TMPS 17

5.6K 422 40
                                    

HAPPY READING💜

💜💜💜

Saerin menghela napas gusar ketika melihat angka '54' yang tertera pada lembaran kertas putih yang baru saja di berikan Junmyeon seongsaengnim.

Ini semua karna guru itu datang tanpa aba aba dan menyatakan bahwa hari ini kelasnya ulangan harian.

walaupun di kasih waktu 10 menit buat baca baca tapi tetep aja nggak masuk ke otak.

"Omg Rin nilai Lo lebih kecil dari gue!" Ujar Mirae tak menyangka.

"Bukannya biasanya Lo kalo ngitung ngitung bisa yah?, Kan mtk Lo bagus terus."

"Gak tau kenapa rumus mtk lebih gampang di inget di banding fisika." Saerin memang buruk dalam IPA terutama di bidang fisika... dan biologi juga sih sebenarnya Karna otaknya nggak lama kalo nyimpen materi.

"Emang nilai Lo berapa mir?"

"Nih! liat sendiri." Mirae menyodorkan lembaran ulangannya kepada Saerin.

"55." Saerin menatap Mirae datar.

"Hehe, Yang penting di atas Lo kan." Ujarnya bangga.

Saerin menatap Yoojin yang duduk di depan Mirae. Kenapa dari tadi Yoojin tidak bicara apa apa? Apa dia sakit? Saerin jadi khawatir.

"Mir Yoojin kenapa sih?" Tanya Saerin dengan suara agak kecil.

"Nggak tau Rin dari tadi gue ajakin becanda dianya ogah ogahan gitu, Kayanya lagi banyak pikiran deh dia."

Sebenarnya ada apa sih dengan Yoojin , Jika bisa Saerin ingin membantunya.

Tapi ketika mengingat hasil ulangannya Saerin jadi frustasi juga. Dia harus belajar mati matian Karna Minggu depan dia harus remedial.

"Mir orang yang pinter ipa di kelas kita siapa sih gue mau minta ajarin sama dia." Saerin mau minta tolong di ajarin fisika Karna kalo belajar sendiri otaknya akan meledak saat itu juga.

"Yoojin pinter IPA tuh tadi gue liat ulangnya 95."

Wah dia tidak menyangka ternyata Yoojin anak jenius, Tapi kalo minta di ajarin Yoojin itu bukan hal yang tepat setidaknya untuk sekarang.

"Uhmm yang lain? Lo tau kan Yoojin lagi nggak bisa di ganggu sekarang."

Mirae berpikir sebentar. "Daniel! Dia lumayan pinter kok!"

Saerin menggeleng. "Jangan daniel gue nggak mau."

"Ihh Lagian juga Lo repot banget sih kan Lo punya tuh pacar jenius minta sama dia aja!"

"Pacar?" Kapan dia punya pacar?

"Iya Kak Tae ae, Lo minta ajarin dia aja kan Lo tau dia peringkat 1 sekolah."

"Kak Tae bukan pacar gue."

"Tau deh pokoknya lo coba minta ke dia di jamin nilai Lo naik."

"Tapi Lo ikutan yah kan nilai Lo juga jeblok." Ajak Saerin dia tidak mau diajari sendiran.

"Nggak deh Rin gue mana berani di ajarin kak Tae Lo aja deh sana." Tolaknya.

"Lagian juga nilai gue kan lebih gede dari Lo jadi nggak perlu tuh yang namanya belajar belajar lagi." Ujarnya cengengesan.

"Yeee lebih gede apanya!" Ujar Saerin sambil melempar buku tulis ke muka Mirae.

Baiklah dia akan mencoba bicara ke Tae nanti mungkin dia mau mengajarinya belajar.

💜💜💜

"Ngapain Lo ke sini?"

Saerin memutar otaknya memikirkan alasan apa yang cocok agar Tae bersedia mengajarinya IPA. Padahal jika saja Tae tidak mengambil ponselnya dia pasti memilih ngechat lewat ponsel saja di bandingkan ngomong secara langsung.

The Most Possessive Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang