selalu berambisi saling membunuh di pertemukan setelah dua tahun tak berjumpa. Bahkan sepertinya kedua nya sama sama sudah berubah. Saat pertama kali bertemu lagi, mereka tak berniat saling membunuh atau mengutuk atau men...