PART 4 DILEMA

652 27 0
                                    

"Jika salah seorang di antara kalian mencintai saudaranya hendaklah dia memberitahu saudaranyaitu bahwa dia mencintainya." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 421/542, shahih kata Syaikh AlAlbani).

Sore pun sudah tiba, Noer baru saja selesai mengajar dan membereskan mejanya. Lamunan lelaki itu membuat Fazmi teman mengajarnya merasa ada suatu masalah yang membuat Noer seperti ini, bahkan sejak tadi pria itu mengajaknya berbicara, tapi kerap dihiraukan. Lelaki itu menepuk pundaknya yang membuat Noer sontak menjatuhkan buku yang dia pegang.

"Kamu kenapa Noer sepertinya ada masalah yang mengganggu pikiranmu saat ini, bahkan tadi saja di kelas kamu malah melamun?" tanya Fazmi sambil merapikan mejanya dan mengambil tas kerja.

"Engga ada masalah kok Ustaz Fazmi, hanya mungkin kepikiran sama Ummi saja di rumah. Kalau gitu saya duluan, Assalammu'alaikum," jawab Noer lalu lelaki itu mengambil tas dan meninggalkan Fazmi dalam kebingungan.

Sepanjang perjalanan menuju rumahnya setelah memesan aplikasi gojek online dengan hati yang sangat sakit, Noer berpikir mungkin Maryam bukanlah jodohnya yang tertulis di lauhul mahfudz. Namun, apakah harus sesakit ini melihat wanita yang kita cintai dalam diam, apakah yang akan aku lakukan setelah ini. Tanpa pria itu sadari motor yang di tumpanginya itu sudah sampai di gerbang rumah Noer, lelaki itu turun dan membayar ongkosnya.

Ummi Salma melihat anaknya telah kembali dengan muka yang sangat tidak bisa ditebak, mungkin putranya itu sedang ada masalah hingga tidak menyadari dirinya sudah berada di samping putranya. Ummi Salma menepuk pundak Noer Rizal, dengan sigap laki-laki itu menatap sang Ummi.

"Astaghfirullah hal 'adhim Ummi, afwan yah Rizal tidak tau jika di samping ada Ummi hehehe." Noer berusaha menutupi perasaan gundahnya dengan sedikit tawa.

"Kamu ini, tumben melamun, biasanya kamu selalu ada saja kelakuan yang membuat Ummi tersenyum. Apakah kamu sedang ada masalah ?" tanya Ummi Salma pada putra satu-satunya, mereka berdua berjalan memasuki rumah hingga tiba di ruang tamu. Memanggil pembantu untuk mengambil cemilan dan minuman di dapur, di antara ke tiga anaknya hanya Noer saja yang belum menikah.

"Ummi, apakah Rizal salah jika menyukai wanita yang akan dikhitbah oleh orang lain, bahkan Rizal selalu menyebutkan namanya disetiap do'a Rizal?"

Semenjak kepergian sang Abi untuk selamanya. Noer tinggal bersama ibunya, bahkan sesekali kedua kakak kembarnya selalu datang untuk berkunjung ke rumah mereka. Ummi Salma mengusap kepala putranya dengan penuh rasa sayang, setiap Noer ada masalah bahkan kebahagiaan selalu memberitahu keluh kesahnya pada Ummi.

Ummi berdeham sesaat, kemudian beliau menggeleng sembari berujar, "Tidak ada yang salah selama kamu tidak dikuasai oleh hawa nafsu, Nak. Jadi, yakini dulu hati kamu jika benar-benar mencintai wanita itu karena Allah. Setelah kamu yakin sepenuh hati mencintai wanita itu karena Allah, maka segerakanlah untuk mengkhitbahnya. Tetapi, kamu harus berbicara dulu dengan saudaranya atau kedua orang tuanya dengan niat baik untuk mempersunting putri mereka. Insha Allah Ummi merestui semua keputusanmu Rizal,"

"Tapi Ummi, dalam waktu dekat teman Rizal akan mengkhitbahnya karena dia sudah bilang pada Kakaknya wanita itu untuk melamarnya dengan segera. Rasanya Rizal sangat putus asa saat ini Ummi."

"Astaghfirullah hal 'adhim sadarlah Nak, sebaiknya kamu shalat dulu sana sebentar lagi magrib dan jangan lupa baca Al-qur'an. Ingat kamu ini lulusan dari Kairo Zal! Masa hanya karena masalah ini kamu malah putus asa. Ummi ingin kamu lebih dewasa lagi menghadapi ujian ini. Masih banyak diluar sana wanita yang pantas dan baik untukmu! Cepat mandi lalu bersiap untuk shalat magrib atau Ummi akan menyuruh kedua kakakmu datang ke sini untuk menasehatimu," perintah sang Ummi yang sangat geram saat mendengar perkataan putranya itu, Rizal bangun dari pangkuan Ummi dan senyuman terukir di bibir tipisnya.

ISTIKHARAH CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang