PART 15 LAMARAN NOER

566 14 7
                                    

Anas Ibnu Malik Radiliyallaahu 'anhu berkata,"Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan kami berkeluarga dan sangat melarang kami membujang". Beliau bersabda, "Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan berbangga dihadapan para Nabi pada hari kiamat.
(HR. Ahmad)

MATAHARI mulai berganti dengan datangnya senja, Maryam bersiap untuk kembali ke kediamannya. Hujan membasahi jalan bahkan petir pun mulai bermunculan membuat Maryam ketakutan, dia memeluk tubuhnya sendiri karena kedinginan. Seseorang datang dan berdiri tepat di samping Maryam lalu memegangi pegangan payung tepat di atas kepalanya, sontak tatapan kedua mata mereka bertemu.

Noer tersenyum lalu memberikan payung yang dia bawa, senyuman terukir di bibir gadis berparas cantik itu. Detak jantung Maryam berpacu di atas normal saat melihat siapa pria itu, bahkan pipinya saat ini tengah tersipu malu oleh prilaku laki-laki di hadapannya.

"Ya Allah jika memang dengan cara seperti ini engkau mempertemukan kami, hamba hanya bisa berserah diri padamu, karena hanya engkau yang bisa membolak-balikkan isi hati seseorang. Persatukanlah kami dalam ikatan yang halal, Ya Rabb," batin Maryam saat mata mereka berdua bertatapan.

"Afwan Maryam, tumben sudah mau petang kamu belum di jemput oleh Kak Edi?" tanya Noer sambil lekas menundukkan pandangannya.

"Kak Edi sedang di jalan, mungkin dia terjebak macet," jawab Maryam sambil mengusapkan tangannya yang terasa dingin karena cuaca hujan. Tak lama sebuah mobil putih terparkir di depan kedua insan tersebut, lelaki bertubuh tegap menuruni mobil dengan membawa jaket dan payung.

"Assalammu'alaikum, Dek, maaf kakak telat menjemput kamu. Tadi di jalan terjebak macet dan baru saja pulang, kafe sangat penuh oleh pelanggan baru jadi maaf banget yah." Kak Edi mulai memasangkan jaket ke tubuh adiknya agar tidak kedinginan, karena jika tidak Maryam akan cepat terkena flu.

"Wa'alaikumussalam Kak, engga apa-apa kok Maryam mengerti kesibukan Kakak karena sekarang tulung punggung keluarga adalah Kak Edi."

"Maryam dalam Al-qur'an surah Ali Imran ayat 145 yang artinya," Noer menjeda sedikit ucapannya lalu sedikit menghela napas untuk melanjutkannya. "Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.

Setiap hamba Allah akan meninggal dengan sepengetahuan dan atas izin Nya, tidak ada yang mampu menentukan kapan dan cara kematiannya sendiri. Hanya Allah yang tahu kita kapan kembali untuk menghadapnya, dan jodoh, maut ataupun rezeki sudah tertulis di lauhul mahfudz. Oh iya saya pulang duluan dan tunggu saya besok malam akan datang bersama keluarga saya untuk melamarmu." Setelah mengucapkan itu Noer lalu berpamitan pada Edi dan berjalan menuju mobilnya yang tak jauh terparkir dari tempat mereka berdiri.

"Benar ucapan Noer, Dek. Ciee yang akan di khitbah lagi sama lelaki lain. Dan Ummi harus tahu kabar bahagia ini." Kak Edi mulai menggoda Maryam sembari mereka berdua memasuki mobil, Maryam masih mencerna kata-kata Noer barusan hingga suara klakson dari mobil Kak Edi membuyarkan lamunannya.

Di sepanjang perjalanan Maryam hanya memikirkan ucapan dari Noer, perkataan terakhirnya dia akan datang besok malam untuk melamarnya, bahkan jawaban apa yang akan gadis itu ucapkan nantinya.

***

Berbeda di kediaman Noer Rizal, semua orang tengah bersiap untuk hari di mana besok anak bungsu dari Ummi Salma akan mengkhitbah sseorang gadis. Tania dan Tanisa sibuk untuk merangkai parcel bahkan hantaran yang akan mereka bawa besok, sementara para suami dari mereka sibuk menelpon relasinya untuk mencarikan wedding organizer dan photographer yang akan memotret momen sakral nantinya.

Noer hanya bisa menggelengkan kepalanya, sesibuk inikah nanti mereka jika benar-benar gadis pujaan hatinya itu menerima pinangannya. Ataukah malah sebaliknya gadis itu malah menolaknya sama seperti dia menolak Rayhan beberapa hari yang lalu.

"Noer sebaiknya kamu jangan melamun seperti itu, lebih baik ambil air wudhu lalu kamu shalat istikharah siapa tau bisa menenangkan hati kamu!" perintah Kak Tania pada adiknya itu.

"Benar ucapan Tania, bagaimana jika nantinya malah Maryam menolak kamu sama halnya seperti dia menolak lelaki itu." Tanisa mendekatinya adiknya sambil menimang-nimang bayi dalam gendongannya.

"Yee jangan lah, Kak. Karena hanya Maryam yang akan menjadi pelabuhan terakhir Noer saat ini dan nanti saat maut memisahkan kita. Yaah keponakan Om Izal malah tidur." Noer mencubiti pipi Zahara keponakannya hingga balita itu merengek.

"Kamu ini kebiasaan jahil sama Zahara sudah tau dia itu cengeng, Noer!" ketus Kak Tanisa sedangkan pria itu sudah berlari menuju kamarnya saat mendengar suara Kakaknya memanggil namanya terus. Noer mulai memejamkan matanya saat sudah merasa sangat mengantuk, pria itu membaringkan badannya di atas tempat tidur dan mulai menuju alam mimpi.

Jam berputar begitu cepat, Noer menggeliat dalam tidurnya dan terbangun di tengah malam untuk melaksanakan sholat tahajud dan dilanjutkan dengan sholat istikharah. Setelah melaksanakan tugas utamanya lelaki itu bersimpuh di atas sajadah dengan menengadahkan kedua tangannya meminta petunjuk dan pengampunan kepada pencipta.

"Ya Rabb, hanya kepadamu lah hamba meminta rahmat dan pertolongan. Hamba mohon hapuskanlah rasa yang singgah di hatiku saat ini, hamba hanya ingin dia berbahagia dengan pria yang mencintainya karena agamaMu. Hamba memohon rahmat dan karunia Mu untuk menjalani semua ini, jodoh, rezeki dan maut hanya engkau yang tahu. Robbanaa 'aatina fid-dunyaa hasanah wa fil aaakhiroti hasanah wa qinaa 'adzaaban naar." Noer menyelesaikan Sholatnya dan tak lama adzan subuh berkumandang.

Di kediaman Abi Yusuf, seorang gadis sedang membaca kalam Allah dengan suara yang begitu merdu. Siapa yang mendengarnya pasti akan merasa hatinya lebih tenang saat mendengar suara Maryam melantunkan surah di Al-Qur'an, selepasnya solat subuh gadis itu selalu menyempatkan sehari satu juz untuk membaca Al-Qur'an.

Edi berjalan melewati kamar Maryam dan melihat pintu kamar adiknya yang sedikit terbuka, dengan rasa penasaran dia melihat apa yang dilakukan adiknya. Maryam selesai beres membaca Al-Qur'an lalu merapikan kembali alat sholatnya, saat ingin membuka knop pintu sudah ada Kak Edi dengan memakai baju kemeja panjang berwarna biru muda dengan tatanan rambut yang rapih.

"MasyaAllah tumben Kakaknya Maryam pagi ini ganteng banget sih," sindir Maryam pada kakaknya sambil menahan tawanya.

"Alhamdulillah kamu sadar dek, jika Kakak kamu ini paling tampan di antara yang lain."

"Heheheh Kakak lebih ganteng kalau pas bangun tidur dan rambutnya berantakan seperti singa." Maryam lalu berlari menuju dapur setelah puas mengerjai kakaknya itu, Kak Edi hanya menggeleng-gelengkan kepala. Dengan cara ini dia bisa melihat senyuman Maryam kembali setelah seminggu kepergian Abi. Yah benar semenjak Abi Yusuf wafat, Maryam sangat menjadi pendiam dan sering menyendiri di balkon kamarnya. Bahkan saat dia menghampiri kamarnya pasti gadis itu menangis, sejak saat itu Kak Edi ingin membuat adiknya tersenyum kembali.

Semoga saja Noer bisa membahagiakan adiknya itu, Maryam adik satu-satunya oleh sebab itu dia sangat manja pada Kak Edi dan Abi. Seorang wanita paruh baya dengan senantiasa masih berkutik di dapur bersama menantunya Zahira, Maryam memasuki dapur lalu membantu mereka berdua untuk memasak makanan. Di tempat lain Noer bersiap untuk ke rumah Maryam dengan setelan jas hitam dan jelana bahan yang senada, rambut yang tertata rapih bahkan ketampanannya membuat kaum hawa jatuh hati pada pria itu.

_____TBC______

Assalammualaikum kembali update nih..
Sebelum mulai beraktifitas kembali😅..

Kalian tim siapa nih..
A. Rayhan Maryam
B. Noer Maryam

Jangan lupa vote and comment yah guys 😘😘 see you guys..

ISTIKHARAH CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang